sesi rehat

20 2 0
                                    

pagi ini, sayup-sayup dari kejauhan kamu berjalan sempoyongan
baru saja dicerca karena bangun kesiangan
dan kamu sampai, pada pengadilan paling sialan— tak bakal terjadi seandainya kamu punya pilihan—yang kembali melucuti kesabaranmu satu-satu

tak berhenti di situ kamu masih harus membereskan kekacauan bekas kemarin
meski kamupun tak tahu siapa yang berulah itu
akhirnya langkahmu mencapai pintu, pada kusennya dipaku rentetan tagihan yang hampir terlewat
seperti sesi rehatmu yang menghilang sekelebat

jouskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang