Lima

1.7K 49 2
                                    

Jangan lupa vote, follow, dan comment💗

••••

Akhir-akhir ini Kinara merasa terlalu sering kebetulan keduanya bertemu. Bukan berpikir yang aneh-aneh hanya saja bukankah ini tidak bisa dibilang kebetulan?

••••

"Lo kenapa cuekin gue terus? Gue ada salah ya?"

"Lo jangan gini dong, kalo ada apa-apa cerita" tutur Kaiden sembari menyeimbangkan langkahnya dengan Kinara. Sedaritadi Kaiden terus mengejar dan mengikutinya untuk meminta penjelasan. Bahkan lelaki itu dibuat binggung akan perubahan sikap Kinara.

"Maaf kalo gue ada salah"

"Udah stop! Lo gak salah! Gue yang salah. Jauhi gue, Den. Gue butuh waktu buat sendiri," pinta Kinara.

Mendengar permintaan Kinara membuat lelaki itu ternganga, pertama kalinya Kaiden mendengarnya. Bahkan ia tidak tahu dimana letak kesalahannya. Ditambah dengan perubahan sikap Kinara membuatnya sakit kepala.

"Gue bakalan menjauh, tapi jelasin dulu dimana letak kesalahan gue? Gue butuh penjelasan" Kedua tangan Kaiden terulur untuk menggenggam tangan Kinara, tetapi buruh-buruh di tepis olehnya.

"Gue cuma minta jauhi gue, gak perlu alasan untuk itu," pungkas Kinara. Setelahnya Kinara benar-benar pergi meninggalkan Kaiden yang hanya bisa terpaku diam. Jika dipikir-pikir lagi Kaiden tak menemukan letak kesalahannya. Ia merasa semuanya baik-baik saja, tetapi kenyataannya tidak, sepertinya ada yang salah.

••••

Malam harinya, di kamar bernuansa putih dan hitam itu Kinara dan Dinar duduk sembari bercerita. Malam ini Kinara memutuskan untuk menjengguk sahabatnya itu, rencana awalnya ingin menginap tapi tidak di izinkan oleh sang mama. "Jadi gimana lo bisa sakit? Lo tahu gak tadi di sekolah gue banyak kena masalah," ungkap Kinara.

"Gue gak enak badan makanya kagak masuk sekolah," jelas Dinar

"Masalah apa coba?"

"Tadi pagi gue telat datang sekolah, terus lagi malah ngeliat Kaiden pelukan sama Luna. Sumpahh, Dir! Hati gue sakit banget, sejak kapan coba Luna sama Kaiden dekat dan akrab?! Kaiden kan bilang kalo dia gak ada perasaan apapun sama Luna, tapi tadi apa coba!" Sergah Kinara, nafasnya menggebu-ngebu. Ini bukan pertama kalinya Kinara bercerita akan masalah percintaannya yang tak memiliki hubungan jelas itu. Tapi, ini menjadi pertama kalinya Dinar mendengar cerita Kinara akan kedekatan Kaiden dan Luna.

"Jangan negatif thingking dulu, mungkin aja ada sesuatu yang buat Kaiden meluk Luna. Mending tanyain ke Kaiden daripada lo jadi uring-uringan gak jelas gini," jelas Dinar.

"Tapi gue keburu emosi sama mereka"

"Tahan emosi lo dong, sadar posisi. Hubungan gak jelas kok malah cemburu gak jelas," sindir Dinar. Bukan menjadi rahasia lagi jika Dinar memiliki lidah pedas yang siap menyerang tanpa memandang orang. Kinara di buat diam olehnya, tidak ada lagi ocehan-ocehan seperti tadi.

"Gausah baperan, biasanya juga kuat mental. Cowok banyak di luar sana, lupain Kaiden cari yang lain," saran Dinar.

"Tapi gue cintanya sama Kaiden, mau gue berusaha buat cari yang lain tetap aja hati gue hanya ada dia. Gue udah coba lupain dia Dir, tapi susah," keluh gadis itu.

"Solusinya cari yang baru, coba alihin perhatian lo dari Kaiden ke dia. Pasti bisa! Kalo lo terus berharap sama Kaiden sampai kapan pun lo bakalan terus menunggu, dia gak bakalan peka! Kaiden udah mati rasa sama masa lalunya, harusnya lo sadar dan moveon, bukan malah gamon." Berkali-kali Dinar mengingatkan dan menasihatkan Kinara untuk melupakan Kaiden dan mencari lelaki yang lain. Tetapi sepertinya itu susah untuk terjadi, Kinara sudah terlanjur jatuh cinta bahkan seperti sudah terlalu dalam.

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang