14. Banyak luka

1.7K 181 7
                                        

Adel sedari tadi gusar sendiri dari tadi malam ia hanya memikirkan bagaimana mendapatkan maaf dari Ashel. Entah lah maaf dari Ashel paling penting sekarang.

Nomor Ashel dari tadi malam sudah tidak aktif, maka dari itu Adel sangat bingung kali ini. Ia mendapatkan informasi dari teman kelas Ashel, kalau tadi Ashel belum berangkat. Adel sangat heran kalau Ashel belum berangkat, walaupun Ashel tukang bully, tetapi kalau masalah berangkat sekolah Ashel paling pagi.

Maka dari itu Adel menyimpulkan bahwa Ashel tidak berangkat kali ini. Ia akan mencari keberadaan Ashel kali ini dan memutuskan untuk tidak berangkat sekolah terlebih dahulu. Perihal rumah Ashel, kebetulan ia sudah pernah mengunjunginya satu kali.

Adel memilih untuk berganti pakaian dulu, sebelumnya ia memang sudah memakai seragam. Saat mengambil handphone nya, ada notifikasi membuat Adel mengernyitkan dahinya, pasalnya nomor itu nomor tidak di ketahui.

Adel bergegas untuk mengambil kunci motornya dan jaket kulitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adel bergegas untuk mengambil kunci motornya dan jaket kulitnya. Adel tak menyangka kalau Ashel sampai masuk rumah sakit. Apakah kemarin Ashel pulang kehujanan dengan zee, atau kenapa. Tak biasanya Ashel sakit sampai di rawat begitu.

Lokasi yang adiknya Ashel kirim lumayan jauh dari rumahnya. Itu membuat Adel sedikit lama sampai pada tujuan. Walaupun di selimuti perasaan yang khawatir, Adel tidak mengebut.

Sesampainya di sana, Adel melangkah cepat memasuki rumah sakit dan mencari ruangan yang telah di bilang callie di lantai dua.

Saking khawatir nya Adel tak sempat membeli bingkisan untuk Ashel. Setelah menemukan ruangan yang di maksud, ia mulai memasuki nya.

Di dalam ruangan itu, bukan hanya Ashel yang di sana, ternyata ada pasien yang lain juga. Adel kira Ashel di rawat di kamar VIP.

Sudut bibir adel tertarik sedikit membentuk senyuman. Gadis itu tengah memejamkan matanya dan sepertinya di temani oleh adiknya callie.

"Ka adel" Ucapnya pelan kala melihat Adel menghampiri nya. Adel menempelkan jarinya di bibirnya. Callie yang mengerti hanya tersenyum dan mengangguk.

Adel memandang Ashel yang tengah di infus dengan wajah yang pucat. Kasihan sekali gadis itu, ingin sekali Adel mendekat dan mengusap-usap kepala Ashel, namun ia tak mau menganggu tidur Ashel.

Pandangannya beralih pada Callie "Callie, kita bicara sebentar di luar mau ngga"

Callie seketika langsung berdiri dari duduk nya "mau ka, callie juga mau ngasih banyak hal sama kaka"

Adel tersenyum lalu menggandeng tangan Callie keluar ruangan. Ia memilih duduk di kursi besi yang ada di depan ruangan Ashel.

"Jadi, bisa ceritain gimana Ashel bisa masuk rumah sakit" Pertanyaan Adel membuat Callie bimbang untuk menjawabnya atau tidak. Adel mengusap punggung gadis kecil itu.

"Ngga papa, cerita aja, kalo ada apa-apa ka adel ada di garda paling depan buat ngelindungin kamu dan ka Ashel" Kata Adel.

Callie tersenyum dan menghela nafasnya, begitu beruntung nya Callie bisa mengenal Adel yang sangat baik ini. "Kemaren ka Acell pulang dalam keadaan basah kuyup, karena di luar emang lagi hujan deres. Ka acel di marahin mami habis-habisan kemaren, dan ka Acel juga dapet hukuman ngga boleh ikut makan malam, dan orang rumah ngga boleh ngasih makan sama ka Acel, bukan cuma itu, handphone ka Acel juga di sita sama mami.."

Sweet Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang