EXTRA PART

14K 807 37
                                    

°
°
°

Happy reading! Jumpa di ff selanjutnya!!




Dokter yang kini bersama Sean membalik badan, menatap bingung dua pria di belakangnya.

"Apa maksud Anda, Tuan?" tanya pria yang kerap dipanggil Dokter Chen itu.

Wang Zhuocheng hilang kendali, meraih kerah kemeja yang dikenakan dokter Chen, menariknya dengan kuat. "Sudah berapa lama kau berhubungan dengannya, hah?!" Desisnya, dengan tatapan tajam.

"Apa maksud Anda? Saya dokter pribadi Sean." Jelas dokter Chen.

Seketika Wang Zhuocheng terdiam, tatapan matanya meredup. "Dokter pribadi?" gumamnya.

"Anda tidak tau? Jika Sean sedang--"

"Cukup Dokter!" Potong Sean, tanpa membalikan badan.

Wang Zhuocheng beralih mendekat ke arah Sean. "Se-Sean apa yang terjadi?" tanya Wang Zhuocheng.

Sean membalik badannya ke kanan, berpikir jika Wang Zhuocheng ada di sana. Sontak Wang Zhuocheng membeku, ada apa dengan Sean? Kenapa seakan pemuda ini tidak melihat keberadaan nya?

"Zhuocheng, kenapa kau datang kemari?" tanya Sean.

Wang Zhuocheng beralih berdiri di depan Sean. Menatap tatapan mata Sean yang nampak kosong. Zhuocheng mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Sean.

"Sean, kau tidak melihatku?" tanya Wang Zhuocheng dengan bodohnya.

Sean terisak, tubuhnya meluruh lemas. Wang Zhuocheng segera merengkuh tubuh lemah Sean. Memeluknya erat.

"Hik .. maafkan aku, tidak seharusnya kau melihat diriku seperti ini. Aku tidak pantas bersanding denganmu, Zhuocheng. A-aku buta, aku tidak ---"

Cup!!

Wang Zhuocheng mengecup bibir Sean, sedikit lama. Dia tidak ingin mendengar racauan Sean, Zhuocheng hancur mendengar tangisan pilu pemuda di hadapannya.

Zhuocheng melumat lembut bibir bergetar Sean. Lalu melepaskan ciuman mereka, menghapus saliva yang menjuntai di dagu Sean.

"Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi padamu. Aku tidak peduli jika kau tidak bisa melihatku. Yang aku butuhkan hanya cinta tulus darimu, Sayang. Kau tidak bisa melihatku, namun hatimu bisa merasakan keberadaanku." Meraih jemari tangan Sean, menaruhnya di depan dada bidang Wang Zhuocheng.

Sean semakin terisak, merasakan detakan jantung Wang Zhuocheng.
"Aku takut, kau akan pergi meninggalkan diriku, Zhuocheng."

"Sttt ... jangan bicara apapun lagi. Aku tidak akan pernah meninggalkan dirimu sampai kapanpun." Zhuocheng memeluk erat tubuh Sean, tak ingin kehilangan pemuda itu lagi.

"Zhuocheng ..."

"Diamlah, aku merindukanmu. Kenapa kau tidak bilang padaku tentang keadaanmu? Kau menganggap diriku apa? Apa kau tidak percaya padaku?" bisik Wang Zhuocheng, sembari menitikkan air mata.

Sean menggeleng kecil, dia tidak bisa berkata-kata lagi. Dia pikir dengan pergi menjauh, maka Zhuocheng tidak akan lagi mencari dirinya.

TWINS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang