SL - 3 🤍

4.3K 244 136
                                    

Halloowww, gimana? Suka ceritanya gak?
Jangan diem-dieman, kita gak lagi marahan, kan? 😌

Masih agak 🔞🔞
// sexual harassment 

.*.*.*.



Jam menunjukkan pukul setengah 1 dini hari. Lebih tepatnya, ini adalah beberapa jam setelah pergulatan panas yang Mark lakukan dengan Nana.

"A-ahh.. kepala gue sakit banget anjirr," Nana meringis sembari memegangi kepalanya sendiri.

Sepasang mata cantik itu berusaha melebar, memandangi seluruh isi ruangan dengan cahaya minim itu.

"G-gue dimana?" Nana pun panik menyadari dirinya berada di tempat asing.

Si cantik itu langsung bangun dan terduduk. Sampai dia sadar, tubuhnya benar-benar polos tanpa sehelai benangpun. Dengan cepat, dia menarik selimut tebal yang tadinya menutupi tubuh polosnya itu.

Nana melirik ke arah samping, ada sosok pria yang sama sekali tidak dia kenal sedang terlelap dalam tidurnya.

"Nggak mungkin--" Nana menutup mulutnya karena terkejut.

Segera dia cari baju-baju miliknya yang berserakan di lantai. Tak lupa juga ia mencari tas dan ponsel miliknya, lalu memungutnya menjadi satu.

Dengan langkah begitu pelan, Nana berjalan meninggalkan si pria yang masih belum dia ketahui identitasnya. Nana memakai kembali pakaiannya dengan susah payah, sebab area intimnya yang masih terasa sedikit ngilu.

Selesai memakai baju, Nana berjalan mengendap-endap mendekati si pria yang masih menutup matanya.

"Bajingan ini.." desis Nana menggeram rendah.

Si cantik itu mengepalkan tangannya tepat di depan wajah si pria.

"Gue tandai muka lo ya, brengsek!" lanjutnya.

Namun, Nana tidak melakukan apapun lagi. Dia segera berjalan keluar dari kamar itu dan membanting pintu kamar tersebut dengan kuat-kuat.

Brakk!!

Lalu, Nana berlari secepat yang dia bisa.

Sedangkan Mark di dalam sana langsung terbangun karena terkejut.

"Dia pergi gitu aja?" gumam Mark dengan matanya yang masih setengah tertutup, namun menyadari Nana sudah tidak ada di sampingnya.

~~**

Setelah sekitar 20 menit perjalanan dengan taxi yang Nana pesan, akhirnya dia sampai di kawasan Apartemen yang ditinggali oleh Auryn.

Selama ini memang Ryn tinggal sendirian karena kedua orangtuanya yang memiliki bisnis di luar negeri, dan rumah asli mereka cukup jauh dari area kampus.

Alhasil, Ryn dibelikan apartement sendiri supaya tidak terlalu jauh dan memakan waktu jika pergi ke kampusnya.

tik.. tik.. tikk..

Ceklek!

Pintu apartemen itu terbuka dengan lebar, kemudian ditutup kembali dengan kasar.

Sweet Love - Markmin Gs ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang