Bab ³²

9.6K 706 17
                                        

°
°
°

Happy reading! Bantu Vote, Comen, Follow!





Di sisi lain, di sebuah ruangan gelap dan juga sangat lembab. Sean di sekap dengan tubuh terikat. Keadaan pemuda itu nampak begitu mengenaskan, kulit pucat serta terdapat luka tembakan di bahu kanannya. Bahkan saat ini luka itu nampak basah dengan nanah dan darah tak henti mengalir, sepertinya sudah infeksi.

"Sean, kau masih sadar?" bisik seorang pria yang tak lain adalah Zhu Zan Jin.

Sean perlahan membuka kedua matanya yang hanya bisa menatap sayu. "Pergilah, kau bisa dapat masalah jika tua bangka itu melihatnya." lirih Sean dengan suara seraknya.

Zhu Zan Jin melepas rantai yang mengikat tangan Sean. Seketika tubuh lemah itu ambruk.

"Sean! Shhh ..." Zhu Zan Jin menahan tubuh ringkih Sean.

"Aku sudah tidak kuat lagi." bisik Sean.

"Aku harus membawamu pergi, ku mohon bertahanlah sebentar saja." Zhu Zan Jin ingin menangis saja rasanya.

Tap! Tap! Tap!

Suara ketukan sepatu terdengar mendekat, Zhu Zan Jin segera mengikat kembali tubuh Sean di atas kursi. Tak lama Tuan Xiao datang.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" tanya pria tua itu pada Zhu Zan Jin.

"Tu-Tuan, saya hanya ingin memberikan makanan pada Sean." sahut Zhu Zan Jin apa adanya.

"Hei! Siapa yang menyuruhmu memberikan makanan padanya?! Biarkan dia mati perlahan. Itu hukuman untuk anak yang berani membangkang perintahku." Ujar Tuan Xiao.

Zhu Zan Jin sedikit merasa aneh, perlakuan tuan Xiao pada anaknya terlalu berlebihan. Bagaimana pun, Sean merupakan anak kandungnya. Tidak, Zhu Zan Jin tidak akan tinggal diam.

"Jangan berani-beraninya dirimu membantu bocah ini! Jika sampai aku tau, kau berani menolongnya .. maka, nyawamu yang akan menjadi gantinya." ancam Tuan Xiao, sebelum kemudian meninggalkan ruangan gelap tersebut.

Selepas kepergian Tuan Xiao. Zhu Zan Jin berusaha mencari jalan keluar, dia tidak punya waktu banyak. Nyawa Sean dalam bahaya.

.
.

Wang Zhuocheng tiba-tiba merasa gelisah dalam beberapa hari belakangan. Dia memikirkan keadaan Sean. Bocah itu tidak lagi memberikan kabar padanya selepas meminta dirinya untuk menjemput Xiao Zhan beberapa Minggu yang lalu.

Ponsel Sean juga tidak aktif, hal buruk menyelimuti pikiran Wang Zhuocheng.

"Apa kalian sudah dapat kabar tentang Sean?" tanyanya pada Xiao Zhan dan Wang Yibo.

Xiao Zhan menggeleng kecil, seketika dia teringat pada Zhu Zan Jin.

"Apa aku harus menghubungi paman Zhu?" gumamnya.

Wang Zhuocheng yang mendengar itu sedikit bingung, kenapa dengan Zhu Zan Jin? Apa hubungan Xiao Zhan dengan mantan sekretarisnya itu? Yah! Zhu Zan Jin tiba-tiba meminta resign dengan alasan ingin kembali ke kampung halaman. Dan dengan mudahnya Wang Zhuocheng menyetubuhi permintaan pria tersebut, karena memang tak ada kecurigaan apapun pada Zhu Zan Jin.

Xiao Zhan menceritakan semua hal yang terjadi pada Wang Zhuocheng dan Wang Yibo. Mereka begitu syok mendengar penjelasan Xiao Zhan. Berarti selama ini mereka hidup bersama seorang mata-mata? Ayolah, ini sangat mengejutkan.

Xiao Zhan sedikit ragu untuk menghubungi Zhu Zan Jin, dia takut jika pria itu mengadu pada ayahnya. Namun keinginannya untuk mencari kabar Sean begitu besar, terlebih mereka berpisah di saat Sean tengah bertarung dengan  para pengawal tuan Xiao.

TWINS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang