Quintus

66 6 0
                                    

Sesuai permintaan nyonya Ahn yang menghubungi Sungkyung semalam, nyonya besar keluarga Ahn itu meminta Sungkyung  untuk sarapan pagi di rumah 'calon mertua'nya

Dan disinilah Sungkyung pagi ini, tepat pukul enam pagi Sungkyung sudah berada di depan gerbang rumah keluarga Ahn yang begitu mewah dan juga megah. Sungkyung di persilahkan masuk oleh penjaga rumah yang sudah di perintah oleh nyonya Ahn

"Terimakasih" ucap Sungkyung sambil membungkukkan badan pada penjaga rumah yang sudah mengantarnya masuk

"Kamu sudah datang Sungkyung-a, ayo masuk" nyonya Ahn dengan begitu ramah menyambut kedatangan Sungkyung yang memang dia minta

Rumah dengan design megah namun terkesan hangat begitu menarik perhatian seorang Lee Sungkyung. Bagaimana bisa rumah semegah ini tapi suasana di dalamnya begitu menenangkan, Sungkyung yakin jika rumah ini tidak pernah di biarkan sepi tanpa penghuni

"Sungkyung-a bisa minta tolong bangunkan Hyo Seop? Dia bilang akan ada meeting pagi jadi tolong bangunkan ya!" Pinta nyonya Ahn yang masih sibuk dengan pisau dan juga bahan masakan di depannya

Membangunkan siapa tadi? Hyo Seop? Yang benar saja, dia kan hanya tamu "hmm tapi bi --- Sungkyung---"

"Kamarnya ada di lantai dua, kamu naik saja lalu di depan kamarnya ada tulisan aneh yang anak itu bilang sebagai kata keberuntungan" potong nyonya Ahn saat Sungkyung belum menyelesaikan ucapannya

***

Dengan berat hati Sungkyung menuruti permintaan nyonya Ahn, pasalnya dia juga bingung harus bagaimana jika terus menerus berada di dapur

Kaki jenjang Sungkyung mulai menyusuri anak tangga yang dapat dibilang cukup panjang itu, sesampainya di ujung tangga Sungkyung dapat melihat ada beberapa ruangan di lantai dua dan pandangan gadis cantik itu langsung tertuju pada pintu dengan tempelan pintu bertuliskan semangat dalam bahasa latin

Sekali--- dua kali Sungkyung mengetuk pintu kamar dari pria yang di jodohkan dengannya tapi tidak ada jawaban dari dalam sana "ini dia tidur apa belajar mati sih? Kenap tidak juga membuka pintu" sambil menggerutu Sungkyung masih berusaha mengetuk pintu kamar bercat putih itu

Setelah kurang lebih sepuluh menit berdiri di depan pintu dan tidak mendapatkan respon, Sungkyung dengan sedikit ragu menarik tuas pintu kamar tersebut dan ternyata pintu kamar Hyo Seop tidak di kunci "Hahh tau begitu dari tadi saja aku buka kamarnya"

Sungkyung memasuki kamar Hyo Seop dengan perlahan seperti seorang pencuri yang mengendap-endap masuk kedalam rumah korbanya. Nuansa hitam dan abu-abu mendominasi kamar sang direktur muda, di dalam kamar itu Sungkyung dapat melihat seberapa rapi dan juga telitinya seorang Ahn Hyo Seop

"Ternyata dia sangat mencintai ketua Kim" gumam Sungkyung saat melihat sebuah foto yang berada di narkas dekat tempat tidur "hah apa yang kamu pikirkan Sungkyung-a kan memang mereka saling mencintai. Kamu saja yang tidak tau diri" monolog Sungkyung sambil tersenyum kecut pada pantulan dirinya di depan cermin

Kembali ke tujuannya masuk kedalam kamar Hyo Seop, gadis cantik itu langsung berdiri tepat di samping tempat tidur dan mulai menepuk pelan lengan Hyo Seop untuk membangunkan pria yang masih bergelut dengan mimpi indahnya "Hyo Seop-ssi ---- Ahn Hyo Seop"

Merasa terusik dengan suara yang terus memanggilnya Hyo Seop mulai membuka kedua matanya dan sejenak pria itu terdiam saat melihat siapa yang berdiri di samping tempat tidurnya

"Kamu sedang apa kamu di kamar ku?" Tanya Hyo Seop bingung karena ada perempuan asing masuk kedalam kamarnya

"Ah itu bibi meminta ku untuk membangunkan mu, bibi bilang kamu ada meeting pa---"

"KELUAR LANCANG SEKALI KAMU MASUK KEDALAM KAMAR KU!!!!" sentak Hyo Seop yang jelas saja membuat Sungkyung melonjak kaget, dirinya tidak siap jika harus di bentak seperti itu terlebih emosi dan mental gadis itu sedang tidak baik-baik saja

Sekuat tenaga Sungkyung menahan diri untuk tidak terlihat lemah, masih dengan rasa terkejut Sungkyung memutuskan keluar dari kamar Hyo Seop dan pergi menuju lantai satu dimana kedua orang tua Hyo Seop ada dibawah

"Noona"

Sungkyung yang meras di panggil namanya langsung menoleh kearah sumber suara, dan disana didapatinya Joohyuk yang berdiri tepat di depan sebuah ruangan yang Sungkyung yakin adalah kamar dari pria tersebut

"Ah Joohyuk--- astaga aku lupa jika kamu adalah anak dari tuan Ahn" cengir Sungkyung yang berusaha menutupi ekspresi wajahnya tadi "ayo turun" ajak Sungkyung yang langsung mendahului Joohyuk

***

Setelah menghabiskan sarapan pagi bersama keluarga Ahn Hyo Seop dan Nam Joohyuk, Sungkyung memutuskan untuk langsung berangkat ke kantor dengan menggunakan transportasi umum. Awalnya nyonya Ahn melarang dan memintanya untuk berangkat bersama Hyo Seop dengan alasan supaya mereka bisa semakin dekat, tapi dengan halus Sungkyung menolak tawaran tersebut

"Hahh bagaimana ini" keluhnya saat sudah berada di dalam bus yang akan membawanya ke perusahaan ~d'blue'o

Saking fokusnya pada masalah yang sedang di hadapi Sungkyung sampai tidak menyadari jika sedari tadi ada sebuah mobil mewah yang terus saja mengikuti dirinya

***

Disisi lain Hyo Seop menggeram kesal karena perintah sang ibu yang memintanya untuk mengikuti gadis yang tadi pagi sarapan pagi dengannya "kenapa dia tidak berangkat dengan Joohyuk saja!! Dasar merepotkan" keluh Hyo Seop yang tanpa sadar tetap saja mengikuti keinginan sang ibu

Meskipun tidak di lahirkan dari rahim wanita paruh baya tersebut tapi Hyo Seop begitu menyayangi dan menghormati sang ibu tiri. Nyonya Ahn atau yang memiliki nama asli Lee Sungshin adalah sosok ibu pengganti yang sempurna untuk Hyo Seop

Pria yang kini berusia 31 tahun itu bersyukur karena sang ayah menikah kembali dengan perempuan yang jauh lebih baik daripada ibunya sendiri. Jika di ingat kembali Hyo Seop tidak pernah bertemu lagi dengan ibu kandungnya sejak dirinya berusia 4 tahun, entahlah Hyo Seop tidak ingin mengingat masa lalu yang menurutnya perlu di lupakan

Hyo Seop yang terlalu asik melamun dan memperhatikan bus di depannya tidak menyadari jika kini dirinya sudah berada tepat di depan gedung perusahaan ~d'blue'o~ "akhirnya sampai juga" setelah melihat Sungkyung yang keluar dari bus dan hendak menyebrang menuju kantor Hyo Seop langsung menginjak pedal gas untuk meninggalkan area perkantoran tersebut

***

"Berangkat sendiri? Mana calon sua---- shit f*ck you Lee Sungkyung" ringis Kiyong sambil mengumpati sahabat yang sudah dirinya anggap sebagai adik dan juga kakak itu

"Bisa tidak jangan membahasnya di kantor--- kalau aku tidak mengingat bagaimana Nana begitu mencintaimu sudah ku gantung kamu di Namsan tower" rutuk Sungkyung sambil berlalu meninggalkan Kiyong yang entah dari mana bisa mencegat dirinya di lobi kantor

Bukannya marah pria Jang itu justru tertawa dengan celotehan sahabatnya yang memang terkenal berisik dan juga aktif tersebut

"Kiyong-a" panggil Sungkyung tanpa menoleh ke belakang

"Hmm" mendengar namanya di panggil Kiyong secara refleks berjalan mendekati Sungkyung untuk berdiri bersisihan dengan gadis cantik itu

"Kamu bilang aku boleh bercerita apapun kan pada mu?" Entah mengapa Sungkyung yang tadinya ceria dan juga bersemangat mendadak menjadi lesu dan ada gurat kesedihan di wajah cantiknya

Melihat raut wajah dan suara gadis cantik di depannya Kiyong sadar ada sesuatu yang berbeda "jika kamu butuh bahu untuk bersandar kamu tahu kemana harus mencariku

"Gumawo Kiyong-a, aku bersyukur Nana mendapatkan pria yang pengertian dan mencintainya dengan tulus, semoga kalian dapat saling mengisi satu sama lain" ujar Sungkyung dengan begitu tulus hingga tanpa Kiyong sadari setetes air mata telah membasahi pipi sahabatnya

Sungkyung yang tak ingin membuat sahabatnya khawatir langsung saja menghapus air matanya tepat saat pintu lift terbuka "aku duluan" tanpa menoleh kearah Kiyong, Sungkyung langsung keluar dari lift meninggalkan sahabatnya yang akan menuju ke lantai 12


TBC

Via DolorosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang