"wae?"
"Aku antar pulang"
Mendapatkan tawaran yang bagus serta mengingat waktu yang sudah hampir tengah malam Sungkyung hanya menganggukkan kepalanya dengan sebuah senyum terus dibibirnya
Keduanya kini sudah berjalan menyusuri koridor gedung sambil sesekali berbincang sesuatu yang ringan dan menyenangkan
"Hubungan noona dengan hyung sepertinya semakin dekat?" Tanya Joohyuk saat keduanya sudah sampai di parkiran di mana motor Joohyuk berada
"Eoh?--emm sepertinya masih sama saja" jawab Sungkyung acuh sambil menerima helm dari Joohyuk dan memakainya
Dengan bantuan Joohyuk, Sungkyung naik keatas motor sport milik namja tinggi itu. Setelah merasa jika Sungkyung sudah duduk dengan nyaman di kursi belakang Joohyuk mulai menyalakan motornya dan menarik gasnya. Keduanya membelah jalanan malam kota Seoul yang masih juga ramai dengan mobil yang berlalu lalang
Motor yang di kendarai Joohyuk melaju dengan kecepatan sedang menuju kompleks perumahan yang cukup mewah di kawasan Gangnam
"Gumawo Joohyuk-a" Sungkyung memberikan helm yang di pakainya dan langsung mempersilahkan Joohyuk untuk pulang sebelum hari semakin larut
Melihat Joohyuk yang sudah mengendari motornya menjauh dari area rumahnya Sungkyung menghela nafas lega, pasalnya ia tidak ingin membuat orang lain mengetahui masalahnya dengan keluarganya kecuali Hyo Seop karena pria Ahn itu bisa mengetahui sedikit dari masalahnya juga karena kecerobohan yang Sungkyung lakukan
Dengan perasaan tidak nyaman Sungkyung berjalan memasuki rumah yang seperti biasa terlihat sudah sepi karena mungkin penghuninya sudah tidur
Sesuai dugaannya keadaan di dalam rumah sangatlah sepi, hal ini terlihat dari beberapa lampu rumah yang sudah padam dan juga tidak adanya kehidupan di dalamnya. Tanpa ingin memikirkan hal-hal lainnya Sungkyung masuk kedalam kamar dan mulai mengambil koper yang ia letakan di walkin closet
Sungkyung mulai memasukan beberapa baju yang menurutnya akan sangat berguna untuk ia pakai sehari-hari dan juga beberapa keperluan lainnya. Dirinya tidak akan membawa barang-barang terlalu banyak karena dia pikir semuanya bisa dirinya beli nanti
Baru juga Sungkyung selesai mengemasi barang-barangnya sebuah pesan singkat masuk kedalam ponselnya dan ketika di lihat pesan itu masuk dari Hyo Seop. Entahlah Sungkyung sendiri merasa aneh dengan dirinya, padahal dari awal dirinya sudah memutuskan untuk tidak tenggelam dalam perasaan yang mungkin akan tercipta diantara dirinya dan juga Hyo Seop tapi tetap saja Sungkyung sulit untuk menolak rasa nyaman yang Hyo Seop berikan untuk dirinya
Setelah membalas pesan dari Hyo Seop gadis cantik itu langsung bersiap untuk kembali keluar dari rumah. Sungkyung sudah membulatkan tekad meninggalkan rumah dan hidup mandiri sesuai dengan apa yang di inginkan, dirinya lelah harus hidup di balik bayang-bayang image anak sulung yang harus selalu mengalah dengan sang adik. Biarlah Sungkyung benar-benar menciptakan dunia bahagia untuk kedua orang tuanya, hanya tuan dan nyonya Lee bersama dengan Lee Donghwan
Untuk terkahir kalinya Sungkyung menatap setiap sudut kamar yang selama hampir 26 enam tahun ini menjadi tempat ternyamannya. Tempat yang menjadi saksi bisu tersiksanya Sungkyung dengan segala perintah kedua orangtuanya tanpa bisa melawan
"Suatu saat apakah aku akan bisa kembali?" Gumam Sungkyung hinggi setetes air mata kembali membasahi kedua pipinya, dengan cepat Sungkyung mengusap kedua matanya untuk menghentikan tangisannya
Setelah merasa cukup puas memandangi seisi kamarnya Sungkyung langsung mengangkat koper miliknya menuju keluar kamar, dengan perlahan Sungkyung membawa kopernya keluar dari rumah agar orang-orang tidak terbangun dan menanyai dirinya
"Maaf menunggu lama" ucap Sungkyung pada Hyo Seop yang sudah menunggu di depan rumah gadis itu. Ya, tadi Hyo Seop menghubunginya untuk bertanya kapan gadis itu akan pindah ke flat barunya dan saat tahu jika Sungkyung akan pindah malam ini Hyo Seop langsung mengajukan diri untuk menemani Sungkyung "nona Sejong tidak marah kan kalau tahu kamu menemaniku pindah tempat tinggal?" Tanya Sungkyung setelah masuk kedalam mobil dan memasang seatbeltnya
"Menurutmu?" Tanpa banyak bicara Hyo Seop mulai menjalankan mobilnya meninggalkan daerah rumah Sungkyung
"Kenapa sih harus dengan pria beristri" gumam Sungkyung yang masih di dengar oleh Hyo Seop
"Siapa maksud mu pria beristri?" Todong Hyo Seop masih dengan fokus memandangi jalan di depannya
"Eoh---tidak ada" acuh Sungkyung yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Hyo Seop
Sepanjang perjalanan Hyo Seop dan Sungkyung hanya menikmati lengangnya jalanan malam kota Seoul yang cukup sepi. Hingga tiga puluh menit kemudian keduanya sudah sampai di parkiran flat baru yang di huni oleh Sungkyung
"Terimakasih sudah membantuku pindah rumah, dan maaf merepotkanmu---belum lagi pasti kamu dan nona Sejong pasti banyak berdebat karena kamu jarang ada bersamanya" ucap Sungkyung tulus dengan sedikit rasa penyesalan di dalamnya
"Lupakanlah--- lusa eomma memintamu untuk datang keacara ulangtahunnya" ucap Hyo Seop dengan begitu santainya tanpa melihat betapa terkejutnya Sungkyung dengan informasi baru dari Hyo Seop
"Ya---"
"Sudahlah masuk sana, aku harus kembali" tanpa mau mendengarkan protes dari Sungkyung, namja tinggi itu berjalan meninggalkan flat yang di huni Sungkyung untuk saat ini
***
Siang ini di sinilah Sungkyung di sebuah pusat perbelanjaan bersama dengan Joohyuk dan juga Somin. Sejujurnya Sungkyung ingin mengamuk pada Hyo Seop dan juga Joohyuk karena tidak memberitahu jauh-jauh hari tentang hari ulangtahun nyonya Ahn. Ya, meskipun kedua kakak beradik itu mengatakan jika ulangtahun ibu mereka hanya di rayakan oleh keluarga inti tapi tetap saja Sungkyung harus menyiapkan kado untuk ibu dari Hyo Seop dan Joohyuk tersebut
"Eonni mencari kado untuk siapa sih? Kenapa terlihat sangat serius sekali? Apa untuk calon mertua?" Tebak Somin dengan asal meskipun sebenernya tidak asal juga
"Eoh---ehmm---aku ingin membelikan kado untuk orangtua salah satu teman ku" balas Sungkyung dengan sedikit terbata-bata
Ketiganya kini masih berada di salah satu toko perhiasan yang cukup elit di pusat perbelanjaan ini. Satu persatu Sungkyung mengamati setiap perhiasan yang menurutnya bagus dan akan terlihat cocok jika di kenakan oleh nyonya Ahn
"Joohyuk-a menurut mu bagus gelang ini atau anting ini?" Tanya Sungkyung sambil menunjukan dua jenis perhiasan yang begitu sederhana tapi terkesan anggun jika kenakan
"Dua-duanya bagus--- belikan saja semua" jawab Joohyuk ringan seperti tidak ada beban
"Minta di caci maki" geram Sungkyung dengan memicingkan matanya kearah Joohyuk "tidak mau tanya lagi padamu"
Yang benar saja membeli gelang dan juga cincin di toko ini secara bersamaan, jika di tanya apakah Sungkyung ada uangnya, ada--- hanya saja setelah membeli kedua perhiasan itu dapat di pastikan Sungkyung akan berpuasa atau hanya akan makan mie instan selama enam bulan berturut-turut
Setelah tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Joohyuk, yeoja berambut coklat itu akhirnya memutuskan untuk mengambil sebuah gelang yang sederhana namun sangat manis jika di kenakan. Gelang tersebut bahkan cocok di gunakan sehari-hari
"Somin-a bagaimana menurutmu bagus tidak? Tadi aku bertanya pada seseorang mengenai pilihan gelang atau anting malah tidak mendapatkan jawaban" adu Sungkyung pada Somin sambil melirik kearah Joohyuk yang hanya menunjukan wajah polosnya
"Yeppo--- pasti orangtua teman eonni akan sangat senang menerimanya" puji Somin sambil memeluk tangan dari Sungkyung dan membawa seniornya itu menuju food court untuk makan siang
KAMU SEDANG MEMBACA
Via Dolorosa
FanfictionTentang sebuah perjalanan manis-pahitnya kehidupan sepasang anak manusia. Kisah yang seharusnya tidak pernah di mulai, karena pada akhirnya kisah itu tak kunjung berakhir