26. Mencari kebenaran

790 127 2
                                    

Sudah beberapa kali Marsha mengganti chanel televisi yang ia tonton sendiri di kamar yang lumayan luas itu. Terhitung sudah dua hari sejak dirinya pulang dari rumah sakit, sebenarnya dirinya tidak terlalu parah, namun karena ia tidak bisa dengan suhu yang terlalu dingin makanya ia pingsan.

Ada kesedihan di hati nya kala kedua orang tua nya sudah mengetahui hubungan nya dengan Zee dulu. Ia sudah menebak kalau kedua nya langsung tidak setuju, kalau sudah begini, berarti dirinya tak dapat bersama dengan Zee lagi?

Ada hal yang sempat membuat Marsha terkejut sebenarnya, Chika datang dan memohon-mohon untuk di maafkan, bahkan Chika sampai nangis di hadapannya, bayangkan saja seorang yang sangat angkuh dan kejam menangis di depan nya.

Tetapi, Marsha memaklumi itu dan memaafkan Chika. Dari situ Chika mulai merubah sikap nya menjadi lebih baik.

"Ka zee lagi ngapain yah, aku kangen dia" Marsha menyenderkan badannya pada sofa yang ia duduki sekarang.

"Kenapa cuma pengen sama ka zee rumit banget sih, aku tuh ngga bisa kalo ngga sama ka zee, coba kalo ka zee cowo, udah di restuin kali ya" Marsha menerawang kemungkinan-kemungkinan terjadi dalam pikirannya.

Marsha mengambil secangkir matcha latte yang ada di meja, kemudian membawa nya ke balkon kamar dan duduk di sofa yang ada di sana.

Ia mengecek handphone nya yang ternyata sudah ada banyak chat dari Indah, di handphone baru yang di berikan oleh Daddy nya, hanya ada nomor Daddy dan Mommy nya serta Indah.

Mereka benar-benar akan menjauhkan Marsha dari Zee. Kalau begini tidak apa, yang terpenting Marsha tidak sampai di bawa pergi jauh dari sini.

Marsha mendengar keributan di bawah, menghentikan jari nya yang mengetik pesan untuk membalas pesan Indah.

"Apaan sih tuh berisik banget" Marsha bangkit dan melihat ke bawah, ternyata para bodyguard Daddy nya tengah mengusir seseorang berhodie hitam, yang ia tidak tahu siapa.

Ada hal yang membingungkan juga dari Daddy nya, semenjak dia tahu hubungan nya dengan Zee. Keenan langsung menyewa banyak Bodyguard untuk menjaga rumah nya. Ia juga katanya harus kemana-mana di ikuti oleh Bodyguard. Ah, menyebalkan sekali.

Marsha berharap setelah pindah ke Indonesia, dirinya tak perlu di kawal seperti dirinya saat berada di Jepang. Namun, ternyata sama saja.

Setelah lama menikmati matcha latte dan bertukar pesan dengan Indah. Marsha masuk ke dalam tanpa membawa gelas bekas nya dan hanya membawa Handphone nya, tak lupa juga Marsha menutup pintu balkon nya.

Sreett

Badan Marsha seketika menegang, napas nya tercekat lantaran mendengar pintu balkon terbuka kembali. Marsha memejamkan matanya dan tak berani menoleh ke belakang.

"Jangan ganggu aku, jangan ganggu" Gumam Marsha dengan mata yang masih terpejam.

Srettt

Pintu itu tertutup kembali. Kaki Marsha tak bisa di gerakkan, rasanya seperti berat sekali. Mata Marsha membulat sempurna lantaran tubuhnya di peluk dari belakang.

"Aaahhmmpptt" Mulut Marsha di bekap dan menyulitkan dia untuk berteriak.

"Macha, ini aku" Zee menurunkan tangan nya di mulut Marsha.

Sontak Marsha membalikkan badannya kala mengetahui Zee datang ke kamar nya. Tapi, bagaimana caranya?!

"Ka zee! kamu nekat banget sih" Marsha berjalan ke arah pintu kemudian menguncinya. Zee menghampiri Marsha kemudian memeluk nya erat. Sungguh ia sangat rindu dengan Marsha.

"Aku kangen, aku kangen kamu, maafin aku" Zee terus menciumi bahu Marsha dengan menggumamkan kata maaf.

Tubuh Marsha sempat menegang kemudian membalas pelukan Zee. Ia menyandarkan kepala nya di dada Zee dengan nyaman.

Sweet Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang