Dua puluh tiga

564 24 38
                                    

Jangan lupa vote, follow, dan comment💗

••••

"Menjauh dari gue sebelum gue pukul!!" Ancam Dinar bersiap memukul Carel. Cowok itu menyunggingkan alis binggung sebelum berdecak tawa. "Coba pukul kalau berani. Pukul gue, Dir, pukul," tutur Carel.

••••

Dinar terdiam, ia menatap Carel beberapa detik. Keduanya saling menatap satu sama lain. Carel terlalu terbawa suasana sebelum ia tersadar dan meringis kesakitan karena tendangan Dinar pada tulang kering kakinya. Ia meringis kesakitan. Dinar pun pergi membeli susu coklat untuk Kinara dan kembali ke kelasnya di lantai dua. Menaiki anak tangga sembari tersenyum puas. Namun senyuman itu luntur ketika ia hendak masuk ke dalam kelas.

Matanya menangkap dua insan tengah duduk sembari makan bersama. Dia terpaku di tempat, tidak dapat melanjutkan langkahnya. Ia ragu untuk mendekat karena kedekatan itu. Kinara tengah duduk dengan Lingga sembari makan bersama.

Sepertinya keduanya sudah tidak ragu lagi untuk mengumbar kemesraan di depan umum. Perlahan Dinar melangkah mundur memilih memberikan ruang untuk keduanya. Langkah kakinya membawa pada taman sekolah yang berada di sebelah lapangan sepak bola. Tentunya di jam istirahat anak-anak akan selalu bermain bola di sana.

Dinar membuka box mie ayamnya dan bersiap melahapnya setelah berdoa. Senyuman girang tercetak di wajahnya, mie ayam yang dibelinya tadi tampak menggoda selera, mienya yang tebal, ayamnya yang banyak, porsinya juga banyak. Saat hendak ia menyuapkan suapan pertamanya sebuah bola melayang dan terjatuh di sebelahnya.

"Woi lempar bolanya ke sini!" Teriak satu cowok berseragam olaraga dari tengah lapangan. Dinar langsung melepaskan alat makannya dan membalikkan badannya menatap ke arah lapangan. Tatapan tajam langsung di layangkan Dinar pada mereka. Saat Dinar hendak memberikan protesnya seketika terhenti.

"HEHH ANJING! Lo gak liat orang lagi makan, hargain dia juga!"

Carel? Kenapa dia tiba-tiba ada di sini. Cowok itu menatap mereka dengan marah dan melipat tangannya di dada berjalan mendekati mereka, bersiap memberikan mereka pelajaran.

"Punya kaki tuh di pakai! Bukan nyuruh orang, apalagi cewek!" Amuk Carel. Tangannya bergerak meraih kerak seragam kakak kelasnya dengan kasar.

"Lo siapa?! Gak usah ikut campur, gue cuman--"

"Cuman apa anjing! Lo gak liat dia lagi makan hah?!"

Buuugghh

"BANGSAT LO!"

Buughhh

Seketika semua perhatian tertuju pada kedua cowok tersebut. Berbondong-bondong anak-anak menggelilingi lapangan untuk menyaksikannya. Ada yang menyoraki, ada yang menyuruh berhenti, tetapi dominan suara menyoraki untuk segera adu jotos.

Dengan menerobos kerumunan anak-anak Dinar melangkah lebar mendekati kedua anak adam itu. Kedua tangannya dengan penuh tenaga menarik kasar kedua sisi seragam Carel ke belakang untuk menjauhkannya dari kakak kelas itu. Seketika tubuh Carel mundur ke belakang beberapa langkah.
Tangannya meraih kasar tangan Carel dan menariknya menjauh dari kerumunan. Begitu sampai di daerah yang cukup sepi Dinar langsung menghempas tangan Carel dan menamparnya. "Lo ngapain?! Mau jadi jagoan hah? Ngerasa keren lo?!" Tanya Dinar.

Carel menatap gadis di depannya dengan penuh tanya, mulutnya menganga. Ia tak percaya dengan perkataan yang dilontarkan Dinar padanya, apa mungkin dia salah dengar? "Gue gak ngomong apa-apa bahkan untuk sampai adu jotos! Ngapain lo bertindak jauh?" Tanya Dinar dengan emosi.

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang