Empat belas

1K 28 0
                                    

Jangan lupa vote, follow, dan comment💗

••••

"Shut up your mouth, saya tidak ingin mendengarkan alasan apapun dari mulut anda. Jika benar, berikan buktinya!"

"Tanpa bukti tidak dapat di percaya, pergi dari sini jangan datang kembali sebelum membuktikannya atau....beritahukanlah pada media jika anda memang pembunuh."

••••

Waktu menunjukkan pukul enam pagi lewat tiga puluh menit. Lingkungan sekitar sekolah belum terlalu ramai. Motor beat hitam memasuki lingkungan sekolah, diparkirkan di antara motor lainnya di sana. Helm yang dikenakan sang penggemudi segera di buka, terpampang wajah tampan sang pangeran sekolah sekaligus waketos TH, Kaiden Genta Bimantara. Sebenarnya Kaiden lebih suka menggunakan motor KLX miliknya, namun Kinara lebih nyaman menggunakan motor beat jadi apa boleh buat. Dia berbalik senatap gadis yang diboncengnya, "Bisa bukanya, Ra?" Pasalnya helm yang dikenakan gadis itu tak kunjung terbuka meski sudah berusaha keras. "Bisa kok, bentar."

Suara deruman motor ninja hitam diikuti dengan motor lainnya yang berada dibelakangnya mampu mengahlikan perhatian warga sekolah. Lingga and the geng, memarkirkan motor mereka di sana, tak begitu jauh dengan motor milik Kaiden. Mereka terlihat tampan dan menggoda, selalu. Melepaskan helm full face yang dikenakan, kemudian menyurai surai kebelakang.

Kaiden yang melihat Kinara kesulitan pun segera membantu membukakan helm yang dikenakan gadis itu. Kinara tak enak hati, dirinya jadi merepotkan. "Makasih ya, Den." Gadis itu segera turun dari motor, tak sengaja pandangan bertemu dengan sosok pemilik netra gelap nan tajam itu. Tatapan lelaki itu begitu menusuk seakan ingin menerkamnya saat ini juga. Soal kemarin lusa, Kinara masih belum lupa. Sebenarnya dia begitu takut bertemu Lingga lagi, tapi semesta berkata lain dengan mempertemukannya di sini. Wajah masam dan tatapan tajamnya membuat Kinara merinding sendiri, segera ia melangkah cepat masuk ke dalam.

Lingga dan teman-temannya masih tetap di parkiran, belum beranjak dari sana. Mereka ikut memperhatikan interaksi Kaiden dengan Kinara, sesekali melirik Lingga yang sudah badmood di sini. "Baru juga dateng dah liat yang romantis-romantis aja," tutur Liam. Cowok itu sengaja ingin memanas-manasi temannya. Yang lainnya terkekeh, terkecuali Lingga yang segera menghadiahi Liam tatapan tajam. "Lagian kalo suka tuh di deketin, bukan diliatin aja. Resiko kalo nanti di ambil orang."

"Siapa yang suka, modelan kek gitu bukan tipe gue." Lingga terlalu gengsi untuk mengakuinya. "Semoga lo gak kemakan omongan sendiri, bro. Lagipula Kinara tuh menarik, dia baik, sopan, pinter, cantik juga manis lagi." Tutur Carel, Lingga yang mendengarnya menyungging alis. "Yaudah lo aja sana pacaran sama dia, saingan sama si waketos nohh." Carel terkekeh, "Sans napa, naik darah mulu."

"Kemaren gue denger dia sakit ya, Ga?" Tanya Agam. "Napa tanya gue, deket aja kagak." Apa yang dikatakan Lingga ada benarnya juga, meskipun keduanya sudah saling menggenal. "Nanya doang, siapa tahu lo tahu info." Lingga berdecak sebal, semakin kesini semakin kesana topik pembicaraannya apa sengaja dibuat untuk mengompirinya? Ah sialan! Lelaki itu turun dari motornya beranjak dari sana, meninggalkan teman-temannya. "Kita di tinggal nih, okay."

••••

Jam istirahat pertama tiba. Kinara memilih untuk tidak ke kantin, sekedar menitip saja kepada Dinar. Gadis itu pun sibuk bermain ponsel untuk menghiburan diri dari kegabutan. Tak begitu lama Dinar datang menghampirinya, Kinara menyambutnya dengan penuh senyuman. "Makasih Dinar sayang." Kinara sedikit terkejut saat Dinar memberikannya mie ayam favoritnya padahal ia memesan roti, dengan senang hati ia menerimanya. Dinar hanya memperhatikan gerak-gerik temannya yang dengan lahap memakan mie ayam tersebut. "Enak, Ra?" Kinara menggangguk dengan pasti, ia terus makan dengan begitu lahap seolah makanannya akan diambil orang. Dinar hanya memperhatikan sesekali meminum es teh yang dibelinya dari kantin, hingga akhirnya gadis itu selesai juga makannya.

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang