23. Putus

1K 137 6
                                    

Mendadak arena seperti menjadi ajang perlombaan layang-layang. Semua anak-anak arena menjadi bermain layang-layang lantaran Olla yang tiba-tiba datang dan membawa layang-layang dan semua nya menjadi ikutan. Seperti hal nya dengan Zee dan Marsha.

"Ka Zee!! Ayo cepet!! "

"Iya iya sayang, sabar" Zee berjalan ke arah Marsha dengan layangan serta benang di tangannya. Menyerahkan layang-layang tersebut pada Marsha.

"Kamu pegangin dulu yah, kalo udah ada angin kamu lepas tapi tunggu aba-aba aku" Zee mengatur posisi yang tepat, agar layang-layang tersebut dapat terbang sempurna sementara Marsha hanya menurut sama apa yang Zee katakan padanya.

"Terbangin cha!! "

Marsha melepas layang-layang tersebut setelah mendapat aba-aba dari Zee. Ia dengan girang bertepuk tangan seraya melompat-lompat. "Yeayy!! Akhirnya terbang!!"

Zee tertawa kecil kemudian menarik ulur layang-layang agar stabil di atas sana. "Kamu mau pegang? "

"Mau! " Marsha segera mengambil alih benang layang-layang yang semula Zee pegang. Posisi Zee kini berada di belakang Marsha, mengadahkan wajahnya melihat layang-layang yang terbang di atas sana.

"Di tarik ulur dong cha, itu ngeliuk-liuk layang-layang nya" Tangan Zee terulur memegang tangan Marsha, maka posisi Zee seperti memeluk Marsha dari belakang.

"Ihh susah banget sih" Marsha memanyunkan bibirnya. Tidakkah Marsha tidak menyadari bahwa dia itu sangat lucu dan gemash!! Zee pun tidak akan kuat menghadapi Marsha yang lucu dan menggemaskan.

Saking gemesnya Zee pada Marsha, ia sampai menggigit pipi Marsha pelan. "Kamuu lucu banget sih cha, ngerepotin jantung aja"

Marsha membalikkan badannya, menatap Zee dengan jarak yang begitu dekat. Memasang wajah galaknya, ia juga berkacak pinggang untuk menambah kesan galaknya.

"Bisa ngga, ngga usah gigit-gigit, sakit tau" Kata Marsha.

Zee tertawa melihat Marsha dengan tingkah nya. Ia mengusap pipi Marsha. "Di bilang jangan lucu malah tambah lucu. Kamu bukan nya galak malah lucu tau"

"Ihhh nyebelin! " Marsha mengapit hidung Zee dengan jarinya. Zee mengaduh kesakitan membuat anak-anak Arena tertawa melihat itu.

Ara yang melihat mereka dari jauh pun ikut tertawa melihat interaksi Zee dan Marsha. Pasangan itu selalu saja lucu, tawa mereka juga menular ke semua orang.

Pandangan nya menangkap Gita yang hanya menatap teman-teman nya tanpa ikut bermain layang-layang. Kakinya mendekati Gita yang duduk di kursi samping mobil miliknya.

"Lo ngga ikutan git" Pertanyaan Ara membuat Gita mendongak, setelah itu menggelengkan kepalanya.

"Ngapain gue ikutan, ngga ada faedah nya " Gita meneguk minuman kaleng yang ia ambil di dalam basecamp tadi.

Ara terkekeh geli dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Lo belum coba git. Gue tau, pasti masa kecil lo hanya berdiam diri di rumah, tanpa bergaul sama anak-anak lain"

Gita berdiri dengan menciptakan kerutan di keningnya, menatap Ara dengan tatapan dinginnya, seperti biasa. "Darimana lo tau? "

"Sikap lo yang sekarang udah membuktikan bahwa lo jarang berinteraksi sama orang-orang"

Belum Gita menjawab ucapan Ara lagi, tangannya sudah di pegang oleh Oniel. "Git, ayo ikut, diem-diem bae lo di sini"

Gita menepis tangan Oniel dengan pelan "Engga, makasih, lo aja"

Oniel berdecak bibir kemudian memegang tangan Gita kembali sebelum menariknya. "Lo harus ngerasain bahagia nya bermain layang-layang git, gue tau lo belum ngerasain main layang-layang sebelum nya"

Sweet Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang