113. Bittersweet

340 23 17
                                    

Sore itu, Tay menyempatkan dirinya untuk pergi ke kantor milik suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu, Tay menyempatkan dirinya untuk pergi ke kantor milik suaminya. Sebab Time memerintahkan anak buahnya untuk membawa Nang Tantijibul ke ruangannya. Kali ini iris mata Tay sibuk melihat kearah foto-foto kedua anaknya di figura kecil di atas meja bufet.

Time memanglah pandai menutupi kebejatannya dari luar. Namun di dalamnya sangatlah tidak bermoral dengan menikah kembali tanpa seizin istri pertama.

"Apakah kau masih menemui bajingan itu?" Tanya Time pada Nang Tantijibul yang menatap kearahnya.

"Aku tidak pernah berniat mengundangnya." Jawab Tay yakin.

Rasanya Tay sangatlah muak bila sekarang ini dirinya selalu di awasi seperti kriminal. Bahkan soal Thang datang ke galeri seni bukanlah atas keinginan Tay sama sekali.

"Berhentilah berbohong padaku!" Tekan Time pada istrinya. "Bahkan ucapanmu itu tidak bisa di pegang. Sebab aku lebih percaya akan ucapan Tem di bandingkan dirimu."

"Tem?" Tay tidak percaya ini.

"Iya, kau ingin mengatakan apa?" Pria angkuh itu tersulit emosi.

Hati Tay hancur ketika dirinya di banding-bandingkan dengan seorang pelakor. Air matanya pun menetes tanpa dirinya sadari. Serta dadanya terasa begitu sesak dan ingin meledak.

"Kamu sangat mencintainya?" Tanya Tay pada prianya. "Lalu, bagaimana denganku? Aku bukan cintamu lagi?"

Time juga tidak munafik bila dirinya juga masih mencintai Tay. "Bukan begitu." Nang Tantijibul meremas kuat kedua tangannya di atas pahanya dan Time bersuara. "Tay, akan aku jelaskan semuanya."

"Menjelaskan tentang apa?" Tay menatap luka kearah Time. "Bahkan kamu lebih percaya dia di bandingkan denganku. Saat ini, aku tidak bisa membayangkan bila kedua anakku mengetahui kebejatan Ayahnya."

Entah tapi Time memanglah angkuh dan dia pun berusaha bersikap egois. Parahnya lagi bersikap playing victim pada Tay. Padahal sudah jelas-jelas Time yang telah merusak segalanya. Namun dengan segela keangkuhannya untuk memaksa Tay menarik kembali ucapannya.

"Di situasi ini aku tidak 100% bersalah. Sebab kau juga berselingkuh dengan bajingan itu." Tekan Time pada Nang Tantijibul.

Tay pun berusaha untuk menguatkan dirinya. Namun hasilnya dirinya juga ikut meledak.

"Lalu, apakah aku harus tetap menderita karena meratapi rumah tanggaku?!" Amarah Tay pada suaminya. "Sedangkan, kamu sibuk menafkahi jalang lainnya di luar sana."

"CUKUP HENTIKAN?!!" Teriak Time penuh akan emosi.

Pria cantik itu pun menyekat air matanya yang membasahi pipi. Lalu dirinya pun berucap sesuatu pada suaminya.

"Ingatlah satu hal." Kata Tay pada pria yang memberikan rasa manis pahit di dalam hatinya itu. "Bila doa istri sah bukanlah hal yang bisa dipermainkan."

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang