21. Dia siapa?

1.2K 141 3
                                    

"Adel!! "

Kedua pasangan yang tengah menikmati film yang mereka tonton di kamar tergejolak kaget lantaran mendengar teriakan dari arah ruang tamu.

Ashel menatap heran Adel "Chika ke sini del" Ia yakin kalau suara itu adalah suara milik Chika. Adel berdiri dari duduknya kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Kamu di sini aja yah, biar aku yang samperin dia" Ucap Adel, walaupun berat baginya kala Adel yang pergi menemui Chika, namun ia harus mengangguk mengijinkan Adel, bagaimanapun Adel adalah sahabat Chika.

Chika nampak tersenyum lantaran melihat Adel yang keluar dari kamarnya. Langkahnya terayun mendekati Adel lantas memeluk tubuh sahabatnya itu. Karena, ia sangat membutuhkan nya saat ini.

Adel yang awalnya bingung mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Chika akhirnya membalas pelukannya, ia yakin kalau Chika sekarang sedang tidak baik-baik saja.

"Chika kenapa? " Tanya Adel seraya mengusap punggung sahabatnya itu.

Chika mengurai pelukan nya kemudian menatap mata Adel "Chika jahat ya del? Chika buruk ya del? Chika ngga pantes kan buat siapa-siapa? "

Adel menangkup kedua pipi Chika dan mengusapnya dengan lembut "Chika kenapa ngomong kaya gitu, Chika baik kok, lagian siapa sih yang bilang kamu jahat hum, pengin dapet hadiah tonjokan dari aku kayaknya"

"Ngga ada yang bilang del, Chika ngerasa kok, setelah Zee ninggalin Chika, sekarang Ara juga ngindarin Chika"

Kedua alis Adel bertaut kala Chika menyebutkan nama Ara, tidak biasanya Chika bercerita tentang Ara, dulu kalau dirinya nyebut nama Ara saja langsung dapat amukan dari Chika.

"Ara? Chika punya perasaan sama dia? " Tanya Adel.

Chika menundukkan kepalanya "Chika bingung sama perasaan Chika sendiri del, Chika cinta sama Zee tapi Chika ngga mau Ara pergi dari Chika"

Adel tersenyum tipis kemudian mencolek hidung Chika"Itu namanya Chika maruk, mau dua-duanya"

Adel melepas tangkupannya kemudian memegang pundak Chika "Menurut Adel, Chika udah ngga ada perasaan sama Zee, toh Chika biasa-biasa aja kan kalo ngga ada Zee di samping Chika, Chika masih bisa ketawa. Tapi, sekarang Chika datang ke Adel dan bilang kalo Ara ngindarin Chika dan wajah kamu ketera banget habis nangis dan ngga tidur semalam, itu udah membuktikan bahwa Chika ngga bisa tanpa Ara"

Chika memilih untuk tidak menjawab, semua yang Adel sampaikan benar adanya. Apa kah benar dirinya sudah jatuh cinta pada Ara? Ah, sangat membingungkan sekali.

"Turuti apa kata hati kamu aja" Ucap Adel seraya merekahkan senyuman manisnya.

Chika menghela napasnya kemudian mengangguk, pandangannya tertuju pada kamar Adel yang pintunya terlihat terbuka sedikit dan ia bisa melihat kalau Ashel tengah mengintip dari sana.

"Adel, Chika nginep di sini yah" Mendengar kalimat yang Chika lontarkan, Adel spontan menggeleng kan kepalanya.

"Nginep? Mami ngga bakal ngijinin kamu Chika, di sini juga-"

"Ada Ashel, iya" Chika menghela napasnya kemudian  ke arah jendela besar di sebelah kanannya "Sekarang kamu berubah, kamu bukan Adel yang aku kenal, kamu lebih prioritasin Ashel di banding aku"

Adel mengusap wajahnya kasar sebelum menghampiri Chika"Chik, aku masih sama, aku ngga berubah"

Chika menggeleng lalu menatap Adel tajam "Kamu berubah del! sejak kamu nampung jalang itu di sini, kamu berubah!"

"Chika pliss, kecilin suara kamu"

Chika terkekeh mendengar perkataan yang Adel barusan luncurkan. "Kenapa.. takut si jalang itu denger, iya?! "

Sweet Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang