di jalan, di rumah, selagi napas belum lepas
otak masih penuh siasat dan muslihat
agar bisa dilihat, agar dibilang hebat
demi presensi semua bisa dilegalisasidi lain itu, waktu tak bisa menunggu
Tuhan sudah lelah akan ulahmu
entah sempat untuk taubat
atau terlambatsuatu pagi, kau mengerti
semua hanya misi-misi menghianati
kau pun sendiri untuk menangisi
lalu berharap itu tadi cuma mimpi sore hari
KAMU SEDANG MEMBACA
jouska
Poetry[ter·beng·ka·lai] terima kasih telah menemukanku dalam untaian benang kusut-di kepalaku. Rank: #1 in Kata (dari 15,6 rb) 14/01/24 #40 in Puisi (dari 75,6 rb) 14/01/24