Dua

3.7K 85 0
                                    

Jangan lupa vote, follow, dan comment💗

••••

"Kenapa lo peduli sama gue?" tanya Lingga. Pertanyaan yang sedaritadi terlintas bagai kaset rusak dalam benaknya.

"Karena lo berharga."

••••

Obrolannya dengan gadis tadi berakhir di luar di duaan. Hampir saja Lingga terbawa perasaan dengan perkataan gadis itu tapi ternyata ada sambungannya.

"Karena lo berharga."

"Bagi orang-orang di sekitar lo."

Sialan. Sepanjang perjalanan pulang kembali ke apartemen berkali-kali lelaki itu menggerutu kesal. Percuma saja kehadiran gadis itu tidak merubah apapun meskipun dia merasa sedikit tenang seusai bercerita sedikit mengenai perasaannya. Tapi tetap saja ia masih kesal dengan gadis itu, berakhir ia meninggalkannya di taman.

Cewek aneh. Dua kata yang terlintas dalam pikiran Lingga mengenai gadis tadi. Pikirannya tak henti-hentinya memikirkan gadis tadi. Sungguh sangat tidak gentle meninggalkan seorang gadis sendirian tanpa menawarkan tumpangan, tapi bukan Lingga namanya jika berbuat sesuka hati.

••••

Senin pagi ini adalah hari dimana upacara sekolah berlangsung begitu lama. Pihak sekolah mengambil tindakan tegas atas tawuran yang melibatkan beberapa peserta didik yang merusak nama baik sekolah di hadapan publik. Tentu hal itu merugikan sekolah mengingat nama sekolah yang sedang di puncak kepopuleran sebagai sekolah disiplin dan ketat aturan.

Beberapa nama siswa sudah di panggil untuk maju ke depan. Tersisa satu nama yang pemiliknya tak kunjung ke depan, hal itu mengundang perhatian siswa-siswi. Entah kemana pemilik dari nama yang terus di panggil itu. Entah tidak hadir atau datang terlambat.

"Lingga Kanaka Mahawira"

"Lingga Kanaka Mahawira"

"Lingga Kanaka Mahawira"

Ini sudah panggilan yang ke sekian kalinya, tapi tak kunjung ada sosok pemilik nama tersebut. Beberapa peserta didik sudah berdecak sebal karena sudah kepanasan dalam barisan.

"Lagi lagi tuh anak buat masalah, kagak bosen apa"

"Berasa jadi ikan kering nihh gue"

"Gosong nih kita, kapan bubar dah"

Begitulah kira-kira yang di dengar oleh Kinara. Kinara Sera Putri, si anak osis. Dia tidak terlalu populer namun namanya tak jarang namanya di bicarakan anak-anak Tunas Harapan karena prestasinya juga dia yang dekat dengan lelaki penuh pesona juga waketos, Kaidentara Genta Manggala atau kerap di sapa Kaiden.

"Seumur-umur gue sekolah di sini, belum pernah liat wujud rupa dari Lingga Kanaka Mahawira. Wujudnya kek apa sih?" tanya Kinara dengan wajah penasaran. Dinar yang sedang berteduh di samping tubuh seseorang berbalik menatapnya binggung.

"Yang pasti wujudnya manusia lah. Dia tinggi, badannya gede ada otot bisepnya gitu, sanggar, dingin, bertato di lengannya, tapi dia ganteng cuma bukan tipe cowok gue."

"Oiya, wajar lo gak pernah liat dia. Soalnya Lingga jarang masuk sekolah, sekalinya masuk pas dapat surat panggilan doang," jelas Dinar.

Kinara pun beroh-ria dengan penjelasan Dinar. Jujur saja dia semakin penasaran dengan sosok tadi, tapi sepertinya itu menjadi urusan belakangan dulu yang terpenting sekarang adalah ulangan fisika sebentar.

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang