PROLOG

25.4K 1.1K 19
                                    

.
.
.

.
.
.

Happy reading!

Pagi yang cerah namun tidak untuk seorang pemuda tampan yang kini tengah dikejutkan dengan suara dobrakan pintu kontrakan reotnya.

"BUKA PINTUNYA! JIKA TIDAK! AKU AKAN MEMATAHKAN PINTU RUMAHMU!" Suara teriakan seorang pria terdengar mengerikan di luar sana.

Xiao Zhan yang baru saja mandi bergegas membuka pintu rumahnya.
"Siapa kalian?" bingungnya. Menatap dua pria berbadan kekar yang kini tengah berdiri diambang pintu.

"Cepat bayar hutangmu!"

Xiao Zhan mengerutkan keningnya. "Hutang?! Hutang matamu! Jangan mengada-ada!" Emosi Xiao Zhan.

Pria asing itu memberikan selembar kertas kepada Xiao Zhan. Xiao Zhan semakin tidak mengerti, bagaimana bisa namanya tertera di atas kertas itu.  "Ba-bagaimana bisa? Aku tidak pernah berhutang pada siapapun."

"Ck, ternyata benar apa yang dikatakan saudara kembarmu. Kau benar-benar bodoh."

Xiao Zhan mendongakkan kepalanya menatap terkejut ke arah dua pria di hadapannya. "Apa ini ulah Sean?"

"Tebakan yang bagus. Jangan banyak basa-basi! Cepat bayar hutangmu!"

"Ta-tapi, aku tidak punya uang. Beri aku waktu satu Minggu lagi."

"Apa jaminan yang kau berikan bocah?"

"Diriku, jika sampai aku ingkar. Aku akan menyerahkan diriku sebagai jaminananya." Dengan bodohnya Xiao Zhan berkata. Dia hanya tidak ingin mendapatkan pukulan dari pria di hadapannya ini.

"Baik. Jika sampai kau mengingkari janjimu, maka kau tahu sendiri akibatnya!" Mereka pun pergi meninggalkan rumah Xiao Zhan.

Selepas kepergian dua pria tadi. Xiao Zhan menjambak rambutnya kasar. "ARRGHH! BRENGSEK KAU SEAN!" teriak Xiao Zhan geram. Dia benar-benar tak habis pikir dengan saudara kembarnya itu. Bagaimana bisa Sean berhutang pada rentenir atas nama dirinya.

Xiao Zhan bergegas pergi ke tempat kerjanya, saat ini dia tengah bekerja di salah satu restoran tak jauh dari tempat tinggalnya. Sesampainya di sana, Xiao Zhan di kejutkan dengan keberadaan sang bos yang kini terlihat tengah berdiri di depan resto sembari menatap garang ke arahnya.

"Ada apa, Pak?" tanya Xiao Zhan.

"Kau masih bertanya? Apa kau tidak melihat ini jam berapa? Kenapa kau selalu terlambat? Kau pikir ini restauran milik ayahmu! Kau dipecat!"

Xiao Zhan terbelalak, dengan cepat dia bersimpuh di bawah kaki pria di hadapannya. "Pak, tolong jangan pecat saya. Saya benar-benar butuh pekerjaan ini, Pak. Tolong beri saya kesempatan."

SRAKK!

Pria itu mendorong tubuh ringkih Xiao Zhan dengan kakinya. Hingga membuat pemuda itu tersungkur.
"Pergi dari hadapanku! Memuakkan!"

Xiao Zhan hanya bisa diam, bayang-bayang hutang berputar di dalam benaknya. Dia tidak tau harus berbuat apalagi. Saat ini dirinya sudah tidak memiliki pekerjaan, bagaimana Xiao Zhan harus membayar hutang-hutang Sean. Ya Tuhan .. dimana bocah sialan itu? Kenapa Sean selalu saja membuat Xiao Zhan kerepotan?

Dengan langkah lunglai Xiao Zhan berjalan tanpa arah tujuan. Dimana dia harus mencari pekerjaan? Siapa yang mau menerima dirinya yang minim pendidikan ini?

TWINS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang