SL - 19 🤍

1.7K 196 21
                                    

Gak ada yang mau mutualan kah?

Ehehehe

🥲 untuk part ini, kerahkan seluruh kehaluan kalian. 🦖





.*.*.*.







"Kamu tumben bawa bekal?"

Suara Diana mengejutkan Nana yang sedang sibuk mengemasi kotak bekal di atas meja makan untuk dia masukkan ke dalam tas tangan miliknya.

"Eh-- ini loh, Bun.. aku mau pulang terlambat, jadi bawa bekal sekalian," ucap Nana sembari tersenyum cengengesan.

"Biasanya juga nggak pernah bawa tuh, bahkan pulang malam sekalipun,"

Jujur saja, Diana heran dengan Nana. Memang anaknya itu sedikit aneh akhir-akhir ini, tetapi Diana tidak menaruh rasa curigai atau apapun itu. Dia hanya heran saja.

"Nggak apa-apa, sesekali ini. Nana berangkat dulu!" pamit Nana bergegas pergi.

Diana geleng-geleng kepala. "Jangan pulang terlalu malam. Abang mu nanti mau ke sini sama istrinya!" ucapnya sedikit teriak.

Nana yang sudah di ujung pintu itu menoleh sembari mengacungkan jempolnya.

"OKE!"

Dan setelahnya, dia segera pergi berangkat meninggalkan rumah. Sementara Diana hanya menghela nafas lelah dengan tingkah Nana yang masih saja seperti anak kecil.

Padahal, Nana membawa bekal itu sengaja dia sendiri yang menyiapkannya untuk Mark.

Tadi pagi, Mark bilang dia belum sempat sarapan karena harus berangkat sangat pagi dari rumah Mommynya. Jadi, ini adalah inisiatif Nana untuk memperhatikan calon suaminya.

Iyaa, CALON SUAMI.

Jadi, hari ini Nana tidak pergi ke kampus, melainkan ke kantor Mark. Menemui kekasih hatinya itu.

~~**

Sesampainya di kantor Mark, Nana langsung masuk dan naik ke lantai dimana ruangan Mark berada. Kali ini dia sudah tidak perlu menunggu lama seperti kali pertama dia ke kantor Mark, para pegawai juga sudah tau perihal siapa Nana.

Jadi, sudah tidak ada lagi yang berani melarang Nana untuk keluar masuk di perusahaan milik keluarga Demario itu.

"Kira-kira Kak Mark bakalan suka nggak ya sama bekal yang gue bawain ini?" gumam Nana yang saat ini berdiri di depan pintu ruangan Mark.

Dia masih ragu untuk membuka pintu, kemudian dengan samar dia mendengar sebuah obrolan kecil dari dalam sana.

"Pak Marka mau saya pesankan sarapan apa?"

Itu suara Nora dengan kelembutannya. Nana sudah hafal dengan nada bicara wanita beranak satu tanpa suami itu.

"Tidak perlu, Nora. Nanti saya bisa pesan sendiri jika sudah lapar," tutur Mark pelan.

"Tapi, Pak--"

Brakk!!

Pintu ruangan Mark terbuka dengan lebar. Menampilkan Nana dengan senyuman secerah matahari pagi ini.

Sweet Love - Markmin Gs ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang