SL - 31 🤍 END

1.6K 104 9
                                    

Halo, siapa kangen Mochi?
Maaf ya kalo menghilangnya terlalu lama..
Mochi lagi skripsian nih... ❤️

*.*.*

Hari perkiraan kelahiran Baby sudah semakin dekat. Mark dan Nana sudah banyak menyiapkan barang-barang untuk anak pertama mereka dengan sangat teliti. Terutama orang tua mereka berdua yang juga berkontribusi tidak kalah besarnya dengan mereka.

Menyambut kelahiran cucu pertama di keluarga besar memang sangat menyenangkan, bukan? Nana bahkan sama sekali tidak pernah membayangkan dia yang akan memberikan cucu pertama laki-laki untuk keluarganya.

Nana banyak bersyukur karena hal itu.

"Kalian udah siapin nama buat anak kalian nanti?"

Teresa bertanya pada Nana dan Mark yang saat ini sedang duduk bersama di ruang keluarga Demario.

Ada Jonathan juga di sana.

Nana mengangguk antusias. "Sudah. Kak Mark sudah buatkan nama yang bagus untuk baby," sahutnya.

"Beneran? Mau dikasih nama siapa?" tanya Teresa penasaran.

Mark menggeleng. "Nanti aja kalau udah lahir. Biar nggak ada yang protes!" tolaknya.

"Gitu banget sama mami sendiri. Mentang-mentang anak pertama," gerutu Teresa.

Mendengar itu, Nana tertawa pelan. Sedangkan Jonathan geleng-geleng kepala melihat bagaimana kelakuan Mark yang begitu pada Maminya.

"Kamu udah booking kamar VVIP kan untuk pemulihan Nana nanti?" tanya Jonathan pada Mark.

Mark kali ini mengangguk. "Udah kok, Dad. Mark udah pesan dari H-2 perkiraan kelahiran. Jadi, tenang aja. Semuanya udah terjamin kok," jelasnya.

"Kamu juga harus cuti, masalah pekerjaan nanti biar di atur sama Daddy. Kamu harus fokus jagain Nana, kita nggak tau kapan bayi kalian mau keluar," tutur Teresa.

Mendengar itu, Nana mengeratkan tangannya pada lengan Mark. Jujur saja, dia tentu merasa takut bila terjadi sesuatu meski semua orang selalu menenangkan dirinya kalau semuanya pasti berjalan dengan baik.

"Iya, Mark udah handle semuanya kok. Mami tenang aja," ucap Mark sembari tersenyum meyakinkan Teresa.

"Kalau udah begini, mami bisa tenang," balas Teresa lagi.

Nana memejamkan matanya merasakan tendangan dari bayinya yang cukup kuat. Memang sejak sore tadi perutnya sudah terasa tidak nyaman karena bayi di dalam perutnya terus bergerak aktif.

"Sshh..." Nana meringis sembari mengelus perutnya pelan.

"Kenapa, sayang?" Teresa berdiri mendekati Nana.

Nana menatap Mark dan mertuanya bergantian. "S-sakithh.."

"Sakit?! Apanya? Kenapa? Yang mana?"

Mark langsung panik, tangannya menopang tubuh Nana dengan sigap.

"Bayinya gerak terus dari tadi. Sekarang mules banget, Kak. Aku-- ahh.."

Semua yang ada di sana langsung panik. Sepertinya bayi itu sudah tidak sabar mau keluar. Tidak seperti yang sudah direncanakan, hari perkiraan kelahiran meleset. Sepertinya malam ini Nana harus dibawa ke rumah sakit secepatnya.

Tanpa menunggu lama, keluarga Demario segera berangkat ke rumah sakit dan tidak lupa pula memberikan kabar kepada Ayah dan Bunda Zeanna. Mereka yang panik dan khawatir terjadi sesuatu pada sang menantu karena hari perkiraan lahir tidak sesuai.

Setelah sekitar 15 menit perjalanan, mereka telah sampai di rumah sakit dan Nana segera mendapatkan pertolongan pertama. Mark tidak bisa ikut masuk, membuat pria itu gelisah di depan ruangan bersama dengan kedua orangtuanya.

Sweet Love - Markmin Gs ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang