42. Morning Sun

540 68 67
                                    

Kanchanaburi, Thailand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanchanaburi, Thailand.

Matahari pagi yang begitu indah muncul dari arah timur. Bahkan udara hari ini sangatlah dingin karena di kelilingi pegunungan. Sepasang Ibu dan anak itu pun harus memakai baju hangat untuk menghindari hawa dingin.

Mata tajam milik Venice pun berbinar ketika melihat seekor gajah yang berkunjung ke hotel. Semua turis lokal maupun mancanegara sibuk mengamati gajah besar itu.

"Venice, lihatlah di sana ada gajah?" Ujar Nang Minor pada putra kecilnya, bahkan bocah kecil itu hanya tersenyum.

"Gajahnya besar." Jawab Venice singkat, bahkan belalai gajah itu sangatlah panjang dan ini pertama kalinya Venice melihat gajah dengan jarak yang dekat.

"Sini biar Mommy kuncir rambutmu?" Titah Pete pada putranya yang memiliki rambut yang cukup panjang.

"He'em.. Baiklah." Jawab Venice.

Pria cantik itu pun segera membawa putranya berada di sisi teras yang sedikit jauh dari jangakauan gajah. Jemari lentik Pete sibuk mengikat rambut putranya dengan style Man bun hairstyle.

Rambut hitam milik Venice selalu tumbuh dengan sangat cepat. Bahkan kali ini Pete sungguh tidak memiliki waktu untuk memotong surai putranya.

"Mau melihat gajah lagi?" Tawar Pete pada putranya.

"Nic, ingin sentuh belalainya." Jawab bocah laki-laki itu bersemangat.

Pada akhirnya pawang gajah pun segera meraihkan tangan Venice untuk menyentuh gajah. Bahkan bocah laki-laki itu tersenyum dan berlari memeluk tubuh Ibunya.

Setelah asyik bermain dengan gajah-gajah liar yang mengunjungi hotel. Tepat pada pukul 08. 02 waktunya untuk semua orang pergi menikmati sarapan pagi. Bahkan semua hidangan sudah tersaji di atas meja makan.

"Minum teh hangat dulu, nak?" Ucap Pete pada putranya.

Bocah laki-laki pun patuh dan meminum sedikit teh hangat yang di berikan Ibunya. Lalu iris matanya pun melihat menu sarapan yang cukup simple. Di atas meja itu terdapat sosis, telur mata sapi, umbi-umbian, buah-buahan, pha thai, dan khao pad.

"Aku mau makan ubinya." Kata Venice pada Ibunya pelan. "Rasanya enak."

"Venice, suka ubinya." Ujar Pete dan ingin mencoba ubi yang di makan oleh putranya.

Setelah itu Pete sibuk menyiapkan Khao pad di piring milik putranya. Tidak lupa pria cantik itu juga merasakan Pha thai yang terasa tidak cocok di lidahnya dan putra kecilnya.

"Aku tidak mau Pha thai. Soalnya Nic hanya ingin makan Khao pad dengan telur dan sosis." Ucap Venice pada Ibunya.

Bocah laki-laki itu pun menikmati sarapan paginya dengan sangat lahap. Lalu iris matanya melihat kearah air yang terdapat barisan ikan yang berenang di tempat. Pete hanya bisa tersenyum melihat putranya bisa tertawa dengan begitu senang.

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang