13

71 9 2
                                    

Duduk selama hampir satu jam bersebelahan dengan Hyo Seop ternyata mampu membuat Sungkyung hampir mati muda karena banyak sekali kegilaan yang pria ini lakukan

"Apalagi yang ingin kamu tanyakan?" Lanjut Hyo Seop sambil mematikan laptop dan melipatnya

"Kamu--- tidak bercanda kan??" Tanya Sungkyung dengan ragu-ragu, pasalnya baru beberapa saat yang lalu Hyo Seop mengatakan jika yang mengganti pakaiannya adalah pria itu sendiri

"Lalu menurut mu siapa yang akan menggantinya? Kamu ingin aku memanggil kepala keamanan unit ini untuk menggantikan bajumu yang penuh dengan muntahan mu?" Jawab Hyo Seop ringan seolah-olah apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang salah "tidak usah berpikir yang aneh-aneh, aku tidak berminat denganmu" putus Hyo Seop yang mengetahui apa yang sedang Sungkyung pikirkan

***

Flashback on

Ahn Hyo Seop PoV

Malam itu sesaat sebelum gadis ini kehilangan kesadaran, aku masih dapat mendengarnya memanggil  namaku dengan begitu pelan "Ahn Hyo Seop-ssi" hanya kalimat itu yang dapat aku dengar sebelum gadis yang beberapa waktu ini cukup menarik perhatian ku

Sekitar empat puluh menit sudah aku berdiri di depan mobilku sambil mengamati pergerakan yang Sungkyung lakukan. Gadis itu terus saja terisak sejak pertama kali menghubungi ku, aku sendiri tidak tau masalah apa yang sedang Sungkyung alami hanya saja mendengar sedikit dari ceritanya beberapa waktu lalu aku dapat menyimpulkan jika saat ini hubungan Sungkyung dengan keluarganya sedang tidak baik-baik saja

Tringg!!!

~Nam Joohyuk is calling~

"Hmmm"

"Apa maksudnya hyung mengirimi ku pesan itu?" Tanya Joohyuk sesaat setelah aku mengangkat panggilannya

"Tak ada--- aku hanya minta tolong, katakan pada rekan dan atasan mu jika besok Sungkyung pasti tidak masuk kerja" jawabku masih dengan mengamati Sungkyung yang terlihat sudah mulai kehilangan kesadarannya

"Hyung--- apa yang terjadi!! Jangan macam-macam dengan Sungkyung noona!!" Peringat Joohyuk dengan nada yang terdengar tidak suka pada ucapan ku

"Dia baik-baik saja--- hanya saja mungkin dia akan terlalu lelah sehingga akan mengganggu jam kerjanya jika dia masuk, sudahlah katakan saja pada Sejong atau atas mu yang lain jika Sungkyung sakit" setelah mengatakan pada Joohyuk aku langsung mematikan panggilannya dan berlari menuju Sungkyung yang berniat pergi dari tepian danau. Gadis itu sepertinya sangat mabuk jika melihat dari kesadarannya yang terlihat sangat menipis, untung saja refleks ku cukup baik sehingga tubuh kecil dari gadis itu tidak jatuh dan berguling-guling ke sungai

"Ya!!!" Teriak ku yang cukup kaget saat gadis itu nyaris terjerembab

"Eoh-----huekkkk"

Setelah berhasil ku tangka, Sungkyung justru memuntahkan cairan bening tetap di baju yang ku kenakan, hingga dengan sedikit sebal perlahan aku mengangkat tubuh Sungkyung dan membawanya kedalam mobil. Entah kemana aku harus membawa gadis ini, yang jelas tidak mungkin aku membawanya kembali ke rumah kedua orangtuanya jika mengingat ucapan Sungkyung saat di telepon

"What happen wait you?" Gumam ku sambil memperhatikan raut wajahnya yang terlihat damai dalam tidur, sejenak pandangan ku terus memperhatikannya hingga aku menyadari jika gadis ini pasti sudah menangis begitu lama. Perlahan ku usap air mata yang masih belum terlalu mengering di pipinya "sesakit itukah hingga kamu seperti ini?"

