bisik angin

20 2 0
                                    

pada ilalang aku bertanya, kapan aku akan pulang dengan menenteng dua tas penuh titipan. di ujung sana, senyum bapak-ibu merekah, menyambutku dengan peluk yang mahal itu

tapi ilalang hanya ilalang

esoknya aku menemuinya lagi, kali ini dengan deru napas yang memburu. aku mengomel panjang lebar karena saluran tv di rumah tak memuat satupun channel kesukaanku, awas saja adikku itu

ilalang bergoyang, angin yang membuatnya demikian

aku kembali yang terakhir, membawa sepiring bolu jatah seminggu. tak ada yang tau aku mencurinya diam-diam dari meja ruang makan. aku menawarkannya pada ilalang, perutku bisa meletus jika kuhabiskan sekalian

tak ada jawaban

apa yang salah dariku?

monster dalam dirimu, bisik angin melewatiku

kau membiarkan ia kenyang, lalu senang, lalu menang. katanya lagi

jouskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang