Jangan lupa vote, follow, dan comment💗
••••
Semuanya langsung heboh hingga semua mata menatap pada mereka. "Kok lo gak cerita-cerita kalau udah jadian sama dia, Ga."
"Asik makan-makan," sambung yang lainnya. Lingga menghentikan kegiatan makannya, "Belum jadian." Kembali lagi semua dibuat heboh. "Parah banget perasaan anak orang lo mainin. Udah paling bener tuh cewek sama gue, bahagia terus kalau sama gue mah." Liam berkata dengan penuh percaya diri. Lingga langsung memberikan tatapan membunuh pada Liam.
"Lo sentuh dia, lo habis ditangan gue"
••••
Saat waktu pulang tiba, Lingga sudah menunggu diparkiran motor sekolah. Sembari memainkan ponselnya sosok yang ditunggunya pun akhirnya datang menghampiri, siapa lagi kalau bukan Kinara. "Hai," sapanya. "Udah nunggu lama?" Lingga lantas menggeleng sembari memberikan helm. "Ga, nanti kita mampir buat beli buah ya."
"Hmm"
Kemudian dibantunya Kinara untuk naik ke atas motor besarnya itu. Motor ninja hitam itu melaju membelah jalanan pasat sore kota jakarta. Sesuai dengan permintaan Kinara tadi keduanya pun mampir membeli buah untuk di bawah ke rumah sakit. "Mau beli buah apa neng?" Tanya wanita penjual yang sepertinya usianya hampir setengah abad. Kinara pun kebinggungan, kedua netranya melihat satu per satu buah yang ada. Ia binggung harus membeli buah apa, hingga Lingga datang menghampirinya. "Delion suka makan buah jeruk," ucap Lingga. Sekejap senyuman terbit di wajah Kinara, "Buk, jeruknya 2 kilo ya." Sembari menunggu tangan Kinara tergerak melihat-lihat buah stroberi. Tanpa disadari gerak-geriknya sedaritadi diperhatikan oleh sosok yang berdiri tegak di belakangnya.
"Suka?" Tanya Lingga. Kinara hanya tersenyum sebagai balasan. Lelaki itu langsung mengambil beberapa box stroberi yang dipegang oleh Kinara tadi. "Tolong dibungkus stroberinya. Semua buah-buah tadi berapa?" Tangannya terulur memberikan beberapa lembar uang. "Eh buah yang tadi biar gue yang bayar, kenapa jadi lo yang bayar." Lingga tak menghiraukan, segera kantung-kantung berisi buah tadi di genggamnya. "Lingga, gue nanya kenapa jadi lo yang bayar terus gue gak minta buat dibeliin stroberi." Lingga menyerit, "Yang bilang stroberinya buat lo siapa?" Segera mimik wajah Kinara berubah, apa katanya tadi bukan untuknya. Wajah gadis itu langsung memerah bak tomat. "Buruan naik atau gue tinggal."
••••
Sesampainya di rumah sakit, keduanya langsung ke ruangan inap Delion pada lantai tujuh dengan menggunakan lift. Sejak kesalahpahaman akan buah stroberi tersebut membuat Kinara dan Lingga saling terdiam. Kinara sudah sangat malu sejak tadi rasanya seperti ingin menghilang, terlebih lagi saat ini bersama dalam lift. Hingga ketika sampai pada lantai 3 tiba-tiba kerumunan manusia masuk dan memenuhi lift hingga menyudutkan Lingga dan Kinara. Hampir saja ia terjatuh untunglah Lingga menahannya. Akhirnya saat mencapai lantai 6 hampir semua manusia keluar dari dalam lift, menyisahkan beberapa orang termasuk Lingga dan Kinara.
Kini Delion sudah sadar dan telah dipindahkan ke ruangan inap. Saat memasuki ruangan inap Delion cukup ramai, terdapat Agam, Liam, juga ketiga teman Delion yaitu Raden, Gale, dan Calista. Kinara merasa canggung, bahkan ia tidak akrab dengan siapa pun di sini. Namun segera rasa itu hilang saat Lingga merangkulnya masuk ke dalam. "Baru dateng ae sih bos, sama siapa tuh," ucap Liam sembari mencuri-curi pandang dengan Kinara.
"Halo semuanya, gue Kinara" Mungkin perkenalan singkat ini mampu membuatnya sedikit akrab dengan mereka. "Halo Kinara, gue Agam, di samping ini Liam paling cerewet jadi maklumin aja. Yang pakai headband namanya Gale, cowok jaket denim di sebelahnya namanya Raden, dan yang cewek namanya Calista." Kinara menggangguk paham, sebelum Lingga menuntunnya mengahampiri brankar Delion. "Gimana kabar lo?" Tanya Lingga. Delion menghela napas, "Seperti yang lo liat." Lingga menggangguk paham, "Gue berharap yang terbaik buat lo, jangan banyak gerak luka jahitan lo masih rentan."