Gundukan tanah mulai mengering. Bunga-bunga layu telah tergantikan oleh yang baru. Suara tangis terus terdengar kala mengunjungi pusara tersebut.
Seseorang yang ceria dan tidak pernah menunjukkan kesulitan nya di depan teman-temannya. Sekarang dia sudah kehilangan nafasnya dan berakhir terkubur di bawah tanah.
Kejadian yang memakan banyak korban untuk menyelamatkan dua nyawa saja tak akan terlupakan bagi semua orang. Tragedi yang begitu memilukan.
Kejadian tersebut sampai berbuntut panjang, lantaran banyak masyarakat yang protes lantaran anggota keluarga mereka menjadi korban.
Namun, dari kejadian tersebut hanya Keenan dan Angga saja yang mendapat hukuman berat, sisanya hanya mendapat hukuman penjara beberapa tahun saja.
Arabella Angkasa dan Yessica Olivia Tamara. Kedua nama itu tertulis pada papan yang berada di gundukan itu.
Kehilangan teman dengan cara yang tragis tak pernah terpikirkan oleh mereka. Ini Pukulan terberat bagi mereka, walaupun Chika tak pernah memberi kesan baik bagi mereka.
Namun, Chika pernah menjadi sahabat baik Adel dan Zee. Kedua nya tentu sangat merasa kehilangan dan terpukul atas hal tersebut. Bagaimana pun Chika pernah menjadi warna di hidup mereka.
"Hai ra, udah dua minggu lo ninggalin kita. Gimana ra disana? Pasti lo lagi bahagia ya sama Chika" Gadis bertopi itu meremas tanah dengan menahan sesak di dada nya. Ia merasa tak berguna menjadi sahabat, andai saja dirinya tidak terluka lebih dulu, pasti dia sudah menyelamatkan Ara maupun Chika.
Ia tersenyum dengan bulir air mata yang mengalir "Maaf baru kesini, lo nungguin gue ya pasti. Makasih lo sama Chika udah jadi malaikat penyelamat bagi Marsha sama tante Cindy. Maaf juga ngga bisa nyelametin lo sama Chika"
"Gue akan kenang lo terus ra, chik. Bahagia lo pada di sana. Terimakasih udah jadi sepupu dan sahabat yang baik" Zee menoleh kala pundak nya di tepuk.
"Gantian ya Zee, gue juga pengen ngomong sama Ara" Ujar Lulu yang ada di sebelah Zee.
"Silakan" Zee bangkit dan berdiri.
Lulu tersenyum sambil mengusap papan nisan Ara "Makasih ra, makasih lo udah merekrut gue sebagai anggota di arena lo. Gue tau, waktu itu gue masih bocah ingusan yang ngga tau apa-apa tentang mobil, tapi dengan pede nya lo bilang bahwa gue bisa dan mampu" Ia menyeka beberapa kali air mata yang mengalir terus-menerus.
"Dan sekarang berkat lo gue bisa menyeimbangkan kemampuan anak-anak lain, lo panutan gue ra, lo akan selalu hidup di ingatan gue, tenang di sana yah" Lulu tersenyum sebelum menyiram makam Ara dan Chikara, lalu di lanjut oleh Zee dan yang lain menaburkan bunga di atas makam Ara dan Chika.
"Sekarang kita pulang yuk" Ajak Gita yang di angguki oleh semua nya.
Lulu menepuk pundak Zee sebelum berbisik "Zee, nanti temuin gue sama ka Azura ya"
"Azura siapa? " Tanya Zee.
Lulu mendecakkan bibir nya "Kaka lo anjir, Ci Shani lo. Gue ngefans banget sama dia plis, temuin gue ya"
Zee membalasnya hanya dengan anggukan. Ia sampai lupa kalau Kaka perempuan nya itu dulu seorang pembalap yang cukup terkenal.
Dirinya pun sempat mengikuti jejak sang kakak, namun dirinya berhenti ketika Shani meninggalkan nya.
Zee melirik ke belakang, memandang makam milik Ara dan Chika. Sungguh, kehilangan mereka dalam waktu bersamaan tak pernah ia bayangkan sebelum nya.
Pukulan terhebat adalah dimana kita kehilangan seseorang yang kita sayangi, dimana dia selalu buat ada buat kita, dimana dia maju paling depan saat kita di sakiti oleh orang lain, dimana dia selalu berjuang untuk kebahagiaan kita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Nerd [END]
Fiksyen PeminatMarsha Harumi Lenathea.Gadis cantik yang bisa di bilang gadis nerd. Karena kebiasaan nya yang suka sekali membaca buku. Dia menjadi anak baru di salah satu sekolah yang terkenal di ibu kota. Awalnya tidak ada yang menarik di sekolah barunya. Namun...