°
°
°Happy reading! Bantu Vote, Comen, follow.
Setibanya Wang Yibo di lokasi tempat Xiao Zhan didekap. Pria itu nampak terlihat kebingungan saat mendapati banyaknya mayat serta sosok Wang Zhuocheng yang menatap dirinya dengan tatapan sulit diartikan.
"Zhuocheng Ge, di mana Xiao Zhan?!" tanyanya panik.
Wang Zhuocheng menggeleng kecil, melihat ke arah para mayat komplotan penjahat yang tergeletak di bawahnya.
"Aku rasa ada yang datang mendahului kita dan membawa Xiao Zhan pergi." sahutnya.
Wang Yibo melemah, perlahan menyeret kedua kakinya berjalan menuju bekas ikatan Xiao Zhan yang nampak menggenang darah segar di lantainya.
Tangan kekar Wang Yibo terulur, menyentuh cairan kental itu. Seketika hatinya terasa sakit, seperti diremas-remas hingga menjadi serpihan debu. Bayangan para menjahat itu menyiksa Xiao Zhan masih terngiang jelas di dalam ingatannya.
"Maafkan aku .. maafkan aku." lirihnya begitu memilukan.
"Wang Yibo, aku akan mengerahkan anak buah ku untuk mencari keberadaan Xiao Zhan. Lebih baik kau segera pulang, ku rasa keadaanmu sedang tidak baik." Wang Zhuocheng mengelus belakang kepala adiknya lembut. Dia tau jika pria ini tengah tersiksa batin.
"Aku tidak bisa tinggal diam sebelum Xiao Zhan ketemu." ujar Wang Yibo.
"Yibo ..."
"Gege, ku mohon .. aku tidak selemah itu."
Dengan sangat terpaksa Wang Zhuocheng mengajak Wang Yibo mencari keberadaan Xiao Zhan.
.
.Di rumah sakit XXX.
Zhu Zan Jin beserta kekasihnya, Song Ji Yang. Tengah dihadapkan dengan rasa was-was. Menunggu para pihak medis menangani Xiao Zhan. Berharap bocah malang itu bisa melewati masa kritisnya.
"Tenanglah, Xiao Zhan pasti akan baik-baik saja, ok. Dia pemuda kuat." Song Ji Yang menguatkan prianya.
"Em, aku harap begitu." angguk Zhu Zan Jin.
"Babby, apa kau sudah menemukan keberadaan Sean?" tanya Zhu Zan Jin selanjutnya.
"Em," angguknya. "Tapi sedikit sulit mendekati bocah itu. Dia seperti tidak nyaman saat berbicara denganku."
Zhu Zan Jin terkekeh geli, "Itu karena dia takut padamu, mungkin dia berpikir jika kau akan menjadikan dia mangsa. Kau tau sendiri, Sean straight."
"Iya, lain kali aku akan bicara padanya lagi." ujar Song Ji Yang.
Beberapa saat kemudian, dokter keluar dari ruang UGD. Beliau terlihat begitu tergesa menghampiri Zhu Zan Jin.
"Pasien butuh donor darah secepatnya. Apa ada diantara kalian yang mempunyai golongan darah AB?" tanyanya penuh harap.
Zhu Zan Jin menatap kekasihnya, dan dibalas gelengan kecil.
"Astaga! Bagaimana ini?" Zhu Zan Jin meraup wajahnya frustasi.
"Tolong, carikan pendonor secepatnya. Waktu kita tidak banyak, jika terlambat ---"
"Ambil darahku!" Suara seorang pemuda mengalihkan atensi mereka bertiga.
"Sean?" gumam Zhu Zan Jin.
Sean tak menghiraukan keberadaan Zhu Zan Jin beserta kekasihnya, dia langsung mengajak sang dokter untuk segera mengambil darahnya.
"Cepat selamatkan saudara kembarku, Dok." Ujar Sean."Baik." Dokter itu pun langsung bergegas membawa Sean masuk ke dalam ruang UGD.
Zhu Zan Jin akhirnya bisa bernapas lega, terima kasih Tuhan .. Kau sudah mengirimkan penolong untuk Xiao Zhan. Syukur hati Zhu Zan Jin.
Beberapa menit kemudian, Sean keluar dari ruang rawat Xiao Zhan. Menatap datar dia pria yang kini menatap dirinya sembari tersenyum.
"Sean ..." titah Zhu Zan Jin.
