22. Skatepark

990 140 4
                                    

Zee terbangun dari tidurnya lantaran mendengar alarm berbunyi dengan nyaring, itu mampu membuat tidurnya terganggu. Memandang jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan jam setengah tujuh.

Ia mengambil handphone dan ternyata sudah banyak spam chat dari seseorang yang sudah ia pacari selama lima bulan, siapa lagi kalau bukan Marsha. Banyak yang di lalui keduanya selama lima bulan, melakukan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelum nya.

Perdebatan kerap muncul di antara keduanya, namun Zee selalu mengalah dengan Marsha. Kecemburuan juga hal yang wajar di dalam hubungan, itu juga sering terjadi pada Zee, apalagi Marsha selalu memuji-muji Gita, begitu juga dengan Marsha yang selalu cemburu jika Zee terlalu dekat dengan Ashel. Padahal ia juga tahu Ashel adalah pacar Adel, namun entah mengapa dirinya tidak suka dengan interaksi keduanya.

Anak bungsu dari Keynal Reigantara itu turun dari tangga setelah selesai melakukan persiapan diri untuk berangkat sekolah, melangkah menuju ruang makan yang ternyata di sana sudah ada Angga yang duduk di sana.

"Selamat pagi adik kesayangan" Kata Angga.

"Pagi ka" Zee mengambil sandwich yang sepertinya sudah di sediakan untuk nya.

Angga menatap Zee yang tengah fokus memakan sarapannya kali ini "Zee, lo belum ada niatan kuliah dimana? Sebulan lagi loh lo lulus"

Zee meminum susu sebelum menjawab pertanyaan kaka nya itu "Kalaupun gue punya niatan kuliah dimana, niatan gue ngga akan kesampaian. Papa akan mengatur semuanya, toh selama ini yang mengatur hidup gue bukan diri gue sendiri tapi Keynal Reigantara"

Angga menunduk dengan rasa bersalah nya bertumpuk di hati nya. Seharusnya, adiknya ini tidak perlu merasakan apa yang ia rasakan, ia benar-benar merasa gagal menjadi kaka yang baik untuk adiknya.

"Maafin ka angga zee, kaka ngga bisa berbuat apa-apa, kaka ngga bisa bantu kamu buat kuliah di tempat yang kamu mau, kaka ngga bisa buat kamu lepas dari papa. Karena kaka sendiri pun juga susah buat lepas" Angga menatap Zee dengan tatapan bersalah nya.

Zee menatap balik kaka yang ia sayangi itu, mendengar Angga minta maaf segitunya membuat hatinya menjadi tak enak.

"Ngga usah minta maaf ka, lo ngga salah. Kali ini gue udah muak ka, kayaknya ini waktu yang tepat buat ngga nurutin omongan dia" Zee menyenderkan badannya di kursi dengan tangan yang mengepal.

"Jangan pernah lakuin hal bodoh itu zee. Kalo kamu masih sayang nyawa kamu, berhenti mikirin buat ngelawan papa. Hidup kamu ngga bakal tenang Zee." Angga mendekat dan memegang tangan Zee, tetapi langsung di tepis oleh Zee.

Zee memandang tegas kaka nya itu "Aku ngga peduli ka. Kalaupun nyawa aku jadi taruhannya, aku akan hadapi. Aku bukan pengecut"

Zee memandang sejenak foto keluarga besar nya, di sana anggota keluarga nya masih lengkap dan telihat sangat harmonis. Mama serta kaka perempuan nya masih hadir dalam foto tersebut. Mengingat kedua perempuan itu, dadanya terasa sangat sesak.

"Tapi kaka ngga mau kehilangan wanita yang kaka sayangi yang ketiga kalinya Zee. Tolong ngertiin kaka"

"Yaudah, kalaupun kaka khawatir sama Zee, lakuin bareng aja. Sampai kapan kaka jadi robot nya papa, zee kira semua ini udah cukup"

Angga termangu mendengar kalimat Zee yang barusan di lontarkan. Sebenarnya Angga juga ingin sekali lepas dari kekangan papa nya itu, tetapi ia takut kalau dirinya melawan itu berimbas pada adiknya.

"Gue udah selesai, gue pamit sekolah dulu" Zee bangkit seraya memakai tas di punggung nya, setelahnya melangkah pergi meninggalkan kaka nya itu.

Angga hanya menatap kepergian adiknya itu. Perkataan Zee selalu berputar di dalam otak nya. Hati nya seolah ingin bergerak mengikuti ucapan sang adik, namun pikiran nya mengatakan jangan, ah ia menjadi bingung sekarang.

Sweet Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang