Dua puluh empat

581 22 36
                                    

Jangan lupa vote, follow, dan comment💗

••••

Lena🖤

Hi babe
Do you miss me huh?
Jemput aku di bandara

Begitulah pesan yang Kinara tak sengaja baca pada ponsel Lingga. Dia tahu dan sadar jika itu tidak sopan, tapi dia tidak sengaja. Pikiran Kinara langsung berkelana ke mana-mana. Seketika bahunya merosot ke bawah. Siapakah Lena Lena itu? Apa hubungannya dengan Lingga?

••••

Sepanjang sejam lebih terasa seperti seharian bagi Kinara. Perasaannya saat ini tidak bisa di jelaskan, terlalu ribet. Es krim yang begitu manis dan lezat terasa hambar di lidahnya saat ini. Kemanakah semua perasaan bahagia itu tadi? Dimanakah Kinara yang selalu bersemanagat saat makan es krim itu?

"Kenapa mukanya begitu? Es krimnya gak enak atau gimana?" Tanya Lingga mengerutkan alisnya saat memperhatikan wajah tak bersahabat Kinara. "Na? Kamu kenapa?" Tanya Lingga memastikan.

Kinara menggeleng dan tersenyum yang dipaksa manis, "Gue baik kok, gue ke toilet bentar ya." Lingga menaikan alis kemudian menggangguk. Saat Kinara beranjak Lingga memperhatikan punggung itu hingga benar-benar menghilang di balik bilik toilet.

Sehabis Kinara kembali kembali dari toilet keduanya bergegas pulang. Lingga mengikuti langkah Kinara dari belakang sembari menenteng ransel putih milik gadis itu di pada pundak kirinya. "Babe, are something bothering you?" Tanya Lingga penuh perhatian. "I'm here for you, you can tell me." Lengannya merangkul Kinara mendekat padanya.

Kinara menggigit bibir bawahnya, kemudian menggeleng kecil. Lingga tersenyum tipis kemudian mengusap surai Kinara penuh kelembutan, "Kalau ada apa-apa cerita oke?" Sang gadis menggangguk. Motor besar yang dikendarai Lingga pun membelah jalanan menuju rumah Kinara.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya terdiam satu sama lain. Pelukan Kinara begitu erat, namun Lingga menyukainya. Kehangatan tubuh sang gadis tersalurkan padanya, dia selalu suka sensasinya. "Lingga...." panggil Kinara dari belakang punggungnya. Lingga yang mendengarnya pun langsung menepi. Cowok itu berbalik memandangi sosok Kinara dengan penuh tanya. "Lo sehabis ini mau kemana?" Tanya Kinara mati-matian menurunkan gengsinya.

Lingga mengerutkan kening lalu tersenyum, "Memang kenapa? Takut kangen?" Pertanyaan Lingga sukses membuat Kinara panik dan menggeleng.
"Kalau gitu kenapa nanya?" Tanya Lingga masih memandanginya. "Cuman nanya ihh, jawab aja." Sejujurnya Kinara sudah gelisah dalam hati, apakah sehabis ini Lingga akan pergi menjemput si Lena itu? Sepertinya kegelisahan akan membunuhnya saat ini juga.

"Sehabis antarin lo, gue pergi gym." Jawab Lingga seadanya karena rutinitasnya tidak pernah berubah jika tidak pertandingan karate, balapan motor, pasti pergi gym. Seketika Kinara menghela napas lega, setidaknya itu sedikit melegakannya. "Beneran? Gak bohong kan?" Tanya Kinara memastikan.

"Sejak kapan gue bohongin tuan putri kesayangan gue hmm?" Tanya Lingga balik. Jika Lingga sudah memiliki perasaan pada seseorang maka semuanya akan ia berikan, tak terkecuali. Begitulah Lingga hingga ia rela di tipu oleh sang mantan kekasih pertamanya.

Kinara tersipu akan perkataan Lingga. Sungguh berbahaya cowok di hadapannya ini, bisa-bisa ia salah tingkah terus. "Kalau udah nanya gitu, itu artinya pengen nemenin kan?" Tanya Lingga dengan main-main sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Di depan sana ia langsung berbelok ke kanan untuk ke tempat gym langganannya.

Sesampainya di sana ia langsung memasuki bangunan dua lantai tersebut diikuti dengan Kinara di sampingnya. Tangan cowok itu menggenggam erat tangan Kinara menuju tempat yang biasanya ia gunakan. "Lo bisa duduk di situ sambil nungguin gue," ujar Lingga.

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang