80. In Count

339 54 79
                                    

"Nang Tantijibul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nang Tantijibul..."

"Iya, aku akan pergi berbelanja." Kata Tay pada pelayannya.

Bahkan sudah berselang 2 minggu setelah pernikahan Time dan Tem berlangsung di Taiwan. Kali ini Tay terlihat belum menyadari dengan apa yang lakukan oleh suaminya. Sebab dirinya sibuk mengurus kedua buah hatinya.

Tay terlalu berpikir positif untuk menjalani rumah tangga. Namun dirinya tidak sadar bila perlahan-lahan tengah terluka.

Sementara dirinya harus pergi ke supermarket untuk berbelanja bulanan. Walaupun Time jarang sekali singgah kerumah untuk sekedar menetap sementara melihat anak-anaknya. Tapi anehnya pria culas itu selalu memenuhi kebutuhan belanja dan semacamnya.

Tay berjalan memasuki mobilnya, bahkan kali ini suasana hatinya terasa begitu sedih seperti merasakan sesuatu yang menyakitkan. Namun dirinya sibuk berpikir positif. Lalu iris matanya melihat kearah cincin pernikahannya dengan suaminya.

"Nang Tantijibul, apa kita akan pergi ke supermarket dulu atau ke toko kue?" Tanya salah pengawal pada Tay.

"Supermarket."

Pengawal itu pun mengangguk. "Baiklah, Nang Tantijibul."

Tak berselang lama, Tay telah sampai di supermarket. Bahkan mobil mewahnya berada di parkiran basement. Kakinya pun melangkah menuju pintu supermarket.

Kali ini dirinya memilih untuk pergi sendiri. Sekali lagi. Pria cantik itu tidak ingin dirinya terlihat mencolok di mata pengunjung supermarket besar di kota Bangkok.

Iris mata Tay sibuk melihat beberapa kearah rak tisu. Disana dirinya membeli tisu dapur, tisu pembersih, dan tisu toilet di dalam troli. Tidak lupa dengan beberapa kebutuhan lainnya. Setelah itu berjalan kearah bumbu dapur. Jemari lentik Tay mengambil margarin rendah kalori dan bumbu pasta. Serta beberapa bumbu dapur untuk mengisi lemari bumbunya di rumah.

Tidak lupa juga. Pria cantik itu mengambil oat untuk makanan dietnya. Bahkan Sam juga mulai suka olahan oat. Lalu membeli beberapa camilan sehat dan minuman susu. Tapi kali ini Tay tidak mau membeli mie instan karena itu tidak baik untuk gizi.

Hingga akhirnya kaki jenjangnya menuju kearah sayuran. Disana dirinya tidak sengaja berjumpa dengan seseorang yang cukup familiar. Tay berusaha acuh dan membeli beberapa sayuran.

Kemudian, pria berbadan tegap itu menoleh dan melihat kearah Tay dan menyapanya.

"Hei! Bagaimana kabarmu?" Tanya Thang pada Tay.

Pria cantik itu melihat kearah pria bernama Thang Warodom Khemmonta. Seseorang yang pernah ada di hatinya sewaktu sekolah dulu.

"B-baik." Jawab Tay gugup.

Pria cantik itu masih terpukau dengan Thang. Sebab pria di hadapannya ini tidak banyak berubah. "Aku dengar bila kau sudah menikah."

"Iya, lalu dari mana kamu tahu?"

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang