92. Funeral Or Loss News

417 40 39
                                    

"Hei, menyingkir dari jalan ada seseorang yang lewat dengan pakaian kerennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, menyingkir dari jalan ada seseorang yang lewat dengan pakaian kerennya." Ucap salah satu pemabuk ketika melihat Wristband.

Suasana Khaosan Road kali ini sangatlah ramai dengan suara club malam dan orang-orang pemabuk di pinggir jalan. Kali ini konyolnya Wristband belum memiliki KTP untuk membuatnya mengecek club malam. Walaupun seperti itu juga tidak mungkin bila Venice berada di club dengan usia di bawah umur.

Venice sama sekali bila dirinya tidak mengetahui ketika Wristband mencarinya. Namun kali ini dirinya pergi kesalah satu gang di Khaosan Road untuk berhutang. Kali ini pemuda itu mengenal sang lintah darat di kawasan Khaosan Road.

"Bila kau butuh uang di tempatmu yang baru. Hubungi saja salah satu pemimpin imigran gelap. Ada beberapa uang yang akan membantumu." Ucap si lintah darat pada Venice.

"Baiklah, aku akan mengembalikannya ketika masalahku telah selesai." Kata Venice di awal.

"Tentu saja. Bahkan aku tidak mengira bila anak seorang yang berpengaruh di Thailand berhutang padaku." Celetuk sang lintah darah sambil tersenyum kecut.

Venice pun mengangguk. "Baik, uangnya aku bawa."

Kali ini Venice merasakan tubuhnya terasakan sakit di lukanya.

Lalu dia menyembunyikan uangnya di saku hoddie hitamnya. Suasana Khaosan Road sangat ramai dan dirinya memilih untuk menepi ke tempat lain. Kali ini kepalanya terasa pusing pasca operasinya. Sedangkan, Wristband sibuk mencari dan mengkhawatirkan dirinya.

"Bangsat! Bagaimana bila dia mati di jalan dengan keadaan seperti ini?" Monolog Wristband frustasi.

Pria berbadan bongsor itu pun masih melanjutkan langkahnya mencari sepupunya.

Venice sibuk menghisap rokoknya dan melanjutkan jalannya untuk meninggalkan kerumunan. Hingga akhirnya dirinya memutuskan pergi ke taman di dekat lingkungan Khaosan Road. Rasanya tubuhnya seperti di cabik-cabik.

Tak berselang lama, Wristband berhasi menemukan Venice. Untung saja sepupunya tidak mati di jalan kali ini.

"Hei, kau datang mencariku?" Tanya Venice sambil tersenyum.

"Ya, aku pikir kau mati di jalan tadi." Jawab Wristband dan duduk di samping Venice yang terduduk lemas.

"Apa kau punya rokok sebatang untuk diriku?" Venice melihat kearah sepupunya yang memandangnya tajam.

"Kau ingin mati dengan paru-paru penuh asap." Kesal Wristband.

"Sialan!" Umpat Venice sambil tersenyum kecut.

Hingga akhirnya Wristband pasrah dan memberikan rokoknya pada Venice. Lalu dirinya pun menyalahkan pemantik untuk membakar sumbunya.

Kali ini Wristband dan Venice duduk bersantai di kursi taman tanpa ponsel.

"Fuck! Aku tidak membawa ponsel kali ini." Wristband cukup terkejut.

Venice hanya terdiam sejenak. "Kita tinggalkan ponsel kita. Mungkin aku akan menghubungi Pat melalui telepon umum."

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang