Marsha turun dari tangga menuju ruang makan. Marsha mendapatkan semangat baru untuk bersekolah. Siapa lagi kalau seniornya itu. Dirinya memang selalu semangat sekolah. Namun, setelah bertemu Zee di sekolah semangat nya bertambah berkobar.
"Selamat pagii kesayangan-kesayangan machaaa" Sebelum Marsha duduk ia menciumi Daddy, Mommy serta adik tersayang nya.
Keenan hanya menggeleng-geleng melihat tingkah putri nya itu. "Kamu kenapa sih cha. Semangat banget di liat-liat" Keenan memasukan roti pada mulutnya.
Marsha melempar senyum pada Daddy nya "Ngga papa kok dad. Oya dad, Macha naik bus lagi yah. Ternyata seru juga"
Cindy mengusap kepala Marsha dengan lembut "kaya ngga ada supir aja di rumah ini cha. Kamu di anterin supir aja. Biar mommy ngerasa aman kalo supir yang nganter"
Marsha menoleh dan menatap Mommy nya "Mom. Macha udah gede. Ngga bakal kenapa-napa kok. Lagian seru tau naik bus. Daripada naik mobil pribadi"
"Udahlah sayang.. Biarin Macha mandiri. Bener yang dia bilang. Dia udah besar, aku yakin dia bisa jaga diri" Keenan yang sedari tadi menyimak pun akhirnya menyahut.
Marsha tersenyum pada Mommy nya itu "Mommy percaya kan sama macha? "
Mendapat tatapan penuh harap dari anaknya itu membuat dirinya mengangguk. "Yah. Mommy percaya kok"
Marsha mengangguk dan melanjutkan sarapannya. Setelah selesai Marsha pamit pada Daddy dan Mommy nya. Tak lupa ia pamit pada adik kecilnya yang tengah di suapi oleh susternya.
Jarak Halte bus dari rumahnya tidaklah jauh. Paling hanya berjarak beberapa meter dari komplek nya. Terpantau di halte sudah banyak siswa-siswi yang berada di situ. Bus yang Marsha tumpangi memang khusus untuk pelajar.
Sembari menunggu Marsha menempelkan earphone nya serta mengeluarkan novel untuk ia baca. Melihat bus sudah berhenti di depannya, Marsha pun naik dengan perlahan ke dalam bus itu.
📚🎸
Sementara di apartemen milik Azizi Arsya Auriga. Sang pemilik itu tengah terburu-buru mengenakan seragamnya. Zee kesiangan, oleh sebab itu dirinya terburu-buru. Mungkin dirinya belum terbiasa bangun sendiri. Karena kalau di rumahnya, Zee selalu di bangunkan oleh maid nya.Zee menyambar tas serta kunci motornya. Langkahnya terayun dengan cepat keluar dari unit apartemen nya. Untung saja unit apartemen nya di lantai lima. Jadilah ia cepat sampai basement parkiran.
Zee benar-benar membawa motornya di atas rata-rata kecepatan. Sehingga hanya membutuhkan waktu 12 menit untuk sampai. Mungkin karena jarak antara apartemen serta sekolah juga cukup dekat.
Zee berdecak kesal kala melihat gerbang sekolah nya sudah tertutup. Mungkin dirinya harus membujuk satpam untuk membukanya.
"Permisi pak. Kebetulan saya cuma telat 5 menit. Apa bapak bisa bukain gerbangnya untuk saya" Kata Zee. Pak Satpam yang sedari tadi berdiri pun akhirnya memandang Zee.
"Kamu bukan telat lima menit. Kamu telat sudah 15 menit. Itu sudah tidak bisa di toleransi lagi. Mending kamu pulang saja" Mendengar itu Zee mendesah kecewa. Tetapi, dirinya tidak menyerah begitu saja.
"Pak, saya baru pertama kali telat. Tolong izinin saya masuk pak" Perkataan Zee membuat Pak satpam itu berpikir sejenak. Sampai akhirnya pak satpam memutuskan untuk membukakan pintu gerbangnya.
Zee tersenyum tipis lalu hendak membawa motornya masuk. Namun baru saja mendorong motornya masuk, sudah di tahan oleh pak satpam nya.
"Udah, kamu masuk saja. Biar saya yang parkirin. Kamu temuin guru bk untuk meminta hukuman" Zee mengangguk menanggapi ucapan pak satpam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Nerd [END]
FanfictionMarsha Harumi Lenathea.Gadis cantik yang bisa di bilang gadis nerd. Karena kebiasaan nya yang suka sekali membaca buku. Dia menjadi anak baru di salah satu sekolah yang terkenal di ibu kota. Awalnya tidak ada yang menarik di sekolah barunya. Namun...