35a

3.5K 412 27
                                    

"Kamu akan pulang sekarang?"

Yuniza menoleh. Mereka baru saja selesai sarapan dan menyelesaikan pembayaran. Wajahnya berseri sebab makanan mereka dibayar olehnya karena Adnan gagal mendahuluinya menyerahkan kartu ke staf. "Aku harus pergi ke suatu tempat sebelum berangkat ke kampus," jawabnya.

Adnan melirik tas punggung yang dia pegang, lalu memberikan tatapan iba (yang semoga saja Yuniza salah memaknainya). "Kamu ada kuliah hari ini?"

"Nggak ada, tapi aku punya pertemuan sama kelompok tugas." Yuniza tidak memedulikan tatapan Adnan. Dia memimpin jalan menuju ke lobi. "Kamu mau langsung ke kantor?"

"Ya."

"Apa aku buat kamu datang terlambat ke kantor?"

"Literally, yes."

"Duh, aku pikir kalo yang punya perusahaan datang terlambat nggak masalah."

"Aku bukan pemilik tunggal perusahaan. Dalam hierarki, aku masih menjabat karyawan yang menerima gaji."

"Aku pikir semua CEO itu udah pasti yang punya perusahaan." Yuniza tidak banyak memiliki pengetahuan seputar jabatan dalam perusahaan. Mengherankannya, dia adalah mahasiswa di bidang ekonomi.

"CEO itu karyawan yang ada di posisi puncak dalam piramid perusahaan. Sebagai karyawan, wajar kalau aku masih menerima gaji. Perusahaan yang masih berkembang biasanya dipimpin CEO yang juga pemilik perusahaan. Kalau perusahaannya sudah tambah besar, pemilik perusahaan bisa mempekerjakan orang lain sebagai CEO."

"Wah," desah Yuniza. Matanya membesar oleh antusiasme. "Kamu lebih cocok jadi dosen daripada CEO. Cara ngejelasin kamu lebih bisa aku pahami daripada dosenku sendiri."

"Aku lebih cocok jadi tutor private buat mahasiswa yang bermasalah memahami penjelasan dosen." Adnan menyengir.

Yuniza sadar Adnan tengah meledeknya. Alih-alih kesal karena dianggap bodoh, Yuniza manfaatkan situasinya. "Kalo kamu nggak keberatan, aku mau jadi mahasiswa yang diajarin pak tutor Adnan," godanya.

"Duh, saya lumayan sibuk tuh." Adnan memainkan kunci mobilnya. "Bagaimana kamu akan ke kampus?"

Yuniza memicing dan memanyunkan bibirnya. "Kamu nggak menawarkan mengantar aku?"

"Kalau kamu nggak punya opsi untuk ke kampus, aku bisa antar kamu." Adnan mengangkat kedua bahunya singkat.

"Jangan deh. Nganter aku, bisa-bisa nanti kamu kena potongan gaji karena datang terlambat," gurau Yuniza.

Adnan tertawa pendek. "Saya bisa minta ganti rugi ke kamu."

"Itu becanda atau memang kamu benar-benar akan nagih ganti rugi?" Yuniza mundur selangkah.

"Nggak." Adnan melirik jam tangannya. "Kita berpisah di sini?"

"Iya."

"Oke. Saya duluan." Adnan tersenyum singkat dan berbelok ke koridor yang menuju parkir basement.

Yuniza memerhatikannya sampai masuk ke salah satu lift. Dia menarik napas panjang, lalu berbalik badan menuju pintu utama hotel. Di sana ada seseorang yang sudah menunggunya. Ketika dia mengatakan dia tidak membutuhkan tumpangan, dia tidak berbohong sebab ada orang lain yang akan mengantarnya ke kampus.

MoM

"Aku mau berangkat kuliah sama Za, tapi dia udah nggak ada di kamarnya. Pasti dia udah berangkat sejak subuh." Keysha melipat tangan dan cemberut. Dia adalah seseorang yang ekspresif. Wajahnya mencetak jelas emosinya di tengah keramaian lorong kelas. Saat ini adalah waktu bubar mahasiswa, dia dan Deyon sedang dalam perjalanan mencari makan di kantin.

Grapefruit & RosemaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang