Jangan lupa vote, comment, dan follow💗
••••
"Gue ngerti posisi lo sekarang, pelan-pelan pasti bisa kok. Kalau memang dia takdir pasti bakal balik lagi kok, gak mungkin hilang di ambil orang." Delion perlahan menatap Lingga, memperhatikan dan mendengarkan lelaki itu dengan saksama. Lingga bijak dalam hal ini, ia tahu itu. Dia pernah mengalaminya, dia memahami perasaannya. "Gue berharap semoga semesta berpihak sama lo, semoga kalian sama-sama bahagia meskipun kalau bahagia itu bukan bersama. Lo harus bahagia, jangan terlalu berlarut, bro...."
••••
"Permisi bu, saya izin ke toilet sebentar"
"Silahkan Kaiden"
Segera cowok itu bangkit dari duduknya dan melangkah panjang keluar kelas. Kedua irisnya menatap ke bawah koridor kelas lalu melangkah pendek sesekali menatap kanan dan kiri waspada. Senyuman miring terukir pada wajah tampannya, sembari terus melangkah mengikuti sesosok yang tak begitu jauh darinya. Perlahan namun pasti tidak di sadari oleh sosok yang diikutinya.
Tak terasa sudah berada di ujung koridor dan sosok yang diikutinya berbelok ke kanan, yaitu toilet. Kaiden melihat kanan dan kiri memastikan tidak ada yang melihat kemudian mengikuti sosok tadi hingga ke depan lorong toilet pemisah antara toilet laki laki dan perempuan. Tangan kanannya terangkat menarik sosok tersebut dan di kurungnya di dinding dengan tegas tapi tak menimbulkan sakit. Sosok tersebut membulatkan mata kaget.
"Lo apa-apaan sih?!" Tanya sosok itu langsung sedikit emosi dengan tingkah Kaiden. Kaiden menghela napas frustasi, "Lo yang apa-apaan, Kinara. Kenapa lo sekarang ngejauhin gue?!"
Dada Kaiden naik turun berusaha menetralkan emosinya. Kinara membelalak matanya tak percaya, "Setelah semua yang lo lakuin lo masih nanya kenapa?! Den, sadar! Lo tuh yang kenapa." Kinara menatap Kaiden sesaat hingga akhirnya membuang muka. "Ra, gue salah apa sampai lo ngejauhi gue? Seingat gue, gue gak ngelakuin apa apa, tapi tiba-tiba lo yang ngejauhin gue."
Kaiden melangkah semakin dekat hingga Kinara tersudutkan di dinding, tubuhnya dan gadis itu hampir bersentuhan. Dengan wajah tak percaya, ia menatap Kinara dengan kesal. "Jawab gue, Na! Jangan diam aja," bentak Kaiden. Kinara tersentak dengan bentakan dari Kaiden, namun ia segera menepis rasa takutnya. Keduanya saling beradu tatap, Kaiden dengan tatapan kesalnya dan frustasinya sedangkan Kinara dengan tatapan menantangnya. Kaiden sesekali mengumpat dan mengatakan betapa kesalnya ia pada Kinara. Hingga kesabaran cowok itu habis dan ia semakin dekat dengan Kinara, wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja, bahkan hembusan nafas keduanya dapat dirasakan satu sama lain.
"Atau..lo menjauh dari gue karena....lo deket sama si bajingan itu? IYA?!" Bentak Kaiden dan memukul dinding di belakang kinara hingga membuat gadis itu terkejut. Emosinya tidak tertahankan hingga tanpa aba-aba kerak seragam Kaiden di tarik kuat ke belakang, hingga ia mundur beberapa langkah.
Buggghhh
Buugghhh
"SIAPA YANG LO MAKSUD BAJINGAN HAHH?!"
"ANJING LO!"
Bugghhh
"Berani-beraninya lo deketin milik gue!"
Bugghhh
Kaiden terjatuh ke lantai dengan darah segar mengalir dari sudut bibir dan pelipisnya, wajahnya sudah memar akibat pukulan keras tersebut. Sosok yang menghantamnya tadi berbalik menatap Kinara cemas, meraih kedua pergelangan tangannya. "Kamu gak apa apa kan? Dia ada ngakitiin kamu di mana, kasih tahu aku, biar aku pukul dia lagi," ujar cowok itu berapi-api dadanya masih naik turun akibat emosi akan perlakuan Kaiden tadi.