"Fokus bro, fokus!"
Jeongguk menghela nafas lelah. Sudah beberapa kali ia dengar kata-kata itu untuknya. Bukan dari Mingyu saja tetapi dari rekan-rekan setimnya dari JGTV.
"Lo dari tadi ngeliatin tribun mulu. Ada yang lo cari?" Selidik Mingyu yang baru saja menangkap basah Jeongguk melihat ke arah tribun penonton.
"Engga ada." Jawab Jeongguk berbohong. Ia tidak bisa mengatakan bahwa ia sedang mencari keberadaan Taehyung. Tidak ada yang tahu hubungannya dengan Taehyung di JGTV. Dan ia akan tetap mempertahankan seperti itu sampai Taehyung selesai PPL di JGTV.
Malam itu Taehyung memang mengatakan akan berusaha untuk datang bukan pasti akan datang. Ia juga baru tahu dari Mingyu pagi tadi kalau Taehyung masih bertugas di bawah pengawasan Cha Eunwoo.
Padahal ini adalah hari di mana mereka bisa bertemu tanpa disengaja. Jeongguk tidak tahu kapan lagi bisa bertemu dengan Taehyung. Jujur, ia merindukan lelaki itu.
Setelah pulang dari Bukit Bintang tiga hari yang lalu, Jeongguk memantapkan diri bahwa ia memiliki perasaan untuk Taehyung. Ia sadar jika keberadaan lelaki itu sangatlah penting baginya. Tapi untuk saat ini ia masih belum bisa menarik garis yang tepat untuk lelaki itu. Ia tidak mau kalau Taehyung sampai harus terkena masalah karenanya selama PPL di JGTV. Meskipun ia bisa melindunginya tapi tetap saja tersandung masalah saat sudah melakukan pekerjaan dengan baik itu tidaklah menyenangkan. Lagipula tinggal sebentar lagi sampai Taehyung selesai melaksanakan PPLnya.
Sampai batas istirahat babak pertama selesai, Jeongguk masih belum melihat Taehyung di tribun penonton. Apa dia gak akan datang?
Beberapa menit setelah peluit berbunyi tanda babak kedua dimulai, suasana makin memanas di lapangan karena skor yang seimbang. Dengan sekuat tenaga Jeongguk berusaha untuk fokus dan ingin mengabaikan mengenai pemikiraannya untuk melihat Taehyung di tribun penonton sampai—
"PAK JEONGGUK! FIGHTING! FIGHTING! FIGHTING!"
Jeongguk menoleh sebentar saat mendengar teriakan itu dan ia langsung dihadiahi oleh lambaian tangan Taehyung sambil memperlihatkan senyum manisnya.
Seakan ada sihir dari perkataan Taehyung, Jeongguk yang sedang mengejar bola menjadi penuh semangat. Ia ingat malam itu Taehyung bilang bahwa ia pasti keren saat main bola, maka dari itu ia akan menunjukkan sisi seriusnya saat sedang bermain sepak bola.
"ALE ALE ALE PAK JEONGGUK! ALE ALE ALE!"
Suara Taehyung terdengar makin keras saat posisi Jeongguk berada di dekat gawang, dan—
"GOOOOOL! YEEEE PAK JEONGGUK!"
Astaga, Jeongguk melirik sekilas ke arah tribun penonton, di sana Taehyung berdiri sambil bertepuk tangan setelah melihat Jeongguk mencetak sebuah gol
Pertandingan berlangsung semakin sengit. Berkali-kali dari kedua belah pihak saling berusaha untuk mencetak gol tapi pertahanan masing-masing tak kalah kuat. Sampai saat wasit meniup peluit pertanda berakhirnya pertandingan, penonton bersorak untuk kememangan JGTV 2:1 atas JGPost.
Seusai pertandingan, mereka saling berjabat tangan dan mengucapkan selamat untuk JGTV. Ini adalah pertandingan untuk senang-senang dan mempererat persaudaraan antara JGTV dan JGPost.
"Bro, keren." Puji Mingyu pada Jeongguk yang duduk di tepi lapangan. "Ternyata lo nyembunyiin kemampuan lo untuk babak terakhir, ya?
"Yah, kalau lo nganggapnya kaya gitu."
Mingyu tidak mengerti apa yang dimaksud Jeongguk sehingga ia hanya mengangguk saja. "Bro, gua mau ambil minum, lo mau sekalian gua bawain?"
Belum Jeongguk menjawab, ia mendengar lebih dulu teriakan dari arah tribun penonton membuatnya menghela nafas. Lalu ia melambaikan tangan pada Mingyu tanda ia menolak untuk dibawakan minum sehingga Mingyu dengan cepat menuju ke tribun penonton di mana minuman sudah disediakan.
"Pak Jeongguk~"
Jeongguk menoleh ke arah sumber suara. Im Yoona berlari kecil menuju tepi lapangan sembari membawa sebotol air minum dan handuk kecil.
"Ini pak, silahkan." Kata Yoona sambil menyerahkan sebotol air mineral dan sebuah handuk yang ia bawa kepada Jeongguk.
"Thanks. Tapi kamu gak perlu repot repot seperti ini."
"Saya gak pernah merasa direpotkan oleh bapak."
Jeongguk tak menjawab perkataan Yoona. Ia menaruh botol minum itu ke sampingnya dan handuk ke pangkuannya.
"Bro," Mingyu kembali lagi menemui Jeongguk setelah mengambil sebotol air mineral. Ia duduk sambil meluruskan kakinya di tepi lapangan bersama Jeongguk. "Nih buat lo." Sambungnya lagi sambil menyerahkan sebotol air mineral yang berbeda merek dengan Mingyu serta sebuah handuk kecil.
"Dari siapa?" Tanya Jeongguk setengah berbisik pada Mingyu. Karena tidak mungkin lelaki itu yang membawanya. Jeongguk sudah hafal jika ada pertandingan Mingyu hanya akan membawa ponsel dan dompetnya saja.
"Kim Taehyung. Lo tau kan? Anak yang jadi ketua PPL sekarang."
"Kenapa dia gak ngasih langsung?"
"Bro, tadi gua ketemu dia yang hampir nabrak gua. Terus dia bilang ini buat Kak Mingyu. Tapi gua yakin itu bukan buat gua." Jelas Mingyu panjang lebar. Lalu ia sedikit memelankan suaranya. "Tadi dia kayaknya mau nyamperin lo tapi ternyata ada—"
"Kenapa ngeliatin gua kaya gitu?"
"PD banget lo Yoona."
"Gua tau gua cantik, tapi gua gak tertarik sama lo."
"Idih, siapa juga yang mau sama lo."
Jeongguk tidak mendengarkan lagi perdebatan antara Mingyu dan Yoona. Ia menengok ke arah tribun penonton mencari keberadaan Taehyung. Setelah menemukannya, ia tersenyum sambil mengangkat botol air mineral yang Taehyung berikan dan mengucapakan terima kasih dengan gerakan bibirnya tanpa bersuara.
Kemudian Jeongguk meminum air mineral yang Taehyung berikan dan mengelap keringat yang ada di wajahnya dengan handuk yang Taehyung berikan pula.
Jeongguk tidak tahu apa yang Mingyu bicarakan dengan Yoona, tapi Mingyu berhasil membuat Yoona keluar dari stadion entah hendak ke mana Jeongguk tak peduli.
"Bro, lo nungguin dia kan tadi?" Mingyu menambahkannya dengan mengangkat dagunya untuk menunjuk anak-anak PPL yang masih duduk di tribun penonton. Sepertinya mereka sedang membicarakan sesuatu.
"Siapa?"
"Kim Taehyung." Melihat Jeongguk yang tidak bereaksi apapun membuat Mingyu menguatkan perkataannya bahwa itu benar. "Jadi bener ya anak itu nangis kemarin gara-gara lo?"
"Yah, lo bener. Gua brengsek, ya?"
"Gua gak tau apa masalahnya karena Jimin gak bilang penyebabnya, tapi bro, dia masih punya waktu 13 hari lagi di sini."
"Gua tau. Makanya gua belum kasih dia kepastian."
"Kasian anjir, anak orang lo mainin!" Sebuah tabokan berhasil mendarat di punggung Jeongguk. Untung saja saat ini adalah waktu bebas dan tidak mementingan hubungan antara atasan dan bawahan. Jika tidak, pasti Mingyu sudah diberikan Surat Peringatan karena tidak sopan dengan bosnya sendiri meskipun mereka teman dekat.
"Ya gua harus gimana? Lo kan tau sendiri kita ada peraturan buat gak punya hubungan asmara sama anak-anak PPL."
"Tapi lo udah terlanjur punya hubungan sama itu anak."
"Gua bakalan berhati-hati buat beberapa hari ke depan. Gua gak mau dia kesusahan gara-gara gua nanti."
Mingyu mengangguk-anggukan kepalanya. Ia menepuk-nepuk bahu Jeongguk sebagai tanda memberikan semangat pada pria itu. Ia tak tahu bagaimana hubungan Jeongguk dengan Taehyung tapi yang pasti setahunya Jeongguk tidak akan mempermainkan orang lain apalagi masalah hati. Biarlah itu menjadi rahasia bagi mereka berdua. Mingyu hanya akan mendukungnya dari belakang dan memberikan saran jika dibutuhkan.
Memang ya, percintaan orang bisa saja membuat pusing orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch You || KookV ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Lihat saja, Taehyung akan membuat Jeongguk meliriknya dalam waktu 7 hari. +kookv. ©gukienuna, 2023.