76. Seconds, Minutes, Hours

344 55 77
                                    

"Astaga!! Cepat periksa anak perempuan itu dengan segera! Bibi Hom menyingkirlah dari samping Tesanee!" Ucap Nang Minor ketika mendapati pelayan putranya jatuh bersimbah darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga!! Cepat periksa anak perempuan itu dengan segera! Bibi Hom menyingkirlah dari samping Tesanee!" Ucap Nang Minor ketika mendapati pelayan putranya jatuh bersimbah darah.

Kali ini Nop mendekat dan memeriksa denyut nadi Tesanee. Namun sayangnya gadis kecil itu telah meninggal dunia. Venice yang melihat keramaian di aula perjamuan hanya tersenyum. Bahkan Pete mendongak dan melihat putranya telah menjadi seorang iblis berdarah dingin.

Macau yang baru saja kembali dari kantor pun melihat seorang mayat di aula perjamuan. "Apa yang terjadi? Lalu bagaimana kondisinya masih hidup atau sudah mati?"

"Tesanee telah meninggal dunia." Jawab Nop pada Macau.

Kali ini Darren melihat kearah mayat Tesanee yang tidak bernyawa. Namun tidak di sangka bila iris mata bocah berusia 12 tahun itu melihat kalung safir di samping mayat Tesanee.

Lantas dia menujuk kearah samping Tesanee. "Paman, di samping Tesanee terdapat kalung yang Nang Minor cari."

Tak berselang lama, Vegas pun datang kearah aula perjamuan. Bahkan semua orang hanya bisa menjauh ketika melihat kepala Tesanee retak. Sebab aula perjamuan itu di lapisi oleh batu marmer yang keras. Jemari kekar Vegas pun mengambil kalung safir itu dan menutup mata Tesanee yang terbuka.

Kemudian pria kejam itu pun memberikan kalung safir itu pada Nang Minor yang terlihat shock. "Bereskan mayat ini dari aula perjamuan dan jangan biarkan ada sisa darah."

"Bawa aku pergi dari sini?" Kata Pete pada suaminya.

Pria kejam itu pun segera menahan tubuh istrinya. Bahkan iris mata Vegas melihat kearah jendela kamar Venice yang terbuka dan putranya terlihat baru saja pergi dari bibir jendela.

Tangan Pete pun terdapat bercak darah dari Tesanee. Bahkan dia ingat betapa mengerikannya senyuman putranya.

Kali ini Vegas pun terdiam sejenak ketika melihat kejadian hari ini. Lalu pria kejam itu pun membawa sebuah cambuk. Naluri keibuan Pete bangkit dan segera berlari kearah kamar putranya.

Bibi Hom yang ingin memberikan beberapa parfum untuk mandi pun terkejut melihat Nang Minor keluar dari kamar. "Nang Minor, anda ingin pergi kemana? Tangan anda masih harus di bersihkan dari bekas darah."

"Bibi Hom biarkan saja Nang Minor." Ingat Vegas pada pelayan setianya.

Lalu Pete pun segera memeluk tubuh putranya. Terlihat sekali bila Venice bingung melihat kelakuan Ibunya. Nang Minor menangis.

"Mom, ada apa dengan dirimu?" Tanya Venice pada Ibunya yang menangis dan tangannya penuh akan darah.

Pete pun menangis sejadi-jadinya. "Jangan menjadi Veniceku yang berbeda."

Sepasang Ibu dan anak itu pun duduk di atas karpet. Pete tersimpuh sambil memegang pipi tirus milik putranya. Bahkan Pete tidak ingin putranya menjadi seorang pembunuh.

Dear Young Master [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang