99. Welcome Home, Son

521 58 23
                                    

Malam ini terasa sangatlah mencekam dan penuh kekhawatiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini terasa sangatlah mencekam dan penuh kekhawatiran. Wristband di dalam ruang operasi dan di tangani dengan begitu cepat. Darah segar terus mengalir dari kepalanya. Kali ini awak medis berusaha mengusahakan yang terbaik.

Seorang asisten dokter pun segera memberikan beberapa alat medis untuk dokter kepala. Bahkan dokter senior itu pun segera menghentikan pendarahan di kepala Wristband.

Luka-luka pasca kecelakaan yang baru saja terjadi pada Wristband cukup serius. Sebab pemuda ini terpental dua kali dan menghantam aspal yang cukup keras.

"Ambilkan aku kain kasa untuk menekan darahnya keluar?" Titah sang dokter.

"Baik, Dokter kepala." Ucap salah seorang suster.

Darah seger pun muncrat dan hampir mengenai mata dokter senior tersebut. Dengan ketelitian yang begitu waspada agar tidak berdampak fatal. Dokter senior itu pun segera menekan pembuluh darah yang sedikit terluka karena hantaman.

Kecelakaan seperti ini pasti yang selalu di fokuskan luka di bagian kepala. Bila saja darah tidak di hentikan dengan cepat. Sudah di pastikan jangka hidup pasien akan sedikit karena terjadinya pendarahan di dalam otak yang memiliki kerawanan yang fatal.

"Arteri clip 3 cm." Ucap sang Dokter.

"Baik, Dokter kepala." Kata suster dan memberikan gunting pembuluh darah yang khusus.

Berkali-kali darah terus masuk ke dalam tubuh Wristband. Sebab akan fatal bila pemuda itu kekurangan darah ketika pendarahan yang baru saja di lewati. Ketika bagian kepala sudah di tangani dengan teliti.

Kali ini sudah waktunya untuk mengoperasi luka cedera di kaki milik Wristband. Bahkan luka-luka kecil sudah di jahit dengan sempurna.

"Bagaimana dengan tekanan darahnya?" Tanya sang Dokter.

"Tekanan darahnya sudah kembali stabil." Ucap seorang suster kepala.

"Syukurlah. Terus awasi alur nafas dan tekanan darahnya. Sebab pasien sedang mengalami shock." Ingat sang Dokter senior.

Kali ini Dokter itu pun segera mengambil sebuah pisau kecil itu membuka kaki milik Wristband. Bahkan kaca mata optik khusus operasinya fokus melihat kearah luka. Di dalam kaki Wristband terdapat retakan dan ada serpihan tulang.

"Dokter, ini pen platinanya." Ucap seorang asisten dokter.

"Baik."

Kedua tangannya sangatlah cepat ketika memasangkan pen platinan pada patah tulang spiral di kaki kiri milik Wristband. Operasi besar di lakukan dengan begitu serius ketika pasien hampir di ambang kematian. Hingga akhirnya operasi pun berakhir dan Dokter senior itu pun undur diri

Venice yang melihat dokter keluar dari ruang operasi pun membuat dirinya mendekat.

"Bagaimana dengan keadaan saudaraku?" Tanya Venice pada sang dokter.

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang