36. Growing Things

554 72 118
                                    

1 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 tahun kemudian.

Masa kecil Venice layaknya seperti neraka. Bahkan waktu bermainnya harus di habiskan untuk belajar. Bocah berusia 6 tahun itu sibuk belajar matematika. Kali ini tangannya sibuk mengerjakan soal matematika kelas 4 sekolah dasar.

Vegas selalu mendidik Venice sangatlah keras. Sampai-sampai Pete sama sekali sudah tidak berhak atas hidup Venice. Namun pria cantik itu selalu diam-diam mengajari putranya. Sebab Vegas selalu memberikan soal yang sulit yang belum waktunya di tempuh oleh Venice.

"Coba kerjakan soal bangun ruang yang Daddy buat untukmu? Ketika jam pasirnya selesai, maka soalnya juga selesai di kerjakan." Ujar Vegas dingin.

"Baik, Daddy." Jawab Venice sopan.

Kali ini bocah laki-laki itu sibuk mengerjakan soal kelas 4 sekolah dasar. Sedangkan, dirinya masih kelas 1 sekolah dasar di semester 2 tahun ini.

Venice tengah mengerjakan soal dengan serius. Bahkan Vegas sibuk menyelesaikan laporan kantornya yang tertunda. Serta lokasi mereka sekarang berada di ruang baca.

Mata bocah laki-laki itu sibuk melirik kearah jam pasir. Hingga di soal terakhir dirinya tidak bis menjawab. Venice menjadi panik dan ketakutan.

Clik!

Jam pasirnya pun sudah selesai mengalirkan pasir. Bahkan Venice gagal mengerjakan satu soal rumus ruang bangun yang sulit.

"Seharusnya kau melebarkan telingamu untuk memahami peraturannya?" Ucap Vegas penuh amarah. "Percuma kau mengerjakan bila tidak bisa menyelesaikan semuanya."

"Daddy, maafkan aku." Iris mata Venice berkaca-kaca.

"Kata maaf tidak bisa mengembalikan waktuku yang berharga." Tekan Vegas pada putranya sendiri. "Sekarang berdiri di depan tembok!"

"Baik, Daddy." Venice hanya bisa patuh akam ucapan sang Ayah.

Bocah laki-laki itu pun patuh dan berdiri di depan tembok. Kali ini Vegas sedang mengambil tongkat rotan ukuran sedang. Vegas pun memukul kaki putranya dengan sangatlah kejam.

Bruk!!!

Bruk!! Srakkk!!

Brukk!!

Venice hanya bisa menahan rasa sakit di kakinya. Terlihat sekali ada rona merah di kaki mungil milik Venice. Bila saja Venice menangis ketika merasa kesakitan. Makan pukulan itu akan semakin panas dan sakit.

Bahkan Pete yang berada di depan pintu ruang baca. Dia hanya bisa berdoa semoga putranya baik-baik saja. Hingga akhirnya pintu ruangan itu terbuka.

"Urus anakmu di dalam sana?" Ucap Vegas terkesan dingin.

Pete menahan tangan kekar milik suaminya. "Kenapa kamu harus memukulnya?"

"Apa itu urusanmu?" Tekan Vegas dan berlalu.

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang