"AAAAAAA KAK JEONGGUK KEREN BANGET!" Teriak Taehyung ketika tribun penonton mulai sepi. Ia berharap bahwa teriakannya bisa sampai ke tepian lapangan sana di mana para pemain sedang duduk sambil beristirahat.
"Jangan bikin malu anjng!" Jimin menabok punggung Taehyung supaya lelaki itu tak mengatakan hal macam-macam lagi. Ia dan juga ketiga lainnya sudah cukup malu akibat ulah Taehyung selama pertandingan babak kedua.
"Ah, tapi kak jeongguk kan—"
"Sssssstttt, jaga panggilan." Jimin membekap mulut Taehyunh dengan telapak tangan kirinya. Ia takut jika nanti ada yang mendengar Taehyung memanggil Jeongguk dengan sebutan kak akan ada yang protes lagi seperti Im Yoona yang Taehyung ceritakan tempo hari lalu.
"Oke, oke." Taehyung berusaha menjawab meski hanya terdengar seperti bisikan.
"Tapi gila ya, Taehyung emang gak punya malu." Komentar Nayeon pada Taehyung yang tengah menghela nafas setelah bekapan pada mulutnya Jimin lepaskan.
"Taehyung tadi yang teriak, gua yang malu." Tambah Lisa. "Ale ale apaan lagi anjir."
Taehyung hanya memberikan cengiran bodohnya. Tadi ia benar-benar hanya mengikuti apa yang diinginkan hatinya. Lagipula sesuai perkataan Jimin, ia menjaga panggilannya tadi untuk tidak menyebut Kak Jeongguk.
"Balik yuk!" Ajak Hoseok yang duduk di paling ujung dari mereka berlima. "Jangan bilang lo mau nungguin Pak Jeongguk?"
"Pengennya. Tapi segini aja gua udah seneng kok. Apalagi dia udah nerima botol dan handuk dari gua." Meskipun ia tidak memberikannya langsung.
Taehyung tidak menyangka jika ia akan melihat Yoona memberikan botol minum dan handuk kepada Jeongguk. Ia yang hendak kembali ke tribun penonton hampir saja menabrak Mingyu dan jadi memberikan apa yang dibawanya pada Mingyu sebagai pelampiasan kekesalannya. Namun ia tidak tahu bahwa Mingyu akan memberikannya pada Jeongguk. Mungkin ia akan mengucapkan terima kasih pada kakak pamongnya nanti.
"Yaudah yuk balik." Taehyung menyetujui ajakan Hoseok membuat yang lainnya ikut mengangguk. Mereka turun dari tribun penonton dan berjalan menuju pintu keluar stadion dengan bertukar canda dan tawa sampai tiba-tiba mereka dicegat oleh seseorang.
"Tunggu sebentar! Gua ada perlu sama lo." Kata Yoona yang ternyata mencegat mereka. Tepatnya mencegat Kim Taehyung.
Yang lain sama berpandangan sembari menimang-nimang perkataan Yoona. Lantas ia melihat pada Taehyung yang memberikan anggukan pada mereka dengan seutas senyum membuat mereka berjalan lebih dulu dan meninggalkan Taehyung dengan Yoona.
"Apa yang kakak perlukan dari saya?"
"Yang sopan ya kamu."
"Maaf bu." Taehyung sedikit membungkukkan tubuhnya seraya meminta maaf.
"Saya bukan ibu-ibu."
Astaga. Apa sebenarnya mau wanita di depannya ini? Sabar, sabar, Taehyung terus mengatakan kata itu di dalam hatinya.
"Sudahlah itu gak penting. Gua cuma pengen lo jauhin pak direktur."
"Kenapa Kak Yoona meminta saya seperti itu?"
"Karena gua gak suka liat lo deket sama pak direktur."
"Tapi—"
"Gak ada tapi. Kalau lo pengen PPL lo lancar, lo cukup jauhin pak direktur."
Taehyung diam sejenak seraya memikirkan permintaan Yoona. Lalu ia mengangguk setelah mempertimbangkan beberapa hal. "Baiklah."
"Nah bagus. Anak pintar." Setelah Yoona mengatakan itu ia pergi meninggalkan Taehyung seorang diri di depan pintu keluar stadion.
Taehyung mengendikkan bahu setelah memikirkan kembali kata-kata Yoona. Lalu ia meneruskan langkahnya untuk menuju parkiran GOR. Dan saat ia sampai di parkiran, ia melihat teman-temanya sedang menunggunya.
"Kalian nungguin gua?"
"Jaga-jaga aja." Jawab Hoseok mewakili.
"Terima kasih." Lalu Taehyung menyadari sesuatu setelah mengedarkan pandangannya di parkiran. "Anjir gua gak bawa motor. Tadi kan gua bareng Kak Eunwoo ke sini."
Taehyung menghela nafas. Tadi ia buru-buru sekali datang sampai meminta Eunwoo untuk segera mengantarkanya setelah siaran tapping selesai tanpa mengingat bahwa ia juga membawa kendaraan sendiri.
"Ya udah kita bonceng bertiga aja." Usul Jimin sambil menunjuk dirinya, Hoseok juga Taehyung.
"Emang gak apa-apa?"
"Lagi juga deket kok. Gak ada cegatan deh gua rasa." Terang Hoseok. Lantas ia naik ke motornya dan menyalakan mesinnya. "Udah buru anjir."
Tanpa menimang-nimang apapun lagi Taehyung naik lebih dulu ke motor Hoseok lalu diikuti dengan Jimin. Setelah posisi dirasa nyaman, Hoseok melajukan motornya.
Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara klakson mobil membuat Hoseok agak menepi membiarkan mobil itu melaju di sampingnya. Dan setelah kaca mobil itu diturunkan mereka bisa melihat Jeongguk di dalamnya yang melambaikan tangan pada mereka.
"Aaaaaah!" Taehyung berteriak sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya. Dalam hati ia berharap agar Jeongguk cepat melewati mereka. Seakan permintaannya dikabulkan oleh semesta mobil Jeongguk melewati mereka membuat Taehyung bernafas lega. "Malu banget anjng!"
"Gua kira lo udah gak punya rasa malu lagi." Ucap Jimin.
Hoseok yang mendengar hanya tertawa. Lantas ia menambah kecepatan laju motornya agar tidak ada lagi dari karyawan JGTV yang melihat mereka. Untung saja dari stadion di GOR menuju kontrakan tidak terlalu jauh jadi hanya memakan waktu sebentar untuk sampai di kontrakan.
"Thanks, ya bro." Taehyung menepuk-nepuk bahu Hoseok setelah turun dari motor. "Besok pagi gua nebeng ya, motor gua masih di JGTV soalnya."
Hoseok mengangguk lalu ia meletakkan motornya ke dalam garasi karena mereka tidak akan keluar lagi malam ini. Sudah tidak ada pekerjaan dan jika untuk urusan makan jika mereka tidak memasak mereka akan makan di warung depan.
"Ngomong-ngomong tadi kalian bicara apa aja?" Tanya Jimin sambil merangkul Taehyung untuk masuk ke dalam kontrakan.
"Bukan hal penting. Dia cuma minta gua buat jauhin pak direktur."
"Hah? Jauhin siapa?" Nayeon yang berjalan di belakang mereka ikut bertanya.
"Pak direktur." Jawab Taehyung.
"Sini sini, duduk sini bentar." Pinta Jimin sambil menepuk-nepuk sofa yang ada di ruang tamu. Bukan hanya Taehyung tapi yang lainnya sama mendaratkan tubuhnya di sofa.
"Tadi kalian ngomongin itu?" Selidik Lisa lebih dulu. "Apa dia ada ngancem lo sesuatu, Tae?"
"Katanya kalau mau PPL gua lancar gua harus jauhin pak direktur."
"Astaga. Bilangin ke pak direktur bisa gak sih?"
"Bisa. Tapi gua gak mau ngerepotin dia."
"Terus lo mau gimana? Lo beneran mau nurutin permintaan sekretarisnya pak direktur itu?"
Taehyung tertawa menanggapi pertanyaan dari Nayeon membuat yang lain terdiam karena bingung. "Gua? Ngejauhin pak direktur? Yang bener aja!"
"Lo emang ya gak ada takut-takutnya." Kini giliran Hoseok yang berbicara.
"Takut sih dikit." Taehyung tertawa pelan mengundang dengusan sebal dari yang lain. "Bukan berarti gua mau terang-terangan deketin dia, gua akan cari cara agar bisa deket dia tanpa ketangkap basah sama si Yoona itu."
"Benar, cinta itu harus diperjuangkan selama masih belum ada status."
"Gas aja gak sih? Hahahaha."
"Gas lah anjir!" Ucap yang lainnya bersamaan sebagai bentuk dukungannya pada Taehyung.
Mereka tahu Taehyung gila, tapi mereka juga tahu bahwa Taehyung masih bisa lebih gila dari ini. Tinggal tunggu saja apa yang akan ia lakukan. Yang lain hanya bisa berdoa dan mendukung Taehyung dari belakang.
Semuanya ada di tangan Taehyung, ngomong-ngomong.
![](https://img.wattpad.com/cover/343892760-288-k48344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch You || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Lihat saja, Taehyung akan membuat Jeongguk meliriknya dalam waktu 7 hari. +kookv. ©gukienuna, 2023.