Sean tak menjawab, namun dia mendekat ke arah mereka berdua.
Dan duduk di samping dua pria tersebut."Bagaimana kau bisa tahu? Jika Xiao Zhan dirawat?" tanya Song Ji Yang hati-hati. Jujur, dia sangat takut dengan sisi wajah dominan bocah di dekatnya ini.
"Bukan urusanmu!" Ketus Sean, tanpa melihat ke arah mereka.
Song Ji Yang menelan ludahnya berat, menatap ke arah Zhu Zan Jin. Meminta agar pria itu mendekati bocah kulkas di sebelahnya itu.
"Em, boleh aku bicara padamu?" Zhu Zan Jin tersenyum dan duduk di hadapan Sean.
"Hn." Gumam Sean sembari mengangguk, tatapan matanya sangat tidak bersahabat. Membuat Zhu Zan Jin sedikit merinding.
Zhu Zan Jin berusaha menjelaskan semuanya tentang siapa dirinya dan awal mula Xiao Zhan masuk dalam kehidupan Wang Yibo.
Mendengar penjelasan Zhu Zan Jin, Sean merepalkan kedua tangannya. "Jadi kau yang membawa Xiao Zhan masuk dalam kehidupan pria bajingan itu?! Kau!!!" Sean siap melayangkan bogeman mentahnya untuk Zhu Zan Jin. Sebelum --
"Pukul aku, Sean .. jika itu bisa mengobati rasa kecewamu padaku. Aku sungguh tidak bermaksud menjerumuskan Xiao Zhan." lesu Zhu Zan Jin.
Sean menghentikan pergerakannya, memukul udara kosong. "Sial! Aku akan membuat perhitungan pada pria sialan itu!" Gerutunya.
"Jangan dekati dia lagi, dia sangat berbahaya." Peringat Zhu Zan Jin.
"Apa aku peduli?!" Sean menyunggingkan senyum evilnya. "Dia berani menyakiti saudara kembar ku, dan sekarang aku yang akan membalas rasa sakit Xiao Zhan."
Zhu Zan Jin mendengus, pemuda satu ini sangat keras kepala. Berbeda dengan Xiao Zhan yang memiliki sifat lembut dan begitu rapuh.
Ruang UGD terbuka, Sean segera berlari menghampiri dokter yang menangani Xiao Zhan. "Bagaimana keadaan Xiao Zhan, Dok?"
Dokter itu tersenyum dan menepuk pundak Sean, "Berkat dirimu, Xiao Zhan bisa melewati masa kritisnya. Tapi---" dokter itu menghentikan ucapannya.
"Tapi kenapa, Dok?" Sean mengguncang kedua bahu dokter dihadapannya.
"Kami tidak bisa menyelamatkan janin di dalam perutnya." Ujar sang dokter penuh sesal.
Sean menggertakkan rahangnya kuat. Sial! Umpatnya dalam hati. Bukan karena menyesal karena Xiao Zhan kehilangan calon bayinya, tapi kesal karena pria Mafia sinting itu berani menanam benih para rahim Xiao Zhan. Hah! Bagaimana bisa Xiao Zhan melakukan hal itu dengan seorang pria? Oh, hanya dengan membayangkan saja tubuh Sean terasa meremang.
"Baiklah, saya pergi dahulu. Sebentar lagi Xiao Zhan akan dipindahkan ke ruang rawat biasa. Kalian bisa menjenguknya." putus sang dokter sebelum kemudian meninggalkan mereka bertiga.
Zhu Zan Jin meluruhkan tubuhnya di atas kursi ruang tunggu. "Apa yang harus aku laku? Xiao Zhan pasti sangat sedih mengetahui anak di dalam kandungannya sudah tiada."
"Sedih kenapa? Seharusnya dia bersyukur, karena benih bajingan itu tidak tumbuh. Andai saja bayi itu hidup, sepertinya aku adalah orang pertama yang akan melenyapkannya." Enteng Sean. Seolah membicarakan anakan tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS [Tamat]
Fiksi PenggemarWARNING ❗BXB / MAN x MAN / MAFIA / BOYS LOVE / M-PREG. Xiao Zhan harus menggantikan saudara kembarnya - Sean, untuk menyamar menjadi kekasih seorang pemimpin mafia -Wang Yibo. Bagaimana jika Yibo tahu jika yang menjadi kekasihnya saat ini bukanlah k...