Sesaat aku hanya bisa menghela napas berat, begitu tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Gadis yang selama beberapa waktu ini hadir di kehidupan ku secara mendadak itu terlihat tidak sekuat biasanya, aku masih mengingat dengan jelas bagaimana Sungkyung menemui ku dengan kepala tegaknya bahkan saat membicarakan masalah kebocoran desain dan bagaimana dirinya dengan begitu yakin seperti tidak memiliki beban dalam hidupnya

Setelah memasangkan seatbelt, aku memutari mobil menuju pintu untuk pengemudi. Tepat pukul satu dini hari aku mengemudikan mobilku menuju penthouse yang sudah lama tidak aku tempati, dengan kecepatan sedang aku membelah jalanan kota Seoul yang sudah cukup sepi

Setelah menghabiskan waktu sekitar 20 menit dalam perjalanan, akhirnya kami sampai di penthouse ku. Dengan mudah aku membawa Sungkyung yang sama sekali tidak terusik dengan segala pergerakan yang aku lakukan

"Aishh bagaimana ini? Bajunya bahkan juga terkena muntahan!!" Gumam ku sambil memandang Sungkyung yang masih setia dengan alam bawah sadarnya

Dengan terpaksa karena kasihan akhirnya ku putuskan untuk mengganti pakaian gadis itu dengan kaos yang ku miliki. Sungguh ini adalah pekerjaan tersulit dalam hidupku, karena untuk pertama kalinya aku harus melihat tubuh seorang wanita dewasa dengan keadaan nyaris tidak mengenakan apapun

"Semoga kamu tidak akan membunuhku esok hari"

***

"YAKKKK---- jadi kamu melihat tubuhku?" Tanya Sungkyung panik dengan gestur menutupi tubuhnya dengan kedua tangan

"Sekarang kamu pilih tidur dengan baju baru atau dengan baju busuk mu yang sudah penuh dengan aroma alkohol dan muntahan mu?" Hyo Seop hanya menggeleng sebagai respon dari teriakan panik seorang Lee Sungkyung

"Itu--- aishh sudahlah, terimakasih dan maaf merepotkanmu" ucap tulus Sungkyung dengan nada yang cukup lirih di akhir kalimatnya "hmm---tolong jangan katakan apa yang kamu lihat semalam pada orang lain?"

"Termasuk pria bernama Kiyong?"

Mendengar nama sahabatnya di sebut oleh pria dihadapannya membuat Sungkyung langsung membelalak kedua matanya "ke---kenapa kamu menyebut namanya?"

"Woah ternyata dia pria incaran mu?" Tebak Hyo Seop yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Sungkyung

"Yakk!!! Enak saja menuduh, dia itu sahabat ku-- kami sudah berteman sejak 10 tahun yang lalu" bela Sungkyung yang tidak terima mendapatkan tuduhan tidak mendasar dari 'calon suaminya'

Hyo Seop yang mendengar penjelasan Sungkyung malah mendecih pelan sebelum ucapan pria itu mengembalikan Sungkyung pada kenyataan yang memang pernah terjadi "yakin hanya sebatas teman? Tidak ada yang namanya persahabatan murni antara pria dan wanita, salah satu dari mereka pasti sudah pernah menaruh hati----" sejak Hyo Seop menghentikan ucapannya untuk melihat ekspresi wajah lawan bicaranya dan dari apa yang pria itu lihat, Hyo Seop dapat menyimpulkan jika gadis di depannya ini adalah pihak yang menaruh hati pada si pria "--- kenapa diam? Kamu menyukainya?" Tebak Hyo Seop sambil menaikan salah satu alisnya

"Hah--- sok tahu, intinya jangan bicarakan masalah ini pada siapapun--- awas saja kalau kamu berani" ancam Sungkyung dengan wajah yang sama sekali tidak menyeramkan, justru wajah Sungkyung terlihat menggemaskan dan juga lucu

***

Entah sadar atau tidak kedua manusia yang selama ini jarang sekali berkomunikasi itu menghabiskan hampir setengah hari untuk mengobrol dan juga menikmati makan siang bersama

"Kamu tidak berangkat ke kantor hari ini?" Tanya Sungkyung sambil menyuapkan sepotong daging kedalam mulutnya

"Apa gunanya email dan gawai jika semua pekerjaan tidak bisa di kerjakan dalam jarak jauh?" Balas Hyo Seop santai sembari menyelesaikan makan siangnya

"Sombongnya" decih Sungkyung sambil merotasi kedua matanya sebal

Hyo Seop adalah yang pertama menyelesaikan makan siangnya dan pria itu dengan telaten meletakan alat makanya di wastafel dapur

"Taruh saja di sana nanti akan aku cuci" sahut Sungkyung saat menyadari jika Hyo Seop akan mencuci piring makannya

Mendapatkan instruksi dari Sungkyung, pria Ahn itu langsung berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin dan menuangkan segelas air untuk Sungkyung "gumawo" senyum yang tidak pernah Hyo Seop liat sebelum ternyata bisa membuatnya diam seketika





Hai semua happy reading ya, maaf kalau banyak typo atau kalimat-kalimat yang bikin kalian bingung...atau alur yang susah di cerna....lope lope dari aku

Via DolorosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang