Venice tidak sadarkan diri selama 5 hari dengan kondisi tangan yang terluka. Bahkan tubuhnya penuh akan bekas cambukan yang di balut oleh kain kasa. Namun saat ini keadaannya terlihat membaik ketika dirinya bisa membuka matanya.
"Khun Venice, mau minum air putih terlebih dahulu, hmm?"
"Mom... S-sakitt..!"
"Ada di bagian mana yang sakit?" Tanya Pete dengan mata berkaca-kaca.
"Hah... Setiap hari aku melihat malaikat kematian..."
"Hustt... Khun Venice, tidak boleh mengatakan hal seperti itu lagi." Ucap Pete sambil mengelus lembut langan putranya.
Walaupun Venice sudah membuka matanya. Namun kesadarannya belum sepenuhnya membaik. Kerap kali Venice akan melanturkan sesuatu yang aneh. Pete selalu sabar untuk mengurus putra kecilnya yang sedang sakit keras. Parahnya lagi kedua tangan Venice sedang sakit parah.
Dokter Top juga ambil andil untuk proses mengobatan Venice. Bahkan dia mengatakan bila kedua tangan Venice tidak akan mungkin bisa memainkan anak musik sebagus dulu. Sebab sendi-sendinya mengalami kondisi tangan statis.
Kali ini Venice hanya bisa berbaring di atas ranjang rumah sakit miliknya kinh size. Biasanya Nang Minor menemani buah hatinya di sampingnya. Sebab Tuan muda Minor keras mengigau. Karena pasca operasi di bagian kepalanya membuatnya sedikit kacau. Tapi dia ingat dengan Ibu dan keluarganya.
Tak berselang lama, Macau pun datang membawakan bunga Ranunculus beserta 1 box kecil Chocolate cornets dan buah peach. Bahkan pria tampan itu senang melihat keponakannya telah sadar.
"Phi Pete, ini bunga Ranunculus pesananmu?" Kata Macau pada kakak iparnya.
"Iya, terima kasih." Jawab Pete sambil meraih bunga warna kuning itu di tangan sang adik.
Venice hanya terdiam dan merasakan pusing di bagian kepalanya. Bahkan tubuhnya masih terdapat beberapa alat medis pelengkap lainnya.
Hingga akhirnya Vegas pun berkunjung setelah selesai menghadiri rapat. Bahkan kali ini pria kejam itu membawa Knocker bersamanya. Semua ini atas usulan Nop yang mengetahui bila Tuan mudanya punya peliharaan kecil. Venice hanya bisa terdiam ketika melihat sang Ayah.
Kucing kecil bernama Knocker itu terlihat bersemangat ketika melihat Venice. Namun pemuda itu masih belum menempatkan emosinya dengan baik.
"Bagaimana keadaanmu, Nak?" Tanya Vegas pada putranya.
Iris mata Venice fokus melihat kearah Knocker yang bermain di sampinganya dengan semangat. Lalu pemuda itu pun melihat sekilas kearah sang Ayah dan mengingat beberapa kejadian buruk di kepalanya.
"M-mom... Jendelanya sangat terang.." Ucap Venice pelan.
Pete menaruh bunganya di samping vas di meja bufet. "Baik, Mommy akan tutup separuh gordennya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Young Master [END]
Fanfiction#Disclaimer Prekuel dari seri WHY [Dear Young Master] Sebuah kisah seorang Tuan muda yang kehilangan masa kecilnya, dia selalu bekerja keras untuk melampaui Ayahnya. Air mata, darah, dan rasa lelahnya. Sudah ia pertaruhkan semuanya untuk mencari art...