15

57 7 0
                                    

Hyo Seop meletakan ponselnya dengan perasaan berkecamuk dalam hatinya, dirinya sungguh tidak tahu harus bersikap seperti apa saat ini. Di satu sisi dirinya menolak tuduhan Sejong yang mengatakan jika dirinya berselingkuh, tapi disisi lain dirinya memang menghabiskan waktu dengan Sungkyung meskipun mereka tidak melakukan apapun selain berdebat dan melakukan pekerjaan masing-masing

Tring!!!

From : Lee Sungkyung

Menggangu tidak? Bisa minta tolong temani aku mencari rumah untuk tempat tinggal sementara? 🥺

Membaca deretan pesan dari Sungkyung membuat Hyo Seop secara tidak sadar menyunggingkan senyumnya. Pria yang terkenal dingin dan juga jarang tersenyum itu dengan mudahnya menunjukan senyuman nya pada gadis yang baru kurang lebih satu bulan di kenalnya

To : Lee Sungkyung

Pakailah di apartemen ku, aku jarang menempatinya
read

"Shit apa yang aku ketikan?!" Rutuk Hyo Seop setelah menyadari apa yang baru saja ia kirimkan pada Sungkyung

Belum juga pria itu menyesali kebodohannya, gadis Lee itu justru menelponnya dan entah mengapa Hyoseop yang biasanya tenang mendadak berubah menjadi begitu panik dan juga cemas

"Aish kenapa juga aku menjadi seperti ini" gumam Hyo Seop sambil menggeser tombol hijau di layar ponselnya "wae?" Jawab Hyo Seop setenang mungkin

"Bagaimana bisa tidak? Tidak mungkin kan aku terus merepotkan mu?"

Sepertinya gadis di seberang sana memang bodoh atau hanya berpura-pura bodoh?

"Kamu sangat merindukan ku atau bagaimana? Bukannya aku baru saja mengatakan padamu melalui katalk, jika kamu mau kamu bisa menggunakan penthouse milik ku selama beberapa waktu" jelas Hyo Seop akhirnya

"Aniya---aku tidak ingin menimbulkan prasangka buruk dari orang lain terlebih nona Sejong---ayolah jika tidak bisa aku akan mencari tempat sendiri" bukannya Sungkyung sombong atau tidak menghargai pemberian, hanya saja Sungkyung tidak ingin menimbulkan sesuatu yang akan menyusahkan di kemudian hari

Sambil membaca beberapa berkas di hadapannya Hyo Seop hanya bergumam pelan sebagai jawaban dari ajakan Sungkyung

"Ok, kamu jemput aku bisa?" Tawar Sungkyung sambil tertawa yang terdengar menggemaskan

"Sepertinya tadi ada yang bilang tidak ingin menimbulkan prasangka buruk dari Sejong, lalu beberapa detik kemudian dia meminta untuk di jemput di kantor?--ck menyusahkan" gerutu Hyo Seop sambil memberi sindiran pada penelpon di seberang sana

Merasa tertuduh Sungkyung hanya bisa mendecak pelan sebelum membalas ucapan Hyo Seop "Intinya mau bantu tidak? Kalau mau bantu tunggu aku di kantor mu aku yang akan kesana, dari pada aku mendapatkan sindiran terus menerus" putus Sungkyung yang langsung mematikan panggilan telepon

***

"Loh kamu akan kemana?" Nana yang baru datang dari cafetaria dengan segelas kopi ditangannya memandang aneh ke arah Sungkyung yang baru akan pergi saat jam istirahat bahkan hampir selesai

Sambil memasukan ponsel dan juga dompetnya kedalam tas, Sungkyung terlihat tersenyum ramah pada sahabatnya itu "aku akan keluar sebentar, aku sudah meminta ijin dengan manager Kang---oh iya mengenai pembagian tim yang aku bahas tadi sepertinya lusa akan diumumkan oleh manager kang"

Sungkyung yang sudah ditunggu oleh seseorang di tempat lain langsung bergegas meninggalkan Nana yang masih berdiri ditempatnya "bye Nana"

***

Pernahkah kalian membayangkan rasa sakitnya seorang yang selalu menunjukan senyuman di depan umum? Rasa sakit yang tak pernah di ungkapkan pada khalayak ramai, ia memendam setiap rasa sakit itu seorang diri tanpa ingin membaginya atau lebih tepatnya ia belum menemukan orang yang siapa berbagi rasa sakit dengannya

Sungkyung yang sedang berdiri di depan halte bus untuk menunggu taksi menatap ke sekeliling, dirinya memandang setiap orang yang berlalu lalang dengan segala aktivitasnya

Trtttt....trtttt

Getaran ponsel milik gadis bertinggi 175cm meter itu membuyarkan segala lamunannya dan kini atensinya teralih pada benda pipih di dalam tasnya. Dengan sabar Sungkyung mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa orang menelpon dirinya

"Eoh?"

"Sungkyung-a kamu dimana? Kenapa tidak pulang eoh? Ibu sanga---"

"Sungkyung di kantor, tidak perlu mengkhawatirkan ku lebih baik ibu dan ayah mengkhawatirkan anak kesayangan kalian yang sudah mengadaikan rumah, dan menjadi beban keluarga. Sungkyung masih bisa hidup meskipun tanpa bantuan kalian--- sudah dulu Sungkyung harus pergi" tanpa menunggu jawaban ataupun respon dari sang ibu, Sungkyung langsung mematikan panggilan teleponnya tepat saat sebuah taksi berhenti di depannya. Sungkyung menaiki taksi tersebut dan memberikan alamat yang akan dirinya tuju

Sepanjang perjalanan Sungkyung hanya melamun sambil menatap birunya langit hari ini, awan putih berkumpul menjadi satu seperti sebuah payung yang meneduhkan penduduk bumi dari panasnya sinar matahari

Trttt...trttt

a new message
from Ahn Hyo Seop

Temui aku di Han river sebelah timur mobil Bugatti hitam

Sungkyung hanya membaca sekilas pesan dari Hyo Seop sebelum akhirnya mengubah arah taksi yang ditumpanginya

Lima belas menit berlalu dan Sungkyung sudah berada di lokasi sesuai dengan informasi terakhir dari Hyo Seop, perempuan itu menuruni taksi dan berjalan menuju mobil yang entah sekarang di mana posisinya. Sungkyung terus menolehkan kepalanya menyisir setiap lokasi untuk menemukan mobil hitam yang di maksud oleh Hyo Seop

"Bugatti?" Gumam Sungkyung yang masih belum menemukan mobil ekspor mahal itu. Setelah beberapa menit mencari gadis cantik itu akhirnya menemukan sebuah mobil sport yang terparkir cukup jauh dari tempatnya berdiri "niat sekali sih dia parkir ditempat yang jauh---hufff" dengan masih menggerutu Sungkyung berjalan menuju mobil tersebut, sesampainya di samping mobil Sungkyung langsung mengetuk kaca mobil agar orang di dalam sana mengetahui keberadaannya

Hyo Seop yang mengetahui kedatangan Sungkyung langsung membuka kunci pintu mobil dan mempersilahkan Sungkyung untuk masuk kedalam mobilnya

"Aku tidak paham dengan apa yang kamu lakukan, aku hanya meminta mu untuk menemani ku  mencari tempat tinggal tapi lihat aku malah seperti seorang idol yang tengah sembunyi-sembunyi berkencan dengan seorang pria" gerutu Sungkyung sambil memasing seatbelt miliknya

Tanpa menggubris ucapan Sungkyung, pemuda Ahn itu langsung menginjak pedal gas dan meninggalkan area sungai Han untuk menemani perempuan cerewet di sampingnya itu

"Kenapa tidak pulang kerumah mu? Kamu punya orangtua dan adik, kamu memiliki keluarga dan rumah kenapa harus mencari rumah untuk tempat tinggal seorang diri?" Sekilas Hyo Seop melirik kearah Sungkyung yang diam seolah enggan membahas mengenai keluarga. Hyo Seop masih ingat dengan jelas bagaimana gadis itu menangis sesenggukan sambil terus merancau tentang hubungan tidak baiknya dengan kedua orangtuanya

Tidak mendapatkan respon dari lawan bicaranya membuat Hyo Seop mau tidak mau mengubah topik pembicaraan diantara keduanya, entahlah bagi Hyo Seop yang memang cukup pendiam dan juga introvert situasi ini harusnya membuat dia nyaman dan refleks tapi perasaan yang dia rasakan saat ini jelas berbeda, dirinya cukup bingung dan juga tidak nyaman saat melihat gadis disampingnya ini diam tidak seperti sesaat setelah memasuki mobil

"Rumah seperti apa yang kamu cari?" Akhirnya Hyo Seop menemukan topik yang tepat untuk membuat Sungkyung bicara kembali

"Rumah yang biasa saja, ku rasa sebuah flat cukup untuk tepat tinggalku sendiri" jawab Sungkyung dengan begitu santai seolah-olah dia memiliki dua kepribadian yang berbeda

"Menyusahkan" dengan sigap Hyo Seop langsung memutar kemudi stir di depannya, membalik arah tujuan mereka

"Kenapa berubah arah?" Tanya Sungkyung yang cukup terkejut dengan manuver kendaraan yang Hyo Seop kendalikan

"Ku kira kamu akan mencari rumah mewah, nyatanya hanya flat---- tau seperti itu banyak flat-flat kosong dekat kantor A&N" dengus Hyo Seop sambil membelah jalan menuju tujuan mereka

Via DolorosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang