Jangan lupa vote, follow, dan comment💗
••••
"Kina mana?"
"Di kelas, napa?"
"Kenapa gak ke kantin? Dia sakit?"
"Ngapain nanya gue"
"Ck yaudah bilangin ke dia nanti pulang bareng gue"
••••
"Gue bisa pulang sendiri, Ga"
"Kan udah gue bilang lo pulang sama gue. Nurut dikit, bisa gak?"
"Gue pulang sama Kaiden, duluan aja kita masih ada rapat osis dulu" ujar Kinara sembari berjalan ke ruangan osis dengan Lingga yang masih mengekorinya.
"Gue tungguin"
Kinara menghela napas, lelah dengan Lingga yang masih tak mau mengalah, sangat keras kepala. Kinara tidak habis pikir bagaimana bisa lelaki itu kini mengejarnya sampai seperti ini, apakah ini karena pernyataan sukanya pada lelaki itu semalam. Memasuki ruangan osis sepertinya begitu mencengkam karena terlihat rapat kali ini dipimpin oleh Luna, ternyata gadis itu sudah sembuh. Rapat sudah di mulai, akibat dari perdebatan panjang dengan Lingga berakhir ia terlambat ikut rapat ini.
"Permisi, maaf datang terlambat semuanya" tutur Kinara takut-takut. Semua mata tertuju padanya, Kinara sudah siap jika ia akan mendapatkan amukan dari Luna. Namun sepertinya ekspektasinya terlalu tinggi, nyatanya Luna langsung menyuruhnya duduk.
"Kita lanjut, jadi...."
Luna memang kali ini tidak banyak mengomel seperti biasanya, atau hanya duduk diam menyerahkan segala perkerjaan kepada Kaiden, tetapi kali ini gadis itu juga ikut berpartisipasi bagaimana tidak karena rapat kali ini ikut di hadiri oleh kepala penggurus osis, pak Hartono. Bahkan Kinara saja tidak menyadarinya, cukup lama barulah ia mengetahui hal tersebut pantas saja Luna tidak menyemprotnya dengan kata-kata menyakitkan lagi.
Rapatnya cukup lama, hampir dua jam. Lelah sudah pasti, tetapi menjadi anggota osis adalah impian Kinara. Perlahan semua orang keluar, Kinara sedikit berlama-lama di sana supaya menghindar dari Lingga, meskipun ia tidak yakin jika lelaki itu benar-benar menunggunya. Setelah Kiaden selesai membereskan barang-barangnya keduanya pun keluar. "Abis ini temenin gue beli buku di gramedia, mau?" Tanya Kaiden. Kinara menggangguk antusias, apalagi gramedia date masuk dalam list date nya bersama Kaiden yang ia buat diam-diam tanpa sepengetahuan lelaki itu. Kinara memang tak menyangkali perasaannya, ia memang benar-benar menyukai cowok yang berada di sampingnya saat ini. Saat keduanya keluar dari ruangan yang tak begitu besar ini, mereka langsung dikejutkan oleh kehadiran Lingga.
"Udah selesai, sayang?"
Whatttt?! Apa katanya tadi.
Darah Kinara bagaikan berhenti mengalir, tubuhnya menegang mendengar apa yang baru dikatakan Lingga. Bahkan Kaiden pun ikut speechless. "Lo bilang apa barusan?" Tanya Kinara memastikan, siapa tahu memang pendengarannya yang salah."Udah selesai, sayang?" Ulangnya lagi dengan penekanan di akhir kata.
"Kalian pacaran?"
"Kenapa gak? Cuman cowok gila yang nolak Kinara. Cantik, baik, dan berkelas. Bukan bekasan orang lain," entah sengaja atau tidak tetapi yang jelas Lingga menyeringai puas dengan reaksi Kaiden.
"Kok lo gak cerita kalo udah jadian sama Lingga, Ra?"
"Kinara gak punya keharusan buat cerita ke lo"
Kaiden tak peduli dengan Lingga, "Padahal gue nungguin berita ini dari lama loh, akhirnya setelah sekian lama lo bisa moveon juga dari gue....atau jangan-jangan lo cuma jadiin Lingga pelampiasan doang karena gak bisa jadian sama gue?"