Marsha tidak menyangka kalau pagi ini akan turun hujan yang deras. Dan kini ia terjebak di halte seorang diri. Padahal saat dirinya menuju ke halte tadi, hujan belum turun. Tetapi, saat dia baru beberapa menit di halte, hujan turun dengan deras.
Marsha sangat menyesal tidak membawa jaket atau sweater untuk menghangatkan badannya. Sungguh udara dingin nya sangat menusuk ke pori-pori kulit Marsha.
Saat Marsha sibuk menggosok-gosokkan tangannya, berharap rasa dingin hilang sejenak. Tiba-tiba ada motor sport yang berhenti tepat di depan halte. Dari pandangan Marsha sih kalau itu adalah laki-laki.
Orang itu menghampiri Marsha dan ikut meneduh di halte. Marsha menatap orang itu yang memakai jas hujan berwarna hitam dan helm putih di kepalanya. Melihat motor yang di bawa orang itu, sepertinya tidak asing untuk nya.
"Gue tau gue cakep.. Segitunya ngeliatin gue" Mata Marsha membulat sempurna kala mendengar suara orang itu, pemilik suara itu ia sangat mengenalinya. Sedetik kemudian orang itu membuka helmnya. Dan benar dugaan Marsha kalau itu adalah Zee.
Marsha mengelap kacamata nya, mungkin ini adalah karena kacamata nya yang buram. Jadi, ia berkhayal kalau Zee berada di depannya.
Setelah memasang kembali kacamata nya. Marsha menatap tak percaya kalau itu adalah benar-benar Zee. Pasalnya dia memakai celana, walaupun hari-hari zee menggunakan celana kalau naik motornya.
"I-ini bener ka zee? " Tanyanya sedikit gugup. Zee mengangguk dan setelahnya melepaskan jas hujannya.
Zee menarik Marsha agar duduk. Zee menyerah kan jas hujannya yang basah itu pada Marsha. "Lipetin"
Dahi Marsha mengernyit kala mendengar titahan dari Zee. Zee berdecak bersamaan dengan putaran pada matanya. "Lipetin jas gue. Gue ga bisa ngelipet"
Marsha menahan tawa nya kala mendengar penuturan Zee. Marsha yakin kalau Zee itu adalah anak manja yang hanya mengandalkan pelayan di rumahnya.
Marsha mengangguk "iya kaa" Marsha mengambil alih jas yang ada di tangan Zee. Dengan telaten Marsha menilap jas hujan milik Zee. Setelah selesai mata Marsha malah bertemu dengan mata Zee. Tatapan tajam dan meneduhkan dari Zee mampu membuat jantung Marsha berdegup tak karuan.
Zee memutus tatapan itu dan beralih menatap langit yang ternyata hujannya telah reda. Ia kembali memandang Marsha.
"Lo ngga tau kalo hari ini ngga ada bus" Mendengar penuturan zee, alis marsha bertaut bingung.
"Ngga ada bus, maksud kaka? " Tanya Marsha.
Zee menghela nafasnya "Hari ini ada perbaikan jalan di rute bus nya. Jadi, bus nya di liburkan satu hari"
Marsha mengangguk paham. Pantas saja saat Marsha ke halte. Halte itu tidak ada siapa-siapa. Padahal setiap hari halte ini selalu rame.
"Hujannya udah reda. Lo berangkat sama gue" Zee menarik tahan Marsha dengan lembut menuju motor kesayangannya.
"Tapi ka-"
"-Gue ngga nerima penolakan" Zee Mulai memakai helmnya. Zee beralih menatap Marsha "Gue bawa helm cuma satu. Lo ngga papa kan ngga pake helm"
Marsha mengangguk dan tersenyum manis. Darah Zee langsung berdesir kala mendapatkan senyuman dari Marsha, sungguh sangat manis senyuman nya itu.
"Ngga papa ka.. Lagian juga dari sini ngga terlalu jauh" Balas Marsha
Zee memilih untuk menaiki motornya. Zee menoleh ke arah Marsha yang masih berdiri. "Lo bisa naiknya kan"
"Bisa ka" Dengan perlahan Marsha menaiki motor Zee yang tinggi itu dengan berpegangan pada pundak zee. Zee melepas jaketnya lalu ia memutarkan badannya ke belakang dan ia berikan jaket itu pada Marsha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Nerd [END]
FanfictionMarsha Harumi Lenathea.Gadis cantik yang bisa di bilang gadis nerd. Karena kebiasaan nya yang suka sekali membaca buku. Dia menjadi anak baru di salah satu sekolah yang terkenal di ibu kota. Awalnya tidak ada yang menarik di sekolah barunya. Namun...