Part 5 : Minimarket

39 5 2
                                    

"Jangan dibiasain, Arin.."
- Abian Mahendra


୨୧

Suasana di kantin SMA Nusa Bangsa semakin memanas. Para siswa dan siswi sudah berkerumun mendekati beberapa orang yang sedang berkonflik di tengah makan siang mereka. Karina masih memikirkan berbagai cara untuk mencegah ketiga laki-laki tersebut melakukan keributan yang lebih besar lagi.

"Gue dateng baik-baik, kenapa lo emosi?"

"Lo ngelibatin orang lain." Ucap Abian dengan wajah tak suka. Tangannya masih menggenggam erat pergelangan tangan Nata. Begitu juga Gafa.

"Gue cuma mau kenalan emangnya gak boleh?" Nata menoleh ke arah Karina.

"Lo-"

"Cukup, Fa," Karina memotong ucapan Gafa.

"Lepasin tangan dia." Perintah Karina barusan membuat Abian dan Gafa tidak mengerti. Karina melihat wajah kedua laki-laki tersebut secara bergantian untuk meyakinkan mereka. Gafa pun melepaskan genggaman tangannya. Sedangkan Abian masih berpegang teguh pada pendiriannya.

"Bian, gapapa." Tegas Karina lagi.

Mau tidak mau, Abian melepaskan tangan Nata dari genggamannya. Entah apa yang sedang Karina pikirkan. Hal itu membuat Abian sedikit khawatir.

"Lo, berdiri," Ucap Karina kepada Nata. Nata terlihat sedikit bingung.

"Cepet." Nata menuruti permintaan gadis satu itu. Karina melangkah pergi dari meja mereka. Abian pun mengikuti Karina dan Nata yang akan melenggang pergi.

"Bian, lo.. Tunggu disini aja, ya." Cegah Karina. Ia sengaja membawa Nata menjauh dari Abian agar tidak terjadi percekcokan diantara mereka. Dengan ragu, Abian menghentikan langkahnya.

"Kar, biarin gue ikut." Pinta Dara dengan penuh kekhawatiran. Ia tidak mau sahabatnya itu berurusan dengan laki-laki seperti Nata.

"Sebentar doang, Dar. Oke?" Karina mengedipkan satu matanya kepada Dara sambil tersenyum. Dara tetap tidak rela. Namun, ia tahu jika Karina pasti bisa menghadapi laki-laki bernama Nata itu.

Nata yang mulai mengerti dengan situasi saat ini menjadi sedikit senang. Ia memasang ekspresi meledek kepada beberapa oknum yang sedang mengkhawatirkan Karina. Kemudian, ia melangkah pergi dengan senyum penuh kemenangan.

Di sebuah lorong yang tidak banyak dilalui orang, Karina menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Nata yang masih saja bangga dengan dirinya.

"Lo Nata, kan? Gue Karina. Gue suka jus mangga dan benci keributan."

"Kenapa lo ngasih tau itu ke gue?" Tanya Nata sedikit heran.

"Sekarang udah kenal, kan? Kalo gitu, gue balik." Karina melewati Nata yang masih mencerna perkataanya.

"Oi, Karina!" Karina membalikkan tubuhnya lagi. Sambil tertawa kecil, Nata berlari mendekati Karina.

"Oke.. Lo gak salah, sih. Kita udah kenalan. Terus sekarang mau gimana?"

"Apanya?"

"Itu aja?"

Karina mengernyitkan kedua alisnya. "Apa lagi? Oh, jangan ganggu Abian lagi."

"Kenapa? Lo siapa ngelarang gue?" Emosi Nata mulai terlihat lagi.

"Gue Karina. Lo pikun?" Celetuk Karina tanpa perasaan takut sedikit pun. Nata sangat heran dengan tingkah Karina yang tidak bisa ditebak.

Melihat Nata yang tidak merespon, Karina pun pergi meninggalkannya. Nata tertawa sendiri sambil memperhatikan Karina dari belakang.

ABIAN MAHENDRA || Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang