23

60 4 0
                                    

Hyoseop dan Sungkyung kini telah berada di dalam apartemen pribadi milik Hyoseop yang tidak seorangpun tahu selain Joohyuk dan pak Han supirnya. Pria itu terus menggenggam tangan gadis di sampingnya hingga akhirnya Sungkyung duduk di sofa ruang tengah "duduklah aku ambilkan kamu minum"

Segelas air dingin kini sudah berpindah tangan dan mulai di minum oleh Sungkyung, gadis itu terlihat cukup berantakan dan juga kacau

"Istirahat--- jangan terlalu banyak memikirkan sesuatu yang tidak penting. Aku akan keluar dulu untuk bertemu Joohyuk" Hyoseop mengusap pucuk kepala Sungkyung dan berpamitan padanya

"Tunggu---" tahan Sungkyung sambil menarik pergelangan tangan Hyoseop yang hendak pergi dari apartemen

"Wae?"

"Hmmm--- so--soal yang tadi di rumah sakit--- maaf sudah merepotkan mu dan membuatmu berkata sesuatu yang---"

Sungkyung masih berpikir kata yang tepat untuk mengatakan apa yang ingin di katakannya. Gadis itu ragu dan juga bimbang mengenai apa yang di dengarnya tadi saat di rumah sakit

Melihat wajah Sungkyung yang bingung dan juga seperti ragu-ragu, pria Ahn itu sepertinya tahu apa yang ada di isi kepala gadis di depannya ini "tidak usah kamu pikirkan toh pada akhirnya apa yang aku katakan akan terjadi kan" sebuah senyum yang teramat manis terpatri di bibir Hyoseop sebelum pria itu pergi

Di sisi lain Sungkyung yang melihat bagaimana Hyoseop tersenyum dengan sangat amat manis langsung saja tersihir, bahkan untuk beberapa saat Sungkyung seperti di hipnotis oleh pria kaya itu

***

Hyoseop kini telah duduk di sofa lobi apartemen dimana saat ini dirinya tengah menunggu Joohyuk yang dalam perjalanan menjemputnya, sudah hampir lima belas menit dirinya duduk di sana dengan menggunakan hoodie dan juga masker untuk menutupi wajah dan identitasnya. Lahir sebagai salah seorang pewaris terkaya di negara ini membuat setiap gerak-gerik Hyoseop dapat menarik perhatian, entah dari media ataupun dari publik

Setelah hampir tiga puluh menit menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, Joohyuk datang dengan mengendarai mobil yang berbeda dari sebelumnya

"Kenapa lama sekali?" Protes Hyoseop sambil memakai seat belt miliknya

"Maaf--- tadi aku pulang dulu, eomma memintaku membelikan sesuatu di toko obat" jelas Joohyuk sambil menginjak pedal gas mobil

Joohyuk mengemudikan mobilnya meninggalkan area apartemen, entah kemana keduanya ada pergi yang jelas hari ini Joohyuk memutuskan untuk tidak masuk kerja. Siapa juga yang akan melarangnya untuk tidak masuk, kepala timnya saja hari ini juga sedang cuti dan anggota timnya juga tidak ada yang keberatan

"Tadi saat di restoran kamu bilang kalau hari ini kamu tidak berangkat ke kantor karena berdebat dengan orang tersayang ku--- maksud mu apa?" pertanyaan yang di lontarkan Hyoseop akhirnya memecah keheningan diantara keduanya

"Oh itu---- ya siapa lagi orang tersayangmu yang suka semena-mena pada orang" ucap Joohyuk dengan ringan sambil terus mengemudikan mobilnya

"Bicaralah yang jelas jangan bertele-tele"

"Siap tuan lak---aishh--- HYUNG" pekik Joohyuk saat Hyoseop malah memukul kepalanya

"Berbicaralah dengan benar dan jangan membuat ku ingin membunuhmu"

"Sejong-ssi dia hari sungguh menyebalkan, dia tahu kalau aku adalah adikmu tapi dia bertingkah seolah-olah aku hanya orang bisa yang bisa dirinya injak-injak" Joohyuk mulai menceritakan masalahnya dengan Sejong hari ini

Sebagai kakak dari Joohyuk dan kekasih dari Sejong, Hyoseop hanya bisa mendengarkan dengan seksama sebelum akhirnya nanti menilai

"Ya kalau dia marah karena pekerjaan wajar, dalam dunia kerja--- kamu adalah fotografer bukan adik seorang Ahn Hyoseop, kamu bagian dari d'blue'o"

"Hyung membelas Sejong-ssi?"

"Aku tidak membela siapapun aku hanya mengatakan apa yang harus ku katakan!! Tidak adil jika kamu mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan" Hyoseop menjelaskan apa yang ada di pikirannya mengenai masalah antara Joohyuk dengan Sejong

Bagi Hyoseop keduanya sama saja, sama-sama memiliki ego dan juga harga diri yang tinggi sehingga butuh cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah dari Joohyuk dengan Sejong

Mobil yang di kemudian Joohyuk kini sudah sampai di sebuah taman yang berada di tepi barat sungai Han, di sepanjang mata memandang keduanya tidak menemukan banyak manusia yang berlalu lalang

Keduanya masih saja membahas tentang masalah Joohyuk dan juga Sejong yang masih bersitegang

"Iya aku tahu Hyung kalau masalah pribadi tidak boleh dicampur dengan masalah pekerjaan, hanya saja Sejong-ssi harusnya tahu kalau kepala tim ku itu Sungkyung noona. Aku bekerja untuk tim ku dimana di sana ada tujuh orang termasuk kepala tim. Lalu kenapa dia dengan seenaknya memintaku mengerjakan sesuatu yang bukan pekerjaanku ---aku tidak keberatan jika memang dia ingin di bantu. Tapi masalahnya jangankan untuk dibantu, dia saja tidak mau mengatakan tolong padaku" Hyoseop yang mendengar cerita dari Joohyuk hanya mengangguk paham sebagai responnya

"Ternyata benar firasat eomma kalau orang seperti Sejong tidak cocok di jadikan partner, jangan kan partner hidup--- menjadi partner kerja saja sudah merepotkan" Joohyuk terus saja menggerutu tentang ketua tim lawan yang sungguh membuatnya muak

Inilah yang sebenarnya membuat Hyoseop ragu untuk melanjutkan hubungannya dengan Sejong, bukan karena dia tidak ingin berjuang. Hanya saja terkadang gadis itu selalu melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, contohnya dari cerita Joohyuk saja. Selama tiga puluh satu tahun dirinya hidup, Hyoseop tidak pernah mendapati adiknya itu semarah dan sekecewa itu

Dalam benaknya kini Hyoseop sedang berpikir keras bagaimana caranya untuk memperjuangkan hubungannya dengan Sejong di saat adiknya saja melakukan penolakan yang sangat nyata. Padahal Hyoseop berharap jika Joohyuk bisa membantunya untuk berbicara dengan kedua orangtuanya tentang hubungannya dengan Sejong

"Masih mau melanjutkan hubungan mu dengan Sejong-ssi Hyung?" Tanya Joohyuk dengan wajah yang sulit di artikan "--- jika iya maka lepaskan Sungkyung, dan jika tidak maka jangan pernah biarkan Sejong menyakiti Sungkyung" lanjut Joohyuk dengan suara rendah dan juga dingin

Keduanya menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk membicarakan masalah antara Sejong dengan Joohyuk, kedua bahkan tak menyadari jika sudah dua jam mereka berbincang dengan topik yang sama

"Aku pulang dulu--- nyonya Nam pasti akan menguliti ku kalau aku tidak pulang lagi" pamit Joohyuk yang langsung di balas dengan anggukan oleh Hyoseop

Joohyuk bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Hyoseop "pikirkan kata-kata ku tadi Hyung! Kamu memang di cintai banyak wanita, tapi hatimu pasti akan hanya memilih satu wanita untuk singgah sampai selamanya"

Setelah mengatakan pesannya pada Hyoseop pria dua puluh enam tahun itu berjalan meninggalkan cafe untuk pulang kerumah

Via DolorosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang