kita tersesat
dalam jerat-jerat melarat
dalam elak paling mutlak
dalam kelam yang enyah karamaku diam, itu terlalu kejam
kita harus kaya
sebab kerabat akan mendekat bila kita terhormat
traktiran bisa membungkam makian
dan bahagia bisa dibujuk kalau uang bertumpukaku tak berpikir dua kali, sebab sudah terbukti
kita butuh lebih dukungan
surat tanah, lot saham, tabungan, pasangan mapan, gelar sarjana, usaha maju, pensiun dahululidahku kelu, haruskah jadi begitu? persepsi mana lagi yang kau biarkan melenyapkanmu perlahan tiap hari?
KAMU SEDANG MEMBACA
jouska
Poetry[ter·beng·ka·lai] terima kasih telah menemukanku dalam untaian benang kusut-di kepalaku. Rank: #1 in Kata (dari 15,6 rb) 14/01/24 #40 in Puisi (dari 75,6 rb) 14/01/24