SURGA YANG KE DUA { On-going }

chapter 10

بسم الله الرحمن الرحيم

Setelah acara khitbah kemarin, Azzam selalu manjaga Kiya, padahal Azzam sudah melarang Kiya untuk tidak bekerja lagi, biar urusan kuliah dengan keseharian nya ia yang penuhi, tapi kiya menolak ajuan Azzam .

Pagi ini, Kiya dan Azzam berniat untuk memilih baju pengantin untuk mereka. " Aku ikut pilihan kamu Aya ."

" Bner mas Azzam ?." Berbinar Kiya

" Yes Aya ." Jawab Azzam dengan senyum hangat nya

Kiya memilih baju syar'i yang menurut nya ccok untuk mereka berdua. " Aya, mas minta kamu pilih baju dua yah, yg satu warna putih dan yang satu warna hitam ."

" Apa tidak satu saja mas Azzam ?."

" Warna putih itu untuk Akad Aya, dan yang hitam itu untuk sesudah akad, mas ngga mau kalo bukan selain warna hitam, Wallahi Aya mas ngga ikhlas ."

" Hahah iya iya mas Azzam ."

Beberapa jam mereka berkutik dengan baju yang sedang mereka pilih. Sedangkan di kantor, Kiya izin kepada Bu olive di karenakan tidak bisa mengikuti pekerjaan seperti biasa nya. " Kemana si buruk rupa itu mah ?." Tanya arsen terhadap mmah nya

" Jaga ucapan kamu itu Ar, dia wanita cantik ."

" Kata siapa dia berwajah cantik ?, Dia menutupi muka nya itu karna dia jelek ."

" Ah sudah lah, makanya belajar agama biar tau ."

" Ngga usah bawa bawa agama deh mah ."

" Apa si buruk rupa itu sudah berhenti kerja mah ?."

" Tidak, dia masih bekerja di kantor kita ."

" So, kenapa dia tidak bekerja ?."

" Dia lagi fighting baju sama calon nya ."

" Oh, haa?!." Kaget sekaligus tidak percaya dengan ucapan mamah nya

" Hahaha yang benar saja mamah nih, laki laki mana yang mau sama si buruk rupa itu ?." Ucap arsen dengan senyum bibir miring meremehkan

" Yeah kamu aja kalah Ar ganteng nya ."

" Helehh, palingan tuh jelek laki laki nya makanya dia juga mau menerima laki laki yang mau menikahinya ."

" Padahal mamah mau dia jadi istri kedua kamu Ar ." Ucap olive dengan senyum crazy nya

" Jangan ngaco deh mah, Ar tidak mau, lagi pun Ar sama sekali tidak mencintai nya, mau cinta dari mana wajah nya saja tidak kelihatan ."

" Ya makanya sayang, halalin dulu baru kamu bisa melihat kecantikan nya ."

" Udah lah mah, Ar tidak mau hianatin istri Ar ."