Hyoseop yang sudah turun dari dalam mobil langsung berjalan menuju restoran dimana Sejong sudah menunggunya di dalam. Sebuah ruang private sengaja Hyoseop pesan untuk pertemuannya dengan Sejong siang ini
"Selamat datang tuan Ahn, tamu anda sudah menunggu di dalam" seorang pramusaji mengantarkan Hyoseop masuk kedalam sebuah ruangan dan di sana terlihat Sejong sudah duduk membelakangi pintu utama
"Maaf membuat mu menunggu" ucap Hyoseop sambil berjalan kearah Sejong dan di sambut oleh gadis cantik itu dengan sebuah pelukan dan kecupan di pipi Hyoseop
"Oppa pasti lelah dan lapar--- duduklah aku sudah memesan makan siang untuk kita"
Tanpa berucap sepatah katapun Hyoseop berjalan ke kursi yang berada di seberang tempat duduk Sejong dan duduk disana
Keduanya menikmati makan siang dengan begitu santai. Terlebih Sejong, gadis itu bahkan tidak menyadari jika setelah ini hubungannya dengan Hyoseop akan lebih rumit lagi
"Sudah selesai?" Tanya Hyoseop sambil meletakan garpu dan pisau yang di pegang
Melihat Hyoseop yang sudah menyelesaikan makan siangnya dan sudah meletakan peralatan makan, Sejong secara refleks juga meletakkan alat makannya "sudah--- oppa ingin bicara pada dengan ku?"
"Aku harap kamu tidak marah ataupun salah paham dengan situasi yang akan aku katakan padamu Sejong-a, aku katakan kamu adalah gadis yang baik--- bahkan sangat amat baik. Selama tiga tahun kita bersama aku tahu kamu adalah gadis yang setia dan juga pengertian, bahkan kamu rela menunggu ku selama tiga tahun ini meskipun kamu tahu kedua orangtua ku sangat menentang hubungan kita--- tapi dari semua perhatian dan kebaikan yang kamu lakukan sepertinya kamu melupakan satu hal--" ucap Hyoseop dengan penuh ketengan dan juga keyakinan
"Maksud oppa aku masih kurang baik dan pengertian?" Tanya Sejong menyimpulkan perkataan Hyoseop barusan
"Aniya--- seperti kataku tadi, kamu sangat baik. Hanya saja kamu melupakan suatu hal--- Joohyuk sejak awal aku sudah mengatakan padamu bukan bahwa dia adalah salah satu orang ya bisa membantu hubungan kita. Tapi sekarang lihat dia mulai menilai mu secara negatif. Kamu sendiri tahu bukan jika hanya Joohyuk yang mendukung hubungan kita dan kamu juga tahu jika mendapatkan persetujuan Joohyuk adalah langkah awal yang baik untuk mendapatkan restu kedua orang tua ku. Tapi kenapa kamu melupakannya? Sia-sia sudah tiga tahun kita berjuang, penantian mu kini hanya angin lalu---" sejujurnya Hyoseop tidak ingin mengatakan hal-hal menyakitkan seperti ini pada Sejong, akan tetapi tindakan Sejong tempo lalu sudah membuat Joohyuk menutup mata akan kebaikan Sejong selama ini
Entah ini semua ada hubungannya dengan Sungkyung atau murni karena dia kecewa pada Sejong. Tapi yang jelas adiknya itu sekarang sudah berada di pihak kedua orangtuanya
"Tunggu---tunggu maksud oppa ini semua salah ku? Memang apa yang sudah aku lakukan pada Joohyuk? Aku merasa selama di kantor hubungan kami baik-baik saja lantas kenapa oppa bisa berkata seperti itu? Ah-- aku tahu pasti ini semua ada hubungannya dengan nona Lee bukan? Jadi benar oppa telah berselingkuh dengannya?" Kini balik Sejong yang menyudutkan Hyoseop dengan berbagai asumsi dari segala pertanyaan gadis itu
"Jangan mengalihkan pembicaraan Kim Sejong!!!" Geram Hyoseop dengan nada yang sedikit tidak ramah "--- jangan membawa nama orang lain dalam pembicaraan kita! Ini antara aku dan kamu, dan tadi kamu bilang hubungan mu dengan Joohyuk baik-baik saja di kantor? Jika menurut mu begitu maka katakan padaku apakah kamu berhasil meyakinkan Joohyuk untuk mendukung mu?"
Hyoseop menyadari jika posisinya saat ini juga salah, dia akui dirinya egois karena tidak bisa memilih antara Sejong maupun Sungkyung. Tapi jika terus seperti ini tidak mungkin Hyoseop bisa melepas Sejong "kenapa diam? Belum bisa meyakinkan Joohyuk kan?!"
"Itu semua karena Joohyuk terlalu menjaga jarak dengan ku! Dia sangat sulit untuk aku dekati jadi bagaimana bisa aku akrab dengannya!" Kilah Sejong dengan nada yang terdengar cukup frustasi dan juga marah
"Itu menurutmu-- Sejong-a kamu sudah mengenal Joohyuk bahkan jauh lebih lama daripada rekan satu timnya lantas kenapa kamu tidak bisa seperti rekan-rekan Joohyuk yang begitu akrab dan dekat dengannya? Kamu tahu Joohyuk seperti apa, dia bisa melakukan apapun untuk orang yang dia anggap berarti--- untuk itu aku mohon cobalah untuk mendekatkan diriku dengan Joohyuk cobalah menurunkan ego mu dan bertindaklah sebaik mungkin sebelum semua terlambat"
Hyoseop berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju pintu keluar yang berada di belakang Sejong
"Apa maksud mu?" Tanya Sejong sambil menahan salah satu tangan Hyoseop, gadis itu bahkan sudah mulai berkaca-kaca membayangkan hubungannya "kenapa oppa tidak ingin berjuang? Kenapa oppa??"
Hyoseop melepas pegangan tangan Sejong pada lengannya "Bukan aku tidak ingin berjuang, aku sudah berjuang dan kini giliran mu untuk melakukannya"
***
Hyoseop kembali ke kediaman keluarga Ahn dengan wajah yang sudah lelah. Nyonya Ahn yang melihat penampilan sang putra cukup berantakan dengan rambut dan baju sudah tidak serapi tadi pagi membuatnya menaikan sebelah alisnya "ada masalah di kantor?"
"Ah eomma--- aniya semua baik-baik saja"
"Eomma memang bukan ibu kandung mu tapi eomma mengenalmu lebih baik dibanding dirimu sendiri. Ingin berbagi cerita?"
Inilah yang salah satu hal yang membuat Hyoseop begitu dekat dengan nyonya Ahn, ya meskipun wanita paruh baya itu bukan ibu kandung Hyoseop tapi wanita ini mampu membuat seorang Hyoseop lebih baik dan juga mampu memahami anak sambungnya itu "bersihkan dirimu eomma akan menunggu mu di halaman belakang"
"Nde"
Hyoseop meninggalkan sang eomma untuk kembali ke kamarnya dan membersihkan diri. Tak butuh waktu lama pria Ahn itu sudah selesai dengan ritual mandi dan membersihkan diri, dengan setelan piyama tidur berwana biru tua Hyoseop berjalan menuruni anak tangga menuju teras belakang yang berada di lantai satu
"Maaf membuat eomma menunggu" pria Ahn itu mendudukan diri kursi yang berada tepat di samping sang eomma yang hanya terpisah oleh meja
"Minumlah" secangkir teh hangat sudah nyonya Ahn siapkan untuk sang putra sulung yang terlihat kelelahan
Hyoseop mencecap manis dan hangatnya teh dari dalam cangkir yang di sodorkan sang eomma padanya "eomma memang paling mengerti" gurau Hyoseop sambil meletakan kembali cangkir tehnya keatas meja
"Appa dan Joohyuk kemana eomma?" Tanya Hyoseop yang cukup heran melihat keadaan rumah yang terhitung sepi
"Appa belum pulang mungkin sebentar lagi akan pulang --- jika adikmu---hah jangan ditanya dia masih di kantor tadi dia mengatakan jika dirinya sedang banyak project bersama Sungkyung untuk pameran musim gugur nanti" jelas nyonya Ahn yang hanya di balas anggukan kepala oleh Hyoseop "jadi apa yang sedang kamu alami anak muda? Kenapa wajah mu nampak seperti orang yang sedang ditagih hutang"
Sebuah helaan napas yang terdengar berat keluar dari bibir Hyoseop yang terdengar menjawab segala pertanyaan nyonya Ahn
"Apa ada hubungannya dengan wanita itu?" Tebak nyonya Ahn yang hanya di tanggapi dengan keterdiaman Hyoseop "jadi benar ini berhubungan dengan gadis Kim itu? Hyoseop-a eomma tahu kamu mencintai gadis itu tapi kamu juga perlu ingat jika eomma dan appa melakukan ini demi kebaikan mu"
"Eoh--- aku tahu eomma, hanya saja apakah eomma dan appa tidak bisa membuka hati kalian untuk menerima Sejong sebagai kekasihku?"
"Maaf nak--- bukan eomma tidak mau, tapi eomma tidak bisa"
Hai kalian gimana-gimana seminggu 3x update senang kalian, happy kalian... hehehe semoga kalian rajin² baca ya biar rame lagi ini si Oren.. Gimana kalian tim siapa
A. Hyoseop- Sejong
B. Hyoseop- Sungkyung
C. Hyoseop- Author 🥰🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Via Dolorosa
FanfictionTentang sebuah perjalanan manis-pahitnya kehidupan sepasang anak manusia. Kisah yang seharusnya tidak pernah di mulai, karena pada akhirnya kisah itu tak kunjung berakhir