Bab ⁰⁴

12K 957 17
                                    

.
.
.

Happy reading! Bantu Vote ~ Comen ~ Follow ya kk ...



Xiao Zhan terbangun dari tidurnya, menatap ke sekeliling ruangan asing yang ia tempati. Kedua pupil matanya melebar saat menyadari jika dirinya sekarang ada di kamar Wang Yibo. Dengan cepat dia memeriksa bagian tubuhnya. Huft, dengusan kecil terdengar. Ternyata semua masih baik-baik saja. Wang Yibo tidak menyentuh dirinya.

Tok .. tok ..

Suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk." pinta Xiao Zhan. Seorang pelayan wanita masuk sembari membawa nampan berisikan makanan di atasnya. Lalu mendekat ke arah Xiao Zhan dan meletakkan nampan tersebut ke atas nakas.

Xiao Zhan sedikit canggung, ada yang ingin dia tanyakan namun rasanya sangat malu. "Eum .. tuan Wang di mana?" akhirnya dengan segenap keberanian Xiao Zhan bertanya.

"Tuan sudah berangkat, Tuan menyuruh saya untuk merawat Anda karena katanya semalam Anda demam tinggi." jelasnya. "Tuan Sean, lebih baik Anda segera sarapan." Wanita itu mengalihkan pembicaraan.

"Panggil aku Sean saja, Bi." ucap Xiao Zhan.

Wanita itu menatap bingung ke arah Xiao Zhan. Membuat pemuda tersebut ikut kebingungan, apa ada yang aneh dengan perkataan ku? Gumamnya.

"Tuan Sean sangat berubah sejak kembali ke rumah ini. Tuan Sean yang dulu saya kenal sangat kasar. Tapi saya sangat senang dengan perubahan Tuan sekarang." tutur pelayan itu malu-malu.

"Ah, siapa namamu? Kita belum berkenalan -- ah, maksudku-- aku lupa namamu." Kekeh Xiao Zhan, dia benar-benar tidak suka dengan peran dirinya sebagai Sean.

Wanita itu tersenyum lembut, duduk di sebelah Xiao Zhan lalu mengulurkan tangannya. Xiao Zhan meredupkan senyumannya. Kenapa wanita di hadapannya ini tiba-tiba bertingkah aneh? "Saya Ming'er."

"Hm." Xiao Zhan tersenyum paksa sembari membalas uluran tangan wanita tersebut. "Em .. kenapa kau masih ada di sini? Aku bisa makan sendiri." ujar Xiao Zhan selanjutnya. Dia hanya merasa tidak nyaman dengan keberadaan wanita ini.

"Tuan Wang menyuruh saya untuk merawat Anda. Apa Anda tidak ingin mandi?"

Xiao Zhan menautkan kedua alisnya. Apa-apaan ini? Wanita itu perlahan mendekatkan letak tempat duduknya. Lalu meraih jus jeruk yang baru saja ia bawa. Memberikan minuman tersebut untuk Xiao Zhan. "Tuan sedang sakit, Tuan Sean harus banyak minum. Agar tidak dehidrasi."

Xiao Zhan menelan ludahnya berat, dengan gugup ia mengambyjus jeruk tersebut lalu menegak nya. Berharap wanita ini cepat pergi. Namun ada yang aneh dengan dirinya, tiba-tiba saja kepalanya mendadak pening. "Akh, ada apa denganku? Kenapa pusing sekali?" ringis Xiao Zhan sembari memijit pelipisnya.

Ming'er menyunggingkan senyum evilnya, mendorong tubuh Xiao Zhan hingga terlentang. Lalu dia mengungkung tubuh Xiao Zhan. Membuka piyama yang pemuda itu pakai. Hingga menampilkan dada putihnya. "Sudah lama saya menunggu kedatangan Tuan. Terkahir kali Tuan Sean ada di sini, Tuan berjanji pada saya, jika Tuan akan menjadikan saya sebagai kekasih Tuan. Dan sekarang Tuan sudah kembali. Saya harap .. Tuan menepati janji Tuan pada saya." bisik wanita itu seraya mengecup dada Xiao Zhan.

"Pergi! Jangan lakukan ini padaku! Aku tidak mengenalmu!" Xiao Zhan berusaha mendorong tubuh wanita di atasnya.

"Bagaimana bisa Tuan mencampakkan saya seperti ini? Bukankah dulu kita sering melakukan hal ini, Tuan?"

"Hik .. tolong .. jangan lakukan ini." Xiao Zhan terisak. Dia merasa jijik dengan perlakuan wanita di atasnya ini. Dia ingin berteriak, jika saja tidak ingat jika ruangan yang ia tempati kedap suara dan semua akan sia-sia.

"Tuan .. saya sangat merindukan Tuan." Wanita itu semakin berani melucuti pakaian Xiao Zhan, hingga meninggalkan celana dalamnya saja.

"Hentikan! Brengsek!" umpat Xiao Zhan. Tubuhnya meremang setiap mendapatkan sentuhan laknat dari wanita tersebut.

Ming'er membuka semua pakaian yang ia kenakan, meraba seluruh area tubuh Xiao Zhan, lalu berhenti di atas wajah kacau pemuda tersebut. Membingkai kuat wajah Xiao Zhan agar tidak memberontak. Hendak mencium bibir Xiao Zhan, namun pemuda itu menolak sekuat tenaga. "Emmp .. aku tidak menyukai wanita!" bisiknya.

"Jangan membohongiku, Tuan. Bahkan Anda dulu sangat mendambakan tubuhku setiap waktu."

"Empp!! Leppwas!" Xiao Zhan menggelengkan kepalanya.

Dor!! Dor!!

Xiao Zhan terdiam, menatap wanita di atasnya yang tiba-tiba ambruk dengan kening mengucur darah segar. Bahkan peluru itu sampai menembus kepala Ming'er. Bibir Xiao Zhan bergetar, dia sangat takut. Perlahan dia menatap siapa yang baru saja menembak Ming'er.

"Tu-Tuan." bergetar suara Xiao Zhan.

"Buang mayat menjijikkan ini! Tutup mata kalian! Jika sampai kalian melihat tubuh kekasihku, maka ucapkan selamat tinggal untuk mata kalian semua!" Geram Wang Yibo. Meminta anak buahnya untuk menyingkirkan tubuh Ming'er. Anak buah Wang Yibo mengangguk patuh, lalu menutup rapat mata mereka, sembari menyeret mayat Ming'er.

Xiao Zhan menatap bersalah ke arah Wang Yibo. Dapat dia lihat ada raut kekecewaan yang tergambar di wajah tegas pria tersebut.

"Tu-Tuan, ini tidak seperti --"

"Bersihkan dirimu, Babby." Datar Wang Yibo, tanpa ekspresi.

"Tuan, dengarkan aku---"

"APA KAU TIDAK MENDENGAR PERINTAHKU, HAH?! CEPAT BERSIHKAN DIRIMU!" bentak Wang Yibo, membuat Xiao Zhan membeku. Setelahnya pria itu masuk ke dalam ruang kerjanya yang terhubung dengan ruang kamar mereka. Xiao Zhan menatap kepergian Wang Yibo, dapat ia rasakan ada kekecewaan yang mendalam pada diri pria itu.

Dengan susah payah Xiao Zhan bangkit, meski kepalanya terasa berputar. Dia harus segera mandi agar Wang Yibo tidak bertambah marah padanya. Sesampainya di dalam kamar mandi, tubuh Xiao Zhan limbung dan akhirnya terjatuh. Hingga kepalanya terbentur pinggiran bathtub.

"AKHH .. tuan .. tolong aku ..." Isak Xiao Zhan, dirinya benar-benar merasa akan mati. Darah segar mengucur deras dari kepalanya, rasa pening kian menjadi hingga kesadaran Xiao Zhan berangsur menghilang.

Wang Yibo kembali masuk ke dalam ruang kamarnya. Merasa aneh karena Xiao Zhan belum juga selesai membersihkan diri. Suara gemericik shower masih terdengar dari dalam. Wang Yibo mengetuk pintu kamar mandi sembari memanggil nama Sean.

"Babby, apa kau masih di dalam?"

Tak ada sahutan, membuat Wang Yibo semakin khawatir. Dengan sigap dia mendobrak pintu tersebut hingga terbuka. Betapa terkejutnya Wang Yibo saat mendapati tubuh Xiao Zhan sudah tergeletak bersimbah darah. Dengan cepat dia meraih bath robe, lalu menutup tubuh telanjang Xiao Zhan dan membawanya ke dalam kamar. Wang Yibo segera menghubungi dokter pribadinya. Ketahuilah, fasilitas kesehatan di rumah Wang Yibo sudah setara dengan fasilitas rumah sakit.

"Babby, apa kau marah padaku, hm? Maafkan aku sudah membentak dirimu." bisik Wang Yibo, mengecup punggung telapak tangan Xiao Zhan.

Wang Yibo sampai memindahkan meja kerjanya ke dalam kamar, demi bisa menjaga Xiao Zhan yang kini masih setia memejamkan matanya. Dengan selang infus tertancap di punggung pergelangan tangannya.

Wang Yibo menatap foto Sean yang diam-diam dia ambil beberapa bulan yang lalu. Dia tersenyum tipis, sembari mengelus kaca pigura di hadapannya.

"Babby, kapan kau akan membalas perasaanku?"

TWINS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang