Secundo

95 8 4
                                    

Hampir 10 jam Sungkyung berada di dalam gedung kantor berlantai 10 ini dan selama itu pula Sungkyung masih berfokus pada beberapa design yang akan dirinya presentasikan besok bersama dengan ketua timnya. Jika kalian berfikir jika Sungkyung adalah ketua tim maka kalian salah, dirinya memang mendapatkan gaji yang lumayan fantastis, hanya saja kedudukannya saat ini masih sebatas anggota tim ~lebih mirip asisten ketua~

"Noona kamu akan lembur malam ini?" Joohyuk yang sudah bersiap untuk pulang menolehkan kepalanya saat mendapati Sungkyung masih setia di depan lembaran-lembaran kertas yang penuh dengan coretan tinta berwarna

"Ehm-- pulanglah anak muda orangtua sudah mencari" seloroh Sungkyung yang sukses membuat Joohyuk tersenyum tanpa gadis itu ketahui "eh tapi bukannya tadi pagi kamu bilang pada Somin ingin menjemput kakakmu? Memangnya kamu punya kakak?" Tanya Sungkyung saat mengingat jika pria di depannya itu menolak ajakan pergi dengan Somin karena ingin menjemput kakaknya

Tanpa menoleh kearah sang penanya Joohyuk hanya bergumam sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut "ku kira kamu anak tunggal atau malah anak sulung mengingat bagaimana kamu begitu mandiri diusia 24 tahun" gumam Sungkyung yang langsung fokus pada kumpulan kertas-kertas gambar di hadapannya

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu, ingat untuk pulang Noona karena kamu tidak digaji untuk menunggui bangunan ini"

"Cihh"

***

Setelah kepergian Joohyuk, Sungkyung mulai meletakan kertas dan juga alat gambarnya. Jika boleh jujur Sungkyung sebenarnya ingin tidur saja di kantor dirinya tidak ingin pulang apalagi harus bertemu kembali dengan kedua orangtuanya yang sudah dengan tega menjual dirinya kepada orang yang tidak Sungkyung kenal

Kepala gadis itu kini sudah menempel pada permukaan meja dan matanya sudah mulai lelah, hingga perlahan Sungkyung mulai memejamkan kedua matanya sebelum akhirnya sebuah panggilan mengganggu prosesi tidurnya nyenyaknya

~Eomma~

Dengan malas Sungkyung meletakan kembali ponselnya saat melihat siapa menghubungi dirinya jam segini. Sekali-dua kali- hingga kini sudah tujuh kali sang ibu menghubungi Sungkyung tapi tetap saja gadis bermata sipit itu enggan mengangkat panggilan tersebut.

Sungkyung lebih memilih untuk mengemasi barang-barangnya dan meraih tas yang tidak jauh dari jangkauannya. Tepat pukul setengah sebelas malam Sungkyung keluar dari kantor, sungguh dirinya enggan pulang ke tempat yang di sebutnya rumah itu

Sepanjang perjalanan menuju halte Sungkyung sesekali menatap kearah langit yang samar-samar terlihat bintang yang tidak begitu berkilau karena kalah dengan cahaya lampu kota. Setelah menunggu sekitar lima belas menit bus yang akan membawanya menuju halte terdekat dari rumahnya sudah tiba, suasana didalam bus seperti hari-hari biasanya tidak begitu ramai mungkin karena jam sudah menunjukan hampir pukul sebelas malam dan tentu saja Sungkyung masih di sana

Pekarangan rumah keluarga Lee tampak sepi dengan lampu depan yang sudah padam, dengan perlahan Sungkyung masuk kedalam rumah dan benar saja dirinya mendapati kondisi rumah yang sudah sangat sunyi dengan beberapa lampu yang mati. Gadis dengan wajah yang sudah terlihat lelah itu menaiki tangga untuk sampai ke kamarnya

"Untunglah semua sudah tidur, semoga akan selalu seperti ini" ucap Sungkyung dengan perasaan yang teramat lelah dan juga frustasi

***

Terik  cahaya matahari sudah masuk kedalam celah tirai kamar untuk membangunkan gadis cantik yang masih nyaman menikmati tidur malamnya

Rasanya begitu melelahkan ketika pukul tiga pagi dirinya baru bisa tertidur dan sekarang pukul setengah tujuh dirinya harus sudah bangun. Dengan perasaan malas Sungkyung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk segera bersiap ke kantor mengingat dirinya pukul sepuluh memiliki agenda meeting dengan klien dan juga ketua timnya

Via DolorosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang