aku tak harus menelisik laci atas yang selalu terkunci apik. tak harus menggebu perihal memar-memar biru, apalagi waktu yang habis buat menjamu. kupikir karena rambu-rambu masih berlaku dan aku masih ada sepintal jadwal, caci-maki tak bakal makin merinci asal aku tak mengamini.
tapi aku salah arti, siapa-siapa suka tambah menjadi kalau terlalu diabdi.
*kita... harus bisa tegas sama semua orang. we must love ourselves first, then think about the pleasures of others. if you don't love your self, who can?
KAMU SEDANG MEMBACA
jouska
Poetry[ter·beng·ka·lai] terima kasih telah menemukanku dalam untaian benang kusut-di kepalaku. Rank: #1 in Kata (dari 15,6 rb) 14/01/24 #40 in Puisi (dari 75,6 rb) 14/01/24