[21] "kenapa lo masih ngedeketin dia?!"

1.1K 129 3
                                    

Hari ini Taehyung berangkat ke JGTV pukul 4.30 pagi. Ia rencananya akan mengikuti siaran langsung dengan Kim Mingyu sebagai penanggung jawabnya. Ia akan ada briefing terlebih dahulu sebelum acara di mulai makanya berangkat pagi-pagi sekali.

Ini adalah pengalaman pertama Taehyung mengikuti siaran langsung dengan sebelumnya terfokus pada liputan di luar kantor. Ia sangat bersemangat saat tahu jadwalnya untuk mengikuti live broadcast.

Mingyu bilang Taehyung akan berperan sebagai seseorang yang mengambil video melalui kamera dari sudut pandang tertentu. Ia akan dipandu oleh operator yang berada di depan switcher video. Tugasnya sangat sederhana hanya untuk mengarahkan kameranya kepada MC melalui kamera 3. Ia akan menyoroti pergerakan yang dilakukan oleh MC selama acara berlangsung.

Acara itu akan di mulai pukul 5.30 pagi dan akan selesai pukul 6.30 pagi. Dengan mengundang seseorang yang memiliki pemahaman tinggi mengenai tema acara yang diusung.

Waktu berjalan cepat sampai tidak terasa acara pagi ini hanya tinggal penutupan saja oleh MC. Dan setelah acara selesai Taehyung bernafas lega karena selama syuting ia luar biasa berdebar. Antara bersemangat dan takut jika ia melakukan kesalahan.

"Terima kasih, Taehyung. Kamu bekerja dengan sangat baik." Kata Mingyu setelah menghampiri Taehyung yang tengah mematung di tempatnya. Masih tidak menyangka bahwa ia telah menjalani pekerjaannya sebagai kameramen dengan baik.

"Te—terima kasih, kak. Saya degdegan banget tadi." Jelas Taehyung sambil menarik dan menghembuskannya beberapa kali.

"Tapi kamu sudah melakukannya dengan sangat baik."

"Itu juga berkat arahan dari switcher."

Mingyu tersenyum sambil mengangguk. "Bisakah kamu ikut saya sebentar?"

"Baik kak."

Lalu Mingyu membawa Taehyung ke lantai 2 tempat di mana ruang kerja Mingyu berada. Ia mengambil sebuah map yang berisi beberapa kertas berbubuh tinta yang ada di atas meja dan menyerahkannya pada Taehyung. "Apa kamu bisa membantu saya?"

"Apa yang bisa saya bantu, kak?"

"Tolong mintakan tanda tangan pak direktur."

"Sekarang, kak?"

"Ya. Beliau sudah berada di ruangannya. Kamu tinggal mintakan tanda tangan saja. Saya masih ada urusan dengan tamu."

Taehyung mengangguk lalu mengambil map yang Mingyu berikan. "Baiklah kak, saya permisi dulu."

Setelah diangguki oleh Mingyu, Taehyung keluar dari ruang karyawan di lantai 2 dan menuju lift untuk naik ke lantai 3 di mana tempat direktur berada.

"Permisi, pak?" Taehyung mengetuk pintu ruang direktur dari luar beberapa kali tapi tak ada tanggapan dari dalam membuat ia curiga. Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Jeongguk.

Menengokkan kepalanya ke kanan dan kiri, Taehyung tidak melihat siapapun di sekitarnya. Ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan Jeongguk untuk memastikan apakah pria itu benar ada di dalam atau tidak.

Ah, ternyata Jeongguk sedang tidur. Pantas saja ia bergeming saat Taehyung mengetuk pintu tadi.

Sebenarnya Taehyung ingin keluar setelah memastikan keadaan Jeongguk. Tapi ia menjadi mematung sambil memperhatikan Jeongguk yang sedang tidur sambil menyandar pada kursinya.

"Kak Jeongguk memang ganteng banget." Kata Taehyung lirih. Ia tidak bisa sampai membangunkan Jeongguk yang sedang tidur. Siapa tahu Jeongguk belum mendapat istirahat yang cukup sedari kemarin.

Tapi bagaimana dengan dokumen yang Taehyung bawa? Apakah ia harus mengembalikannya pada Mingyu atau membangunkan Jeongguk?

Hah. Taehyung berjongkok di depan meja Jeongguk sambil menutupi wajahnya dengan map berwarna biru yang ia bawa.

"Sedang apa kamu di sini?!"

Taehyung yang kaget langsung berdiri dan mengarahkan tubuhnya pada seseorang yang berada di belakangnya. Sialan, Im Yoona sudah datang.

"Saya hanya ingin mengantarkan dokumen saja. Tapi ternyata pak direktur sedang tidur."

"Kalau kamu tahu, kenapa masih di sini?!"

"Ada apa?" Suara serak Jeongguk terdengar. Ia membuka kedua matanya dan menatap Taehyung dan Yoona bergantian.

"Maaf pak kalau saya membangunkan Anda. Tapi anak PPL ini berani sekali masuk ke ruangan bapak tanpa dipersilahkan."

"Bukan begitu, saya hanya—"

"Hanya apa?!"

Taehyung menghela nafas. Padahal ia ingin menjelaskan alasannya tapi Im Yoona malah memotong pembicaraannya.

Jeongguk yang melihat hubungan keduanya yang tidak baik cepat menegakkan tubuhnya. Ia memandang Taehyung yang terlihat tidak nyaman. "Saya akan mendengar penjelasan kamu, Taehyung."

Mendengar itu Taehyung berteriak senang dalam hati. Jeongguk membelanya. Ia menarik nafas lebih dulu sebelum berbicara. "Begini pak, Kak Mingyu meminta saya untuk menyerahkan dokumen ini dan meminta tanda tangan bapak. Kak Mingyu bilang Pak Jeongguk sudah ada di ruangan tapi saat saya mengetuk pintu gak ada respon dari dalam. Jadi saya masuk hanya ingin memastikan keadaan bapak saja."

Jeongguk diam beberapa saat sebelum mengangguki penjelasan Taehyung. "Baiklah kemarikan dokumennya!" Lalu Jeongguk mengalihkan pandangannya pada Yoona dan berbicara padanya. "Kamu bisa kembali melakukan pekerjaanmu Yoona."

"Baik pak." Dengan sangat berat hati Yoona keluar dari ruangan Jeongguk dan meninggalkan Jeongguk dengan Taehyung saja.

"Maaf pak kalau saya membangunkan bapak yang sedang tidur." Ucap Taehyung setelah menyerahkan map berisi dokumen yang dibawanya pada Jeongguk.

"Kak." Koreksi Jeongguk ditujukan pada panggilan Taehyung padanya.

"Ah, baik. Maaf kak."

"Gunakan itu saat hanya ada kita berdua saja."

"Baik kak." Taehyung tersenyum senang. Ia terus menatap Jeongguk yang tengah sibuk membaca dokumen yang ada di tangannya. Tidak lama dari itu, pria itu membubuhkan tanda tangannya pada bagian yang sudah disediakan. Lantas ia memberikan dokumennya lagi pada Taehyung.

"Berikan lagi pada Mingyu." Kata Jeongguk sambil meletakkan pulpen yang baru ia gunkan ke tempat alat tulisnya yang ada di pojok meja. "Lalu katakan padanya untuk segera membuat laporan selanjutnya."

"Baik kak. Akan saya sampaikan pada Kak Mingyu." Lantas Taehyung membungkukkan tubuhnya sebelum keluar dari ruangan Jeongguk.

Sesuai apa yang sudah Taehyung duga, Im Yoona berdiri menunggunya sambil menyilangkan lengannya di depan dada.

"Udah gua bilang kan kemarin. Kenapa lo masih ngedeketin dia?!" Yoona berucap pelan didekat telinga Taehyung.

"Kak Mingyu yang meminta saya untuk meminta tanda tangan pak direktur."

"Begitukah? Gua akan biarin lo kali ini. Tapi kalau gua liat lo berusaha mendekatinya lagi, lo akan tau akibatnya."

"Saya mengerti. Kalau begitu saya permisi."

Taehyung buru-buru melenggang pergi dari hadapan Yoona dan menghilang di balik pintu lift. Ia memikirkan bagaimana perkataan Yoona dan sisa waktu PPL yang tinggal 11 hari lagi. Hah. Taehyung menghela nafas. Ia pasti bisa melakukannya meski ada ancaman tapi ia tidak akan mundur begitu saja. Ia akan mencari cara agar bisa tetap bertemu dengan Jeongguk meskipun itu akan sulit dilakukan. Setidaknya ia bisa menghubungi Jeongguk melalui ponsel.

Lihat aja, gua gak akan nyerah gitu aja karena gua udah sampai sejauh ini.

Touch You || